Fakta Sejarah di Balik Polisi Mesir Tembak Mati 3 Tentara Israel

Kamis, 15 Juni 2023 - 08:53 WIB
loading...
A A A
Kemudian, pada tahun 1973, Presiden Mesir Anwar Sadat terlibat dalam perang untuk membangkitkan hubungan yang stagnan dengan Israel untuk berakhir dengan normalisasi hubungan dan kesepakatan damai pada tahun 1979. Tentara Mesir dikhianati oleh kepemimpinannya; itu bisa saja maju melintasi Sinai dan memasuki Yerusalem, tetapi perintah dari atas adalah pergi hanya beberapa kilometer setelah melintasi Terusan Suez, dan kemudian berhenti. Hampir 8.000 tentara Mesir tewas.

Mengabaikan atau melupakan semua pengkhianatan dan darah buruk itu tidak mungkin. Tentara Mesir yang telah diperintahkan oleh kepemimpinan politik mereka untuk melindungi Israel terlepas dari semua yang telah terjadi sebelumnya tidak akan pernah bisa menerima pendudukan Israel. Mesir yang telah menonton harian agresi Israel melawan Palestina tidak akan pernah menerima menjadi penjaga pendudukan Israel.

"Lebih dari 90 persen orang Mesir adalah Muslim. Mereka semua menganggap Masjid Al-Aqsa sebagai tempat paling suci ketiga mereka di Bumi. 10 persen orang Mesir yang tersisa adalah orang Kristen yang sangat disayangi oleh situs keagamaan Kristen tersuci di Palestina. Baik situs keagamaan Islam maupun Kristen dinodai setiap hari oleh tentara pendudukan Israel dan pemukim ilegal; bagaimana orang Mesir bisa memiliki cinta untuk Israel?" lanjut Dalloul.

Ketika orang Mesir memiliki presiden yang dipilih secara bebas setelah Revolusi 25 Januari, mereka memaksa duta besar Israel untuk meninggalkan negara itu dan menutup Kedutaan Besar Israel di Kairo.

"Kebenarannya jelas, dan saya yakin elite politik di kedua belah pihak mengetahui hal ini dengan sangat baik, tetapi mereka sangat mencari cara untuk memaksakan narasi mereka tentang dugaan keharmonisan antara kedua negara," imbuh Dalloul.

Dalloul juga mengutip ekspresi kebanggaan warga Mesir atas pembunuhan tiga tentara Zionis Israel oleh Mohammed Salah.

"Saya akan membangun sebuah monumen untuk polisi Mesir yang membunuh tiga tentara pendudukan Israel," kata presiden Klub Sepak Bola Zamalek Mesir, yang dikutip Dalloul.

Sebuah taman olahraga di Mesir juga dinamai dengan nama Ibrahim, sebagai ekspresi kebanggaan pada Mohammed Salah Ibrahim.

"Fakta-fakta sejarah memberi tahu kita semua yang perlu kita ketahui mengapa seorang polisi Mesir berusia 22 tahun mengambil tanggung jawab sendiri untuk membunuh beberapa tentara Israel. Apa pun yang bertentangan, hanya akan menjadi kapur," papar Dalloul.
(mas)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1163 seconds (0.1#10.140)