Aksi Penembakan dan Penikaman Guncang Jepang, Empat Tewas

Jum'at, 26 Mei 2023 - 18:15 WIB
loading...
Aksi Penembakan dan Penikaman Guncang Jepang, Empat Tewas
Aksi penembakan dan penikaman guncang Jepang, empat orang tewas. Foto/Reuters
A A A
TOKYO - Seorang pria telah ditangkap setelah empat orang tewas dalam aksi penembakan dan penusukan yang jarang terjadi di Jepang .

Tersangka penyerang menikam seorang wanita dan menembak dua polisi dengan senapan berburu di prefektur Nagano. Korban tewas keempat kemudian dikonfirmasi.

Polisi telah menetapkan tersangka sebagai Masanori Aoki, putra seorang politikus lokal berusia 31 tahun.

Menurut kantor berita Jepang Kyodo, dalam insiden pada hari Kamis kemarin, polisi menerima telepon sekitar pukul 16:25 waktu setempat tentang seorang pria yang mengejar dan kemudian menikam seorang wanita.

Seorang saksi mata yang bekerja di lapangan terdekat mengatakan kepada Kyodo bahwa serangan pria itu terhadap korban pertamanya dilakukan dengan pisau sepanjang 30 cm.

Motifnya tidak jelas. Ketika saksi bertanya kepada tersangka mengapa dia menikam wanita itu, dia menjawab: "Saya membunuhnya karena saya ingin," seperti dilansir dari BBC, Jumat (26/5/2023).

Aoki - yang dilaporkan mengenakan seragam kamuflase, topi, kacamata hitam dan topeng - kemudian diduga menembak petugas polisi yang merespons laporan darurat tersebut.

Belum jelas bagaimana korban keempat - yang digambarkan sebagai wanita tua - meninggal.



Aoki kemudian membarikade dirinya selama hampir 12 jam di dalam rumah ayahnya di daerah perumahan yang tenang di kota Nakano, bersama dengan ibu dan bibinya. Ayahnya, Masamichi Aoki, adalah ketua majelis kota Nakano.

Rekaman dari NHK menunjukkan kendaraan polisi dan ambulans di dekat rumah pelaku. Petugas polisi yang mengenakan pelindung tubuh dan membawa tameng membentuk zona eksklusi 300m di sekitar rumah.

Beberapa jam kemudian, media Jepang melaporkan, ibu dan bibi tersangka terlihat melarikan diri dari rumah tersebut. Tersangka keluar dari rumah pada Jumat pagi dan ditahan.

Media lokal melaporkan bahwa Aoki adalah seorang petani anggur yang memiliki toko gelato di lingkungan tersebut.

Warga diimbau untuk tetap tinggal di rumah melalui pengumuman email dan pengeras suara lingkungan, sementara polisi juga mendatangi dari pintu ke pintu.

Sore harinya, media lokal menayangkan rekaman suara tembakan yang terdengar tepat setelah pukul 20:00 waktu setempat pada hari Kamis.

Beberapa warga harus bermalam di tempat lain, sementara sekolah setempat akan ditutup. Tetapi setelah penangkapan, orang-orang diberi tahu bahwa mereka dapat menjalani aktifitas mereka kembali.

Seorang pria berusia 50-an mengatakan kepada NHK: "Menyedihkan hal seperti ini terjadi di lingkungan saya. Saya tidak bisa tidur sepanjang malam."

Pengguna media sosial Jepang telah menyatakan keterkejutan dan kekhawatiran atas insiden tersebut di Twitter, salah satunya menyebutnya sebagai "kejahatan yang tak termaafkan".



Pengguna lain mempertanyakan apakah negara perlu bersiap untuk lebih banyak serangan seperti ini terjadi.

Para pejabat mengatakan tersangka memiliki izin senjata api.

Jepang memiliki aturan kepemilikan senjata yang ketat, dan hanya mengizinkan warga sipil memiliki senapan untuk berburu dan senapan angin. Orang harus menjalani ujian ketat dan tes kesehatan mental untuk membeli senjata di Jepang.

Kekerasan senjata masih sangat jarang terjadi di Jepang, meskipun mantan Perdana Menteri Shinzo Abe terbunuh pada Juli tahun lalu.

Abe adalah perdana menteri terlama di Jepang dan kematiannya sangat mengejutkan negara di mana pistol dilarang dan insiden kekerasan politik hampir tidak pernah terdengar.

Penembakan terhadap petugas polisi bahkan lebih jarang, dengan insiden terakhir terjadi lebih dari 30 tahun yang lalu.

Insiden terakhir di mana banyak petugas polisi terbunuh terjadi pada tahun 1990, ketika dua petugas ditembak oleh anggota geng di prefektur Okinawa.

Pada tahun 2014, hanya ada enam insiden kematian akibat senjata di Jepang, dibandingkan dengan 33.599 di AS.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1379 seconds (0.1#10.140)