3 Cara untuk Mengalahkan Dominasi Amerika Serikat

Kamis, 25 Mei 2023 - 15:13 WIB
loading...
A A A
"Apa yang terjadi pada tahun 2022 adalah anjloknya pangsa dolar secara nyata," kata Jen. Itu merupakan reaksi terhadap pembekuan setengah dari cadangan emas dan FX Rusia senilai USD640 miliar setelah invasi 2022 ke Ukraina. Ini telah memicu pemikiran ulang di negara-negara seperti Arab Saudi, Cina, India, dan Turki tentang diversifikasi ke mata uang lain.

Misalnya, India membeli minyak Rusia dalam dirham dan rubel. China beralih ke yuan untuk membeli minyak, batu bara, dan logam Rusia senilai USD88 miliar. Perusahaan minyak nasional China CNOOC dan TotalEnergies Prancis menyelesaikan perdagangan LNG pertama mereka yang diselesaikan dengan yuan pada bulan Maret.

De-dolarisasi akan membutuhkan jaringan eksportir, importir, pedagang mata uang, penerbit utang, dan pemberi pinjaman yang luas dan kompleks untuk secara mandiri memutuskan untuk menggunakan mata uang lain.

"Fungsi dolar semuanya saling memperkuat", kata Barry Eichengreen, profesor ekonomi dan ilmu politik Universitas Berkeley.
"Tidak ada mekanisme untuk membuat bank, perusahaan, dan pemerintah mengubah perilaku mereka pada saat yang bersamaan."



2. Mengintensifkan Perang Dagang

3 Cara untuk Mengalahkan Dominasi Amerika Serikat

Foto/Reuters

Perang dagang antara AS dan China sebenarnya merupakan upaya Beijing melemahkan Washington.

Ray Dalio, Pendiri Bridgewater Associates, lembaga pengelola aset, memperingatkan bahwa China bisa mengalahkan AS dalam perang dagang mereka. “China memenangkan perang dagang jika Anda hanya mengambil angka – persentase perdagangan dunia dan dominasinya,” kata Dalio, dilansir New York Post.

Kemudian, Pinelopi Koujianou Goldberg, pakar ekonomi di Universitas Yale, perang dagang akan menyebabkan gangguan pada rantai nilai global yang kompleks akan meningkatkan harga bagi konsumen dan menghambat kemajuan teknologi. Kerja sama dalam isu-isu penting seperti perubahan iklim akan terganggu. Dan pekerja di AS masih belum akan melihat kembalinya industri manufaktur yang telah lama hilang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1215 seconds (0.1#10.140)