Perang Terus Berlanjut, Negara-negara Ini Menolak Bantu Ukraina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Konflik antara Rusia dan Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Berjalan selama 16 bulan, konflik pun memasuki babak baru setelah Ukraina melancarkan serangan balik.
Meski telah melancarkan serangan balik, nyatanya Ukraina masih membutuhkan bantuan militer agar upayanya untuk merebut sejumlah wilayah yang diduduki oleh Rusia berjalan sesuai rencana.
Namun, rupanya tidak semua negara bersedia membantu Ukraina. Berikut beberapa negara yang menolak untuk membantu Ukraina dilansir dari sejumlah sumber.
Sementara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Uni Eropa menggambarkan Rusia sebagai musuh dunia modern, India memilih untuk bersikap netral atas konflik di Ukraina.
Hanya butuh satu hari bagi Perdana Menteri India Narendra Modi untuk menyerukan penghentian kekerasan tetapi tidak mengambil tindakan nyata.
Meskipun menjadi negara demokrasi terpadat di dunia, Moskow dan New Delhi menikmati hubungan ekonomi yang erat.
Hubungan itu diperkuat oleh pertemuan penting pada Desember tahun lalu, ketika Modi dan Putin menandatangani banyak perjanjian pertahanan – termasuk pengadaan lebih dari 600.000 senapan serbu India dari Rusia.
China adalah salah satu kekuatan raksasa dunia. Namun, China memutuskan untuk tidak memberikan bantuan kepada Ukraina. Beijing menilai memberikan bantuan senjata untuk Ukraina tidak akan menghentikan perang.
Menariknya, beberapa mingggu sebelum meluncurkan invasi ke Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden China Xi Jinping jelang Olimpiade Musim Dingin Beijing.
China dan Rusia juga telah menandatangani perjanjian yang menyatakan penciptaan tatanan dunia baru yang mereka gambarkan sebagai kemitraan 'tanpa batas' yang mencakup dukungan Beijing untuk pandangan Rusia bahwa Ukraina harus tetap berada di luar NATO.
Dalam beberapa tahun terakhir mereka telah menemukan musuh bersama di Amerika Serikat. Para pemimpin Rusia dan China dipersatukan oleh keyakinan bahwa AS sedang merencanakan untuk merusak dan menggulingkan pemerintah mereka dengan kedok demokrasi dan hak asasi manusia.
Belum lama ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan penjelasan mengapa negaranya tidak membantu Ukraina.
Dalam sebuah wawancara pekan lalu, Netanyahu berpendapat bahwa Israel tidak dapat memberikan senjata ke Kyiv karena keterlibatan Rusia di Suriah, di tengah kekhawatiran bahwa senjata tersebut pada akhirnya akan jatuh ke tangan Iran.
Meski telah melancarkan serangan balik, nyatanya Ukraina masih membutuhkan bantuan militer agar upayanya untuk merebut sejumlah wilayah yang diduduki oleh Rusia berjalan sesuai rencana.
Namun, rupanya tidak semua negara bersedia membantu Ukraina. Berikut beberapa negara yang menolak untuk membantu Ukraina dilansir dari sejumlah sumber.
1. India
Sementara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Uni Eropa menggambarkan Rusia sebagai musuh dunia modern, India memilih untuk bersikap netral atas konflik di Ukraina.
Hanya butuh satu hari bagi Perdana Menteri India Narendra Modi untuk menyerukan penghentian kekerasan tetapi tidak mengambil tindakan nyata.
Meskipun menjadi negara demokrasi terpadat di dunia, Moskow dan New Delhi menikmati hubungan ekonomi yang erat.
Hubungan itu diperkuat oleh pertemuan penting pada Desember tahun lalu, ketika Modi dan Putin menandatangani banyak perjanjian pertahanan – termasuk pengadaan lebih dari 600.000 senapan serbu India dari Rusia.
2. China
China adalah salah satu kekuatan raksasa dunia. Namun, China memutuskan untuk tidak memberikan bantuan kepada Ukraina. Beijing menilai memberikan bantuan senjata untuk Ukraina tidak akan menghentikan perang.
Menariknya, beberapa mingggu sebelum meluncurkan invasi ke Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden China Xi Jinping jelang Olimpiade Musim Dingin Beijing.
China dan Rusia juga telah menandatangani perjanjian yang menyatakan penciptaan tatanan dunia baru yang mereka gambarkan sebagai kemitraan 'tanpa batas' yang mencakup dukungan Beijing untuk pandangan Rusia bahwa Ukraina harus tetap berada di luar NATO.
Dalam beberapa tahun terakhir mereka telah menemukan musuh bersama di Amerika Serikat. Para pemimpin Rusia dan China dipersatukan oleh keyakinan bahwa AS sedang merencanakan untuk merusak dan menggulingkan pemerintah mereka dengan kedok demokrasi dan hak asasi manusia.
3. Israel
Belum lama ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan penjelasan mengapa negaranya tidak membantu Ukraina.
Dalam sebuah wawancara pekan lalu, Netanyahu berpendapat bahwa Israel tidak dapat memberikan senjata ke Kyiv karena keterlibatan Rusia di Suriah, di tengah kekhawatiran bahwa senjata tersebut pada akhirnya akan jatuh ke tangan Iran.