10 Negara yang Dulunya Miskin Sekarang Kaya Raya
loading...
A
A
A
Ketika industri baja menurun, Luksemburg mengembangkan industri perbankan dan manufaktur pada 1960-an. Setelah itu, ekonomi mulai tumbuh dan berkembang dengan pesat.
2. Swiss
Saat ini, Swiss kerap disamakan dengan kesuksesan ekonomi dan kekayaan. Negara dengan PDB per kapita tertinggi ke-enam sekitar USD93.525. Swiss juga merupakan negara di Eropa yang memiliki standar kehidupan yang tinggi.
Sekitar 150 tahun lalu, Swiss adalah bangsa yang miskin. Negara yang terkepung negara tetangganya itu memiliki wilayah dengan dataran tinggi sehingga sulit berkembang. Industri di Swiss juga relatif primitif. Sebagian besar penduduknya berada di pedesaan dan hidup dalam garis kemiskinan.
Pada akhir abad 19, periode industrialisasi menjadi peluang bagi Swiss dengan melakukan transformasi ekonomi. Swiss memilih mengembangkan sektor perbankan dan pariwisata. Itu menjadikan Swiss berkembang sangat cepat dan menjadi negara maju.
Momentum berlanjut pada abad 20, kebijakan netral Swiss menguntungkan negara itu dalam dua perang dunia. Swiss juga mengambil keuntungan dari sektor senjata dan pinjaman perbankan sehingga memperkuat perekonomian.
Transisi ekonomi Swiss menjadi industri berlanjut pada 1950-an. 74% PDB Swis dihasilkan dari sektor pelayanan, sedangkan 25% dari sektor industri. Ketika pertumbuhan ekonomi semakin menurun, Swiss tetap menjadi negara kaya dengan utang yang relatif kecil.
3. Norwegia
Foto/Reuters
Pada 1969, cadangan minyak ditemukan di Laut Utara. Produksi dimulai pada 1971, saat itu harga minyak naik pada 1970-an. PDB per kapita Norwegia langsung naik. Proses industri minyak itu mengizinkan negara itu menjadi negara sejahtera.
2. Swiss
Saat ini, Swiss kerap disamakan dengan kesuksesan ekonomi dan kekayaan. Negara dengan PDB per kapita tertinggi ke-enam sekitar USD93.525. Swiss juga merupakan negara di Eropa yang memiliki standar kehidupan yang tinggi.
Sekitar 150 tahun lalu, Swiss adalah bangsa yang miskin. Negara yang terkepung negara tetangganya itu memiliki wilayah dengan dataran tinggi sehingga sulit berkembang. Industri di Swiss juga relatif primitif. Sebagian besar penduduknya berada di pedesaan dan hidup dalam garis kemiskinan.
Pada akhir abad 19, periode industrialisasi menjadi peluang bagi Swiss dengan melakukan transformasi ekonomi. Swiss memilih mengembangkan sektor perbankan dan pariwisata. Itu menjadikan Swiss berkembang sangat cepat dan menjadi negara maju.
Momentum berlanjut pada abad 20, kebijakan netral Swiss menguntungkan negara itu dalam dua perang dunia. Swiss juga mengambil keuntungan dari sektor senjata dan pinjaman perbankan sehingga memperkuat perekonomian.
Transisi ekonomi Swiss menjadi industri berlanjut pada 1950-an. 74% PDB Swis dihasilkan dari sektor pelayanan, sedangkan 25% dari sektor industri. Ketika pertumbuhan ekonomi semakin menurun, Swiss tetap menjadi negara kaya dengan utang yang relatif kecil.
3. Norwegia
Foto/Reuters
Pada 1969, cadangan minyak ditemukan di Laut Utara. Produksi dimulai pada 1971, saat itu harga minyak naik pada 1970-an. PDB per kapita Norwegia langsung naik. Proses industri minyak itu mengizinkan negara itu menjadi negara sejahtera.