Mengenal Zoroaster, Agama Monoteis Tertua di Dunia yang Dikira Menyembah Api
loading...
A
A
A
JAKARTA - Zoroastrianisme atau dikenal sebagai Zoroaster adalah agama Persia kuno yang diduga berasal dari 3.500 atau bahkan 4.000 tahun yang lalu. Ia dianggap sebagai keyakinan monoteistik pertama di dunia dan kerap disalahpahami sebagai agama yang menyembah api.
Zoroastrianisme, seperti dikutip dari History, Jumat (2/6/2023) tercatat sebagai agama negara dari tiga dinasti Persia, sampai penaklukan Muslim atas Persia pada abad ke-7 Masehi. Pernah menjadi agama terbesar, sekarang ia menjadi agama dengan jumlah penganut terkecil.
Ketika Persia ditaklukkan Muslim, para penganut Zoroastrianisme—yang disebut Zoroastrian atau Parsis—beremigrasi ke India. Zoroastrianisme kini diperkirakan memiliki sekitar 100.000 hingga 200.000 penganut di seluruh dunia, dan saat ini dipraktikkan sebagai agama minoritas di sebagian Iran dan India.
Zoroastrianisme identik dengan nama Zoroaster—sosok nabi yang dalam bahasa Persia kuno dikenal sebagai Zarathrustra. Nabi Zoroaster dianggap sebagai pendiri Zoroastrianisme.
Sebagian besar dari apa yang diketahui tentang Zoroaster berasal dari Avesta—kumpulan kitab suci agama Zoroastrian. Tidak jelas kapan tepatnya Zoroaster hidup.
Beberapa sarjana percaya bahwa dia sezaman dengan Cyrus Agung, seorang raja Kekaisaran Persia pada abad ke-6 SM, meskipun sebagian besar bukti linguistik dan arkeologi menunjukkan tanggal yang lebih awal—antara 1500 hingga 1200 SM.
Zoroaster diperkirakan lahir di tempat yang sekarang menjadi Iran timur laut atau Afghanistan barat daya. Dia mungkin tinggal di suku yang mengikuti agama kuno dengan banyak dewa (politeisme). Agama ini kemungkinan besar mirip dengan bentuk awal Hindu.
Menurut tradisi Zoroastrian, Zoroaster memiliki visi ilahi dari makhluk tertinggi saat mengambil bagian dalam ritual pemurnian pagan pada usia 30 tahun. Zoroaster mulai mengajar para pengikutnya untuk menyembah satu dewa bernama Ahura Mazda.
Pada 1990-an, arkeolog Rusia di Gonur Tepe, sebuah situs Zaman Perunggu di Turkmenistan, menemukan sisa-sisa yang mereka yakini sebagai kuil api Zoroastrian awal. Kuil ini berasal dari milenium ke-2 SM, menjadikannya situs paling awal yang diketahui terkait dengan Zoroastrianisme.
Cyrus Agung, pendiri Kekaisaran Persia Achaemenid, adalah seorang penganut Zoroastrianisme yang taat. Secara umum, Cyrus adalah seorang penguasa yang toleran yang mengizinkan rakyat non-Irannya untuk mempraktikkan agama mereka sendiri.
Zoroastrianisme, seperti dikutip dari History, Jumat (2/6/2023) tercatat sebagai agama negara dari tiga dinasti Persia, sampai penaklukan Muslim atas Persia pada abad ke-7 Masehi. Pernah menjadi agama terbesar, sekarang ia menjadi agama dengan jumlah penganut terkecil.
Ketika Persia ditaklukkan Muslim, para penganut Zoroastrianisme—yang disebut Zoroastrian atau Parsis—beremigrasi ke India. Zoroastrianisme kini diperkirakan memiliki sekitar 100.000 hingga 200.000 penganut di seluruh dunia, dan saat ini dipraktikkan sebagai agama minoritas di sebagian Iran dan India.
Zoroastrianisme identik dengan nama Zoroaster—sosok nabi yang dalam bahasa Persia kuno dikenal sebagai Zarathrustra. Nabi Zoroaster dianggap sebagai pendiri Zoroastrianisme.
Sebagian besar dari apa yang diketahui tentang Zoroaster berasal dari Avesta—kumpulan kitab suci agama Zoroastrian. Tidak jelas kapan tepatnya Zoroaster hidup.
Beberapa sarjana percaya bahwa dia sezaman dengan Cyrus Agung, seorang raja Kekaisaran Persia pada abad ke-6 SM, meskipun sebagian besar bukti linguistik dan arkeologi menunjukkan tanggal yang lebih awal—antara 1500 hingga 1200 SM.
Zoroaster diperkirakan lahir di tempat yang sekarang menjadi Iran timur laut atau Afghanistan barat daya. Dia mungkin tinggal di suku yang mengikuti agama kuno dengan banyak dewa (politeisme). Agama ini kemungkinan besar mirip dengan bentuk awal Hindu.
Menurut tradisi Zoroastrian, Zoroaster memiliki visi ilahi dari makhluk tertinggi saat mengambil bagian dalam ritual pemurnian pagan pada usia 30 tahun. Zoroaster mulai mengajar para pengikutnya untuk menyembah satu dewa bernama Ahura Mazda.
Pada 1990-an, arkeolog Rusia di Gonur Tepe, sebuah situs Zaman Perunggu di Turkmenistan, menemukan sisa-sisa yang mereka yakini sebagai kuil api Zoroastrian awal. Kuil ini berasal dari milenium ke-2 SM, menjadikannya situs paling awal yang diketahui terkait dengan Zoroastrianisme.
Zoroastrianisme Agama Kekaisaran Persia
Cyrus Agung, pendiri Kekaisaran Persia Achaemenid, adalah seorang penganut Zoroastrianisme yang taat. Secara umum, Cyrus adalah seorang penguasa yang toleran yang mengizinkan rakyat non-Irannya untuk mempraktikkan agama mereka sendiri.