Perang Terus Berlanjut, Negara-negara Ini Menolak Bantu Ukraina

Jum'at, 30 Juni 2023 - 09:36 WIB
loading...
Perang Terus Berlanjut,...
Sejumlah negara menolak memberikan bantuan militer untuk Ukraiana. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Konflik antara Rusia dan Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Berjalan selama 16 bulan, konflik pun memasuki babak baru setelah Ukraina melancarkan serangan balik.

Meski telah melancarkan serangan balik, nyatanya Ukraina masih membutuhkan bantuan militer agar upayanya untuk merebut sejumlah wilayah yang diduduki oleh Rusia berjalan sesuai rencana.

Namun, rupanya tidak semua negara bersedia membantu Ukraina. Berikut beberapa negara yang menolak untuk membantu Ukraina dilansir dari sejumlah sumber.

1. India


Sementara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Uni Eropa menggambarkan Rusia sebagai musuh dunia modern, India memilih untuk bersikap netral atas konflik di Ukraina.

Hanya butuh satu hari bagi Perdana Menteri India Narendra Modi untuk menyerukan penghentian kekerasan tetapi tidak mengambil tindakan nyata.

Meskipun menjadi negara demokrasi terpadat di dunia, Moskow dan New Delhi menikmati hubungan ekonomi yang erat.

Hubungan itu diperkuat oleh pertemuan penting pada Desember tahun lalu, ketika Modi dan Putin menandatangani banyak perjanjian pertahanan – termasuk pengadaan lebih dari 600.000 senapan serbu India dari Rusia.

2. China


China adalah salah satu kekuatan raksasa dunia. Namun, China memutuskan untuk tidak memberikan bantuan kepada Ukraina. Beijing menilai memberikan bantuan senjata untuk Ukraina tidak akan menghentikan perang.

Menariknya, beberapa mingggu sebelum meluncurkan invasi ke Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden China Xi Jinping jelang Olimpiade Musim Dingin Beijing.

China dan Rusia juga telah menandatangani perjanjian yang menyatakan penciptaan tatanan dunia baru yang mereka gambarkan sebagai kemitraan 'tanpa batas' yang mencakup dukungan Beijing untuk pandangan Rusia bahwa Ukraina harus tetap berada di luar NATO.

Dalam beberapa tahun terakhir mereka telah menemukan musuh bersama di Amerika Serikat. Para pemimpin Rusia dan China dipersatukan oleh keyakinan bahwa AS sedang merencanakan untuk merusak dan menggulingkan pemerintah mereka dengan kedok demokrasi dan hak asasi manusia.

3. Israel


Belum lama ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan penjelasan mengapa negaranya tidak membantu Ukraina.

Dalam sebuah wawancara pekan lalu, Netanyahu berpendapat bahwa Israel tidak dapat memberikan senjata ke Kyiv karena keterlibatan Rusia di Suriah, di tengah kekhawatiran bahwa senjata tersebut pada akhirnya akan jatuh ke tangan Iran.

Meski begitu, Israel telah mengirimkan bantuan kemanusiaan dan sistem peringatan dini ke Kiev. Laporan media juga menunjukkan bahwa Israel telah menyetujui beberapa lisensi yang memungkinkan sistem peperangan elektronik yang mampu mengganggu drone untuk diekspor ke Ukraina.

4. Negara-negara Amerika Latin


Sejumlah negara Amerika Selatan atau Latin menolak untuk memberikan bantuan militer untuk Ukraina.

Saat AS memberikan tawaran kepada negara-negara Amerika Latin untuk menyumbangkan peralatan militer buatan Rusia mereka yang sudah usang ke Ukraina dan akan menggantinya dengan yang lebih unggul, para pemimpin negara Amerika Latin berbaris mengecamnya.

“Bahkan jika mereka berakhir sebagai memo di Kolombia, kami tidak akan menyerahkan senjata Rusia untuk dibawa ke Ukraina guna memperpanjang perang,” jawab presiden sayap kiri Kolombia Gustavo Petro.

“Kami tidak memihak kedua belah pihak. Kami (memihak) untuk perdamaian,” imbuhnya.

“Brasil tidak tertarik untuk menyerahkan amunisi yang akan digunakan dalam perang antara Ukraina dan Rusia,” kata Presiden Luiz Inácio Lula da Silva.

“Brasil adalah negara yang damai. Saat ini, kita perlu menemukan mereka yang menginginkan perdamaian, sebuah kata yang sejauh ini jarang digunakan,” sambungnya.

Argentina juga mengambil garis yang sama.

“Argentina tidak akan bekerja sama dalam perang,” kata seorang juru bicara kementerian pertahanan.

“Tidak pantas bekerja sama dengan mengirim senjata ke konflik di Eropa,” demikian kata juru bicara kementerian pertahanan Argentina.

5. Korea Selatan


Korea Selatan (Korsel) juga masuk dalam daftar negara yang menolak untuk mengirimkan senjata ke Kiev. Sekutu utama AS dan produsen utama amunisi artileri, Korea Selatan sejauh ini berusaha menghindari permusuhan dengan Rusia karena perusahaannya beroperasi di sana dan pengaruh Moskow atas Korea Utara, meskipun ada tekanan yang meningkat dari negara-negara barat untuk pasokan senjata.

6. Swiss


Negara berpenduduk 8,8 juta orang yang terkurung daratan itu memiliki posisi netral militer yang dipersenjatai dengan baik sejak lama.

Terlepas dari tekanan dari Kiev dan sekutunya, Swiss sejauh ini tidak mengizinkan negara-negara lain yang memiliki persenjataan buatannya untuk mengekspornya kembali ke Ukraina.

Undang-Undang Material Perang negara itu melarang semua ekspor ulang persenjataannya jika negara penerima berada dalam konflik bersenjata internasional.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1180 seconds (0.1#10.140)