Bos Wagner: Kami Tunjukkan Kelas Master Bagaimana Menginvasi Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengatakan pemberontakan satu hari di Rusia akhir pekan lalu adalah pertunjukan "kelas master" tentang bagaimana seharusnya menginvasi Ukraina.
Menurutnya, aksi yang dipahami banyak pihak sebagai kudeta militer itu bukan untuk menggulingkan pemerintah Presiden Vladimir Putin.
Dalam komentar publik pertamanya sejak mengakhiri pemberontakan pada Sabtu malam, Prigozhin mengulangi klaimnya yang sering bahwa Wagner Group adalah kekuatan tempur paling efektif di Rusia dan bahkan dunia.
Dia mengatakan cara mereka merebut kota Rostov-on-Don di Rusia selatan tanpa pertumpahan darah dan mengirim konvoi bersenjata ke jarak 200 km dari Moskow telah menjadi bukti keefektifan para tentara bayarannya.
"Kami menunjukkan kelas master, sebagaimana seharusnya [menginvasi Ukraina] pada 24 Februari 2022," katanya dalam pesan audio berdurasi 11 menit yang dirilis di Telegram, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (27/6/2023).
"Kami tidak memiliki tujuan untuk menggulingkan rezim yang ada dan pemerintah yang terpilih secara sah," katanya lagi tanpa mengungkap lokasi keberadaannya sekarang.
Prigozhin memperbarui tuduhan, sejauh ini tidak didukung oleh bukti, bahwa militer Rusia telah menyerang kamp Wagner dengan rudal dan kemudian helikopter, menewaskan sekitar 30 orangnya.
Menurutnya serangan itulah yang menjadi pemicu langsung dari apa yang disebutnya "pawai keadilan" pada akhir pekan lalu.
Wagner menghentikan gerak majunya menuju Moskow pada saat Prigozhin menyadari bahwa pihaknya harus menghadapi pasukan Rusia yang menunggu, dan bahwa darah pasti akan tertumpah.
Prigozhin, mantan sekutu dekat Presiden Putin, menekankan bahwa Wagner tidak menumpahkan setetes darah pun ke tanah selama pawai ke utara, tetapi menyesali bahwa para tentara bayarannya harus membunuh tentara Rusia yang menyerang konvoi mereka dari helikopter.
Dia juga sekali lagi mengeluh tentang perintah militer yang harus ditandatangani oleh semua unit sukarelawan termasuk Wagner Group sebelum 1 Juli menempatkan diri mereka di bawah kendali Kementerian Pertahanan Rusia.
Menurutnya, kurang dari dua persen anak buahnya telah mendaftar.
"Tujuan pawai adalah untuk menghindari kehancuran Wagner," katanya.
Dalam rekaman audio tersebut, Prigozhin tidak menjawab pertanyaan apa pun yang masih seputar kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang mengakhiri pemberontakan Wagner.
Kremlin sebelumnya mengatakan bahwa kesepakatan itu termasuk membatalkan tuntutan pidana terhadap Prigozhin dan membiarkan kepindahannya ke Belarusia.
Menurutnya, aksi yang dipahami banyak pihak sebagai kudeta militer itu bukan untuk menggulingkan pemerintah Presiden Vladimir Putin.
Dalam komentar publik pertamanya sejak mengakhiri pemberontakan pada Sabtu malam, Prigozhin mengulangi klaimnya yang sering bahwa Wagner Group adalah kekuatan tempur paling efektif di Rusia dan bahkan dunia.
Dia mengatakan cara mereka merebut kota Rostov-on-Don di Rusia selatan tanpa pertumpahan darah dan mengirim konvoi bersenjata ke jarak 200 km dari Moskow telah menjadi bukti keefektifan para tentara bayarannya.
"Kami menunjukkan kelas master, sebagaimana seharusnya [menginvasi Ukraina] pada 24 Februari 2022," katanya dalam pesan audio berdurasi 11 menit yang dirilis di Telegram, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (27/6/2023).
"Kami tidak memiliki tujuan untuk menggulingkan rezim yang ada dan pemerintah yang terpilih secara sah," katanya lagi tanpa mengungkap lokasi keberadaannya sekarang.
Prigozhin memperbarui tuduhan, sejauh ini tidak didukung oleh bukti, bahwa militer Rusia telah menyerang kamp Wagner dengan rudal dan kemudian helikopter, menewaskan sekitar 30 orangnya.
Menurutnya serangan itulah yang menjadi pemicu langsung dari apa yang disebutnya "pawai keadilan" pada akhir pekan lalu.
Wagner menghentikan gerak majunya menuju Moskow pada saat Prigozhin menyadari bahwa pihaknya harus menghadapi pasukan Rusia yang menunggu, dan bahwa darah pasti akan tertumpah.
Prigozhin, mantan sekutu dekat Presiden Putin, menekankan bahwa Wagner tidak menumpahkan setetes darah pun ke tanah selama pawai ke utara, tetapi menyesali bahwa para tentara bayarannya harus membunuh tentara Rusia yang menyerang konvoi mereka dari helikopter.
Dia juga sekali lagi mengeluh tentang perintah militer yang harus ditandatangani oleh semua unit sukarelawan termasuk Wagner Group sebelum 1 Juli menempatkan diri mereka di bawah kendali Kementerian Pertahanan Rusia.
Menurutnya, kurang dari dua persen anak buahnya telah mendaftar.
"Tujuan pawai adalah untuk menghindari kehancuran Wagner," katanya.
Dalam rekaman audio tersebut, Prigozhin tidak menjawab pertanyaan apa pun yang masih seputar kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang mengakhiri pemberontakan Wagner.
Kremlin sebelumnya mengatakan bahwa kesepakatan itu termasuk membatalkan tuntutan pidana terhadap Prigozhin dan membiarkan kepindahannya ke Belarusia.
(mas)