PBB: Pasukan Rusia Siksa dan Eksekusi Warga Sipil di Ukraina
loading...
A
A
A
KIEV - Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB mengatakan pasukan Rusia telah melakukan penyiksaan yang meluas dan sistematis terhadap warga sipil yang ditahan sehubungan dengan serangan mereka di Ukraina . Pasukan Rusia juga mengeksekusi lebih dari 70 dari mereka.
Kantor HAM PBB mewawancarai ratusan korban dan saksi untuk sebuah laporan yang merinci lebih dari 900 kasus warga sipil, termasuk anak-anak dan orang tua, yang ditahan secara sewenang-wenang dalam konflik, kebanyakan dari mereka oleh Rusia.
Kepala Kantor HAM PBB di Ukraina, Matilda Bogner, mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka disiksa dan dalam beberapa kasus menjadi sasaran kekerasan seksual selama penahanan oleh pasukan Rusia.
Laporan PBB akan diserahkan kepada jaksa penuntut umum Ukraina dan ICC saat mengumpulkan bukti terhadap individu Rusia yang dituduh melakukan kejahatan perang selama invasi Ukraina.
Laporan tersebut mencakup periode 15 bulan dari awal invasi Rusia hingga Mei 2023. Laporan itu juga mendokumentasikan 75 kasus penahanan sewenang-wenang oleh pasukan keamanan Ukraina, dengan mengatakan sebagian besar dari kasus ini juga merupakan penghilangan paksa.
Laporan ini mendokumentasikan 864 kasus penahanan individu sewenang-wenang oleh Rusia – 763 laki-laki, 94 perempuan dan tujuh anak laki-laki – banyak di antaranya juga merupakan penghilangan paksa.
“Penyiksaan digunakan untuk memaksa korban mengaku membantu angkatan bersenjata Ukraina, memaksa mereka untuk bekerja sama dengan otoritas pendudukan atau mengintimidasi mereka yang berpandangan pro-Ukraina,” ujar Bogner.
"Lebih dari setengah dari mereka yang ditahan oleh pasukan Ukraina juga melaporkan disiksa atau dianiaya, biasanya saat diinterogasi atau segera setelah ditangkap," imbuh Bogner seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (27/6/2023).
Dikatakan oleh Bogner, Ukraina memberi para penyelidik PBB akses rahasia tanpa hambatan kepada para tahanan di pusat-pusat penahanan resmi, dengan pengecualian sekelompok 87 pelaut Rusia.
Kantor HAM PBB mewawancarai ratusan korban dan saksi untuk sebuah laporan yang merinci lebih dari 900 kasus warga sipil, termasuk anak-anak dan orang tua, yang ditahan secara sewenang-wenang dalam konflik, kebanyakan dari mereka oleh Rusia.
Kepala Kantor HAM PBB di Ukraina, Matilda Bogner, mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka disiksa dan dalam beberapa kasus menjadi sasaran kekerasan seksual selama penahanan oleh pasukan Rusia.
Laporan PBB akan diserahkan kepada jaksa penuntut umum Ukraina dan ICC saat mengumpulkan bukti terhadap individu Rusia yang dituduh melakukan kejahatan perang selama invasi Ukraina.
Laporan tersebut mencakup periode 15 bulan dari awal invasi Rusia hingga Mei 2023. Laporan itu juga mendokumentasikan 75 kasus penahanan sewenang-wenang oleh pasukan keamanan Ukraina, dengan mengatakan sebagian besar dari kasus ini juga merupakan penghilangan paksa.
Laporan ini mendokumentasikan 864 kasus penahanan individu sewenang-wenang oleh Rusia – 763 laki-laki, 94 perempuan dan tujuh anak laki-laki – banyak di antaranya juga merupakan penghilangan paksa.
“Penyiksaan digunakan untuk memaksa korban mengaku membantu angkatan bersenjata Ukraina, memaksa mereka untuk bekerja sama dengan otoritas pendudukan atau mengintimidasi mereka yang berpandangan pro-Ukraina,” ujar Bogner.
"Lebih dari setengah dari mereka yang ditahan oleh pasukan Ukraina juga melaporkan disiksa atau dianiaya, biasanya saat diinterogasi atau segera setelah ditangkap," imbuh Bogner seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (27/6/2023).
Dikatakan oleh Bogner, Ukraina memberi para penyelidik PBB akses rahasia tanpa hambatan kepada para tahanan di pusat-pusat penahanan resmi, dengan pengecualian sekelompok 87 pelaut Rusia.