3 Negara Diinvasi AS karena Minyak, Nomor Terakhir Jadi Perang Paling Lama dalam Sejarah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Minyak menjadi alasan utama invasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) ke suatu negara. Dengan begitu, AS diharapkan tetap menjadi negara superpower.
Jeff D Colgan, peneliti think tank Belf Center, mengungkapkan minyak menjadi pemicu dan penyebab perang. "Separuh perang di dunia sejak 1973 disebabkan oleh minyak," ungkap Colgan.
Colgan mengungkapkan, minyak berkaitan langsung dengan konflik internasional karena faktor perebutan sumber daya alam. Dengan merebut sumber minyak, maka dana tersebut bisa digunakan untuk membiayai gerakan pemberontakan atau misi perang lainnya. "Minyak juga berkaitan langsung dengan kerja sama multilateral dalam bidang keamanan," ungkap Colgan.
Untuk mendapatkan minyak, AS sudah melakukan invasi ke berbagai negara. Berikut merupakan beberapa negara yang diinvasi oleh AS atau pun AS ikut berkontribusi langsung dalam perang sipil di negara tersebut.
Irak
Irak diinvasi secara langsung oleh AS pada 2003 hingga 2011. Perang tersebut awalnya dipicu laporan kepemilikan senjata pemusnah massal oleh Presiden Irak Saddam Hussein. Namun, hingga perang tersebut berakhir, tentara AS tidak menemukan senjata pemusnah massal. Saat itu, pemimpin gerakan apartheid di Afrika Selatan, Nelson Mandela, menuding motif utama AS menyerang Irak adalah faktor minyak.
Diakui oleh para mantan jenderal AS, minyak merupakan tujuan utama Perang Irak. "Tentunya, perang itu karena minyak. Kita tak bisa membantahnya," kata pensiunan Jenderal John Abizaid, mantan kepada komando dan operasi militer di Irak pada 2007, dilansir CNN.
Hal senada diungkapkan mantan Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve Alan Greespan. "Saya sedih karena motif politik bukan sebagai penyebab perang Irak. Perang itu dikarenakan minyak," tulisnya dalam memoar yang ditulisnya.
Kebenaran tentang perang Irak dikarenakan minyak karena pada 2013, perusahaan minyak Barat mulai memproduksi dan mengeksplorasi minyak di negara tersebut. AS juga mendapatkan porsi yang konsisten sejak invasi tersebut. Perusahaan minyak berdalih bahwa eksplorasi minyak tersebut juga menguntungkan ekonomi dan masyarakat Irak.
Suriah
Jeff D Colgan, peneliti think tank Belf Center, mengungkapkan minyak menjadi pemicu dan penyebab perang. "Separuh perang di dunia sejak 1973 disebabkan oleh minyak," ungkap Colgan.
Colgan mengungkapkan, minyak berkaitan langsung dengan konflik internasional karena faktor perebutan sumber daya alam. Dengan merebut sumber minyak, maka dana tersebut bisa digunakan untuk membiayai gerakan pemberontakan atau misi perang lainnya. "Minyak juga berkaitan langsung dengan kerja sama multilateral dalam bidang keamanan," ungkap Colgan.
Untuk mendapatkan minyak, AS sudah melakukan invasi ke berbagai negara. Berikut merupakan beberapa negara yang diinvasi oleh AS atau pun AS ikut berkontribusi langsung dalam perang sipil di negara tersebut.
Irak
Irak diinvasi secara langsung oleh AS pada 2003 hingga 2011. Perang tersebut awalnya dipicu laporan kepemilikan senjata pemusnah massal oleh Presiden Irak Saddam Hussein. Namun, hingga perang tersebut berakhir, tentara AS tidak menemukan senjata pemusnah massal. Saat itu, pemimpin gerakan apartheid di Afrika Selatan, Nelson Mandela, menuding motif utama AS menyerang Irak adalah faktor minyak.
Diakui oleh para mantan jenderal AS, minyak merupakan tujuan utama Perang Irak. "Tentunya, perang itu karena minyak. Kita tak bisa membantahnya," kata pensiunan Jenderal John Abizaid, mantan kepada komando dan operasi militer di Irak pada 2007, dilansir CNN.
Hal senada diungkapkan mantan Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve Alan Greespan. "Saya sedih karena motif politik bukan sebagai penyebab perang Irak. Perang itu dikarenakan minyak," tulisnya dalam memoar yang ditulisnya.
Kebenaran tentang perang Irak dikarenakan minyak karena pada 2013, perusahaan minyak Barat mulai memproduksi dan mengeksplorasi minyak di negara tersebut. AS juga mendapatkan porsi yang konsisten sejak invasi tersebut. Perusahaan minyak berdalih bahwa eksplorasi minyak tersebut juga menguntungkan ekonomi dan masyarakat Irak.
Suriah