Iran Tak Takut Digertak F-35 dan Kapal Perang AS, Begini Respons Teheran
loading...
A
A
A
“Iran memantau dengan kepekaan dan akurasi setiap tindakan ilegal dan tidak konstruktif yang memengaruhi keamanan kawasan, dan akan memberikan perhatian khusus pada setiap tindakan provokatif dan ilegal, terutama di dekat perbatasannya,” tegas Kanaani.
Pada Juni 2019, pasukan pertahanan udara Iran menembak jatuh drone mata-mata AS senilai USD220 juta setelah melanggar wilayah udara Iran di atas Selat Hormuz.
Pada Januari 2020, setelah Washington melancarkan serangan pembunuhan tanpa alasan terhadap Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds IRGC, Iran membombardir sepasang pangkalan AS di Irak dengan sekitar selusin rudal balistik, menyebabkan lebih dari 100 tentara AS mengalami cedera otak traumatis.
Pentagon, pada hari Senin lalu mengumumkan pengerahan tambahan aset-aset tempurnya ke kawasan Teluk Persia dengan dalih mencegah Iran merebut lebih banyak kapal tanker minyak yang melintasi Selat Hormuz.
“Menanggapi sejumlah peristiwa yang mengkhawatirkan baru-baru ini di Selat Hormuz, [Menteri Pertahanan Lloyd Austin] telah memerintahkan pengerahan kapal perusak USS Thomas Hudner, pesawat tempur F-35 dan pesawat tempur F-16 ke area tanggung jawab Komando Pusat AS untuk membela kepentingan AS dan melindungi kebebasan navigasi di kawasan itu,” kata wakil juru bicara Pentagon Sabrina Singh.
Militer AS sudah memiliki F-16 dan A-10 Warthogs di wilayah tersebut—yang terakhir telah berpatroli di sana selama lebih dari seminggu setelah pasukan Angkatan Laut Iran pada 5 Juli mencoba merebut dua kapal tanker minyak di atau dekat Teluk Oman, menembaki salah satunya.
Seorang pejabat pertahanan AS pertama kali mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat pekan lalu bahwa F-16 dimaksudkan untuk memberikan perlindungan udara kepada kapal-kapal yang melintasi jalur perairan Selat Hormuz—rute pasokan penting untuk pengiriman minyak dunia—dan bertindak sebagai pencegah untuk Iran.
(mas)