Pemimpin Oposisi: Bom Nuklir Rusia di Tangan Diktator Gila Belarusia!

Kamis, 15 Juni 2023 - 07:51 WIB
loading...
Pemimpin Oposisi: Bom Nuklir Rusia di Tangan Diktator Gila Belarusia!
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko konfirmasi pasokan pertama senjata nuklir Rusia telah tiba di Minsk. Foto/REUTERS
A A A
WARSAWA - Pemimpin oposisi Belarusia yang diasingkan, Svetlana Tikhanovskaya, memperingatkan bahaya pemindahan senjata nuklir Rusia ke Minsk. Dia menyebut bom dan rudal nuklir itu berada di tangan seorang diktator gila, merujuk pada Presiden Alexander Lukashenko.

Peringatan Tikhanovskaya muncul setelah Lukashenko mengonfirmasi bahwa pasokan pertama senjata nuklir dari Moskow telah tiba di Minsk. Itu lebih cepat dari yang dijanjikan Presiden Rusia Vladimir Putin, yakni 7 Juli.

Tikhanovskaya, yang berbicara kepada BBC di Warsawa, Kamis (15/6/2023), menuduh politisi Barat tetap diam tentang penyebaran pertama senjata nuklir taktis di luar Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.



Lukashenko, pemimpin otoriter Belarusia, membuat pengumumannya dalam diskusi dengan penyiar televisi pemerintah Rusia, yang dilakukan di suatu tempat di pedesaan Belarusia dengan truk militer dan perangkat keras ditempatkan dengan hati-hati sebagai latar belakang.

Ketika penyiar televisi memintanya untuk mengklarifikasi pernyataannya—bahwa Belarusia telah menerima senjata, lebih cepat dari yang diharapkan—Lukashenko terkekeh, seperti keduanya sedang berbagi lelucon. "Tidak semuanya. Secara bertahap," ujarnya.

Lukashenko dipandang sebagai sekutu utama Rusia, di mana Belarusia berfungsi sebagai landasan peluncuran untuk invasi besar-besaran Presiden Vladimir Putin ke Ukraina pada Februari 2022.

Dalam komentar yang jelas dimaksudkan untuk mengguncang sekutu Ukraina di Barat, Lukashenko menekankan bahwa bom Rusia tiga kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan AS di Nagasaki dan Hiroshima dalam Perang Dunia II.

Dia menambahkan bahwa dia tidak hanya meminta senjata nuklir dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Saya menuntut mereka kembali," katanya, mengklaim bahwa dia membutuhkan senjata itu untuk perlindungan dari agresi eksternal—ancaman palsu yang juga dia gunakan untuk membenarkan penindasannya terhadap semua oposisi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)