10 Krisis Kemanusiaan Terburuk pada 2023, Mayoritas Disebabkan Perang

Kamis, 08 Juni 2023 - 13:15 WIB
loading...
A A A
Meskipun banjir parah, tanaman hancur, dan wabah penyakit, kekurangan dana memaksa Program Pangan Dunia untuk menangguhkan sebagian bantuan pangannya pada tahun 2022.

Konflik di seluruh negeri juga mengancam warga sipil dan pendukung kemanusiaan. Sudan Selatan secara konsisten memiliki tingkat kekerasan tertinggi di dunia terhadap pekerja bantuan, menghambat kemampuan mereka untuk menjangkau orang yang membutuhkan.

6. Suriah: Perang bertahun-tahun memicu krisis kesehatan

10 Krisis Kemanusiaan Terburuk pada 2023, Mayoritas Disebabkan Perang

Foto/Reuters

Lebih dari satu dekade perang telah menghancurkan sistem kesehatan Suriah dan membuat negara itu berada di ambang kehancuran ekonomi. Konflik selama satu dekade di negara tetangga Lebanon semakin meningkatkan harga pangan dan kemiskinan.

Saat ini, 75% warga Suriah tidak dapat memenuhi kebutuhan paling dasar mereka dan jutaan orang bergantung pada bantuan kemanusiaan.

47% warga Suriah mengandalkan sumber air alternatif dan seringkali untuk memenuhi atau melengkapi kebutuhan air mereka.

Harga barang akan terus meningkat pada 2023. Konflik dan serangan udara yang berkelanjutan dapat memaksa lebih banyak orang meninggalkan rumah mereka.

Wabah kolera pertama dalam satu dekade mengancam perawatan kesehatan dan sistem air Suriah.

Sejak 2014, Dewan Keamanan PBB telah memberi wewenang kepada badan-badan PBB untuk mengirimkan bantuan dari negara-negara tetangga ke Suriah. Garis hidup kritis ini dapat terputus bagi jutaan orang di awal 2023—di tengah musim dingin ketika kebutuhan akan sangat parah.

5. Yaman: Gencatan senjata yang gagal dapat menyebabkan konflik baru

10 Krisis Kemanusiaan Terburuk pada 2023, Mayoritas Disebabkan Perang

Foto/Reuters

Krisis di Yaman semakin dalam karena konflik delapan tahun antara kelompok bersenjata dan pasukan pemerintah masih belum terselesaikan. Sementara gencatan senjata mengurangi pertempuran selama beberapa bulan, gencatan senjata itu runtuh pada Oktober 2022 dan gagal mengurangi konsekuensi ekonomi dan kesehatan dari konflik.

Pendanaan kemanusiaan telah tertinggal. Saat ini, 80% penduduk hidup dalam kemiskinan ekstrim dan 2,2 juta anak kekurangan gizi akut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1391 seconds (0.1#10.140)