Takut Jadi Martir, Mesir Larang Pemakaman Umum untuk Mohammed Salah
loading...
A
A
A
KAIRO - Ketegangan berkobar di Kairo ketika otoritas Mesir melarang aktivis dan anggota keluarga mengadakan pemakaman umum untuk Mohammed Salah. Salah adalah anggota wajib militer yang diduga terlibat dalam penembakan yang menewaskan tiga tentara Israel , memicu ketegangan kedua negara.
Pihak berwenang Mesir pada Selasa malam melarang aktivis dan anggota keluarga wajib militer Mesir Mohammed Salah melakukan pemakaman umum di luar rumah almarhum di Ibu Kota Kairo, karena khawatir dia dapat diperlakukan sebagai martir.
Mohammed Salah. Foto/Middle East Eye
Salah, seorang anggota pasukan keamanan yang bertugas di sepanjang perbatasan Mesir dengan Israel, diyakini terlibat dalam penembakan yang menewaskan tiga tentara Israel setelah ia memasuki wilayah Israel dan tewas dalam baku tembak pada hari Sabtu.
Pada hari Selasa, pasukan keamanan menutup jalan menuju rumah almarhum di lingkungan kelas menengah Ain Shams, timur laut Kairo, dan polisi dikerahkan di sekitar rumah.
Saksi mengatakan kepada The New Arab bahwa aktivis pro-Palestina dan anggota kelompok oposisi yang berusaha mencapai lokasi melalui stasiun metro bawah tanah terdekat diburu oleh pasukan keamanan dan dipaksa untuk mundur.
Beberapa koresponden yang bekerja untuk kantor berita Eropa di Kairo berhasil mencapai rumah tersebut dan berbicara dengan anggota keluarga.
"Tapi tak lama kemudian, para wartawan ditahan sebentar dan diinterogasi oleh petugas keamanan negara di kantor polisi setempat sebelum mereka diperingatkan dan diizinkan pergi dengan tangan kosong," kata seorang sumber keamanan tanpa menyebut nama seperti dikutip dari The New Arab, Kamis (8/6/2023).
Menurut saksi, kehadiran keamanan intensif di daerah itu tetap ada, dengan maksud untuk membatasi kemungkinan pertemuan publik untuk berkabung.
Pihak berwenang Mesir pada Selasa malam melarang aktivis dan anggota keluarga wajib militer Mesir Mohammed Salah melakukan pemakaman umum di luar rumah almarhum di Ibu Kota Kairo, karena khawatir dia dapat diperlakukan sebagai martir.
Mohammed Salah. Foto/Middle East Eye
Salah, seorang anggota pasukan keamanan yang bertugas di sepanjang perbatasan Mesir dengan Israel, diyakini terlibat dalam penembakan yang menewaskan tiga tentara Israel setelah ia memasuki wilayah Israel dan tewas dalam baku tembak pada hari Sabtu.
Pada hari Selasa, pasukan keamanan menutup jalan menuju rumah almarhum di lingkungan kelas menengah Ain Shams, timur laut Kairo, dan polisi dikerahkan di sekitar rumah.
Saksi mengatakan kepada The New Arab bahwa aktivis pro-Palestina dan anggota kelompok oposisi yang berusaha mencapai lokasi melalui stasiun metro bawah tanah terdekat diburu oleh pasukan keamanan dan dipaksa untuk mundur.
Beberapa koresponden yang bekerja untuk kantor berita Eropa di Kairo berhasil mencapai rumah tersebut dan berbicara dengan anggota keluarga.
"Tapi tak lama kemudian, para wartawan ditahan sebentar dan diinterogasi oleh petugas keamanan negara di kantor polisi setempat sebelum mereka diperingatkan dan diizinkan pergi dengan tangan kosong," kata seorang sumber keamanan tanpa menyebut nama seperti dikutip dari The New Arab, Kamis (8/6/2023).
Menurut saksi, kehadiran keamanan intensif di daerah itu tetap ada, dengan maksud untuk membatasi kemungkinan pertemuan publik untuk berkabung.