7 Alasan Mengapa AS dan Iran Menggelar Negosiasi Tertutup

Senin, 19 Juni 2023 - 11:14 WIB
loading...
A A A
Itu juga bisa melihat Washington dan sekutu Eropanya menahan diri dari mendorong resolusi hukuman lebih lanjut di dewan gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terhadap Iran. Pasalnya, resolusi kecaman kedua pada November lalu mendorong Iran untuk meningkatkan pengayaan uraniumnya di pabrik nuklir utama.

3. Menghidupkan Kembali Diplomasi

Para ahli mengatakan para pihak mencari kesepakatan jangka pendek dengan tujuan utama daripada menunggu kebangkitan kembali kesepakatan 2015, yang telah berulang kali terhenti.

Pembicaraan itu menandakan dimulainya kembali diplomasi antara dua musuh tradisional.

Juru bicara kementerian luar negeri Iran Nasser Kanani tampaknya mengkonfirmasi pembicaraan tersebut dengan mengatakan "negosiasi Muscat bukanlah rahasia." Kantor Berita Tasnim menyatakan, tidak ada niat untuk merundingkan kesepakatan yang terpisah dari JCPOA.

Namun pemerintah AS sejauh ini membantah ada kesepakatan yang sedang dinegosiasikan dengan Iran.


4. AS Masih Jual Mahal

“Pemerintahan Presiden Joe Biden tidak ingin terlihat memberikan konsesi kepada Iran", kata Mahjoob Zweiri, direktur Pusat Studi Teluk di Universitas Qatar, terutama menjelang pemilihan presiden tahun depan, dilansir Al Jazeera.

“Mereka juga tidak ingin sekutu AS Israel menyerang negara pendukung Iran karena itu dapat memperumit situasi regional,” tutur Zweiri.

Dengan AS yang jual mahal, apakah ada kesepakatan sementara?

“Kesepakatan jangka pendek baik untuk kedua belah pihak karena tidak akan terlihat seperti konsesi besar, dan pada saat yang sama akan meredakan situasi,” kata Zweiri.

Kesepakatan sementara juga tidak memerlukan persetujuan Kongres AS, di mana banyak yang menentang pemberian keuntungan kepada Iran karena dugaan bantuan militernya ke Rusia.

“Iran telah memberikan Rusia pesawat tak berawak, itu membuat marah Barat,” kata Zweiri. Selain itu, dia menambahkan bahwa itu adalah "komplikasi besar" untuk kesepakatan antara Iran dan Barat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1822 seconds (0.1#10.140)