Peraih Nobel Sastra Asal Turki Kritik Hagia Sophia Menjadi Masjid
loading...
A
A
A
ISTANBUL - Peralihan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid menimbulkan pujian dan kritik. Bukan hanya dari pihak internasional, masyarakat Turki juga tidak sedikit yang mengkritik. Salah kritik yang dilontarkan berasal dari peraih Nobel Sastra asal Turki, Orhan Pamuk.
Orhan Pamuk menganggap pembukaan Hagia Sophia menjadi tempat ibadah menandakan Turki tidak lagi sekuler. "Mengubah Hagia Sophia menjadi masjid sama dengan mengatakan kepada seluruh dunia Turki sudah tidak lagi sekular," kata novelis kenamaan Turki itu. (Baca juga: Zakir Naik: Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid Boleh karena di Tanah Taklukkan Muslim)
Penulis novel My Name is Red itu mencurahkan bahwa bukan hanya dirinya yang kecewa tapi jutaan rakyat sekuler Turki. Ia menambahkan, status Hagia Sophia menjadi museum merupakan kebanggaan yang dimiliki masyarakat sekuler Turki. "Ada jutaan orang Turki sekuler seperti saya yang menangis menentang hal ini, tetapi suara mereka tidak didengar," ujarnya. (Baca juga: Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, Yunani Kutuk Turki)
Hari ini, Presiden Turki Tayyip Erdogan membuka Hagia Sophia menjadi tempat ibadah umat muslim. Melalui Badan Urusan Agama (Diyanet) Turki, pemerintah juga telah menunjuk 8 pengurus baru Hagia Sophia, 3 orang sebagai imam dan 5 lainnya sebagai muazin. (Baca juga: Erdogan Jadikan Hagia Sophia Masjid, Ini Respons Tokoh-tokoh Muslim Indonesia)
Ketiga imam Masjid Hagia Sophia itu antara lain: Mehmet Boynukalin, Ferruh Mustuer, dan Bunyamin Topcuoglu. Sementara kelima muazin Hagia Sophia adalah Mehmet Hadi Duran, Ridwan Akbas, Sukru Asileren, Ibrahim Coban, dan Alpcan Celik.
Secara jelas, Erdogan juga telah berpidato dan mengubah identitas Hagia Sophia dari sekular dengan status museum menjadi rumah ibadah. Erdogan melegitimasi keputusannya itu dengan mengklaim keinginan Sultan Fatih Mehmet yang menaklukan Konstantinopel.
"Setelah 86 tahun, dengan putusan pengadilan ini, dan dengan langkah-langkah yang kami ambil sejalan dengan keputusan itu, Hagia Sophia menjadi masjid lagi, seperti yang diinginkan Fatih, penakluk Istanbul," katanya.
Orhan Pamuk menganggap pembukaan Hagia Sophia menjadi tempat ibadah menandakan Turki tidak lagi sekuler. "Mengubah Hagia Sophia menjadi masjid sama dengan mengatakan kepada seluruh dunia Turki sudah tidak lagi sekular," kata novelis kenamaan Turki itu. (Baca juga: Zakir Naik: Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid Boleh karena di Tanah Taklukkan Muslim)
Penulis novel My Name is Red itu mencurahkan bahwa bukan hanya dirinya yang kecewa tapi jutaan rakyat sekuler Turki. Ia menambahkan, status Hagia Sophia menjadi museum merupakan kebanggaan yang dimiliki masyarakat sekuler Turki. "Ada jutaan orang Turki sekuler seperti saya yang menangis menentang hal ini, tetapi suara mereka tidak didengar," ujarnya. (Baca juga: Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, Yunani Kutuk Turki)
Hari ini, Presiden Turki Tayyip Erdogan membuka Hagia Sophia menjadi tempat ibadah umat muslim. Melalui Badan Urusan Agama (Diyanet) Turki, pemerintah juga telah menunjuk 8 pengurus baru Hagia Sophia, 3 orang sebagai imam dan 5 lainnya sebagai muazin. (Baca juga: Erdogan Jadikan Hagia Sophia Masjid, Ini Respons Tokoh-tokoh Muslim Indonesia)
Ketiga imam Masjid Hagia Sophia itu antara lain: Mehmet Boynukalin, Ferruh Mustuer, dan Bunyamin Topcuoglu. Sementara kelima muazin Hagia Sophia adalah Mehmet Hadi Duran, Ridwan Akbas, Sukru Asileren, Ibrahim Coban, dan Alpcan Celik.
Secara jelas, Erdogan juga telah berpidato dan mengubah identitas Hagia Sophia dari sekular dengan status museum menjadi rumah ibadah. Erdogan melegitimasi keputusannya itu dengan mengklaim keinginan Sultan Fatih Mehmet yang menaklukan Konstantinopel.
"Setelah 86 tahun, dengan putusan pengadilan ini, dan dengan langkah-langkah yang kami ambil sejalan dengan keputusan itu, Hagia Sophia menjadi masjid lagi, seperti yang diinginkan Fatih, penakluk Istanbul," katanya.
(poe)