9 Negara yang Kacau dan Hancur setelah Terapkan Sistem Demokrasi
loading...
A
A
A
Pergeseran di era pemerintahan Presiden Nicolas Maduro, kegagalan ekonomi yang meluas, inflasi yang tinggi, dan pembatasan kebebasan politik telah menyebabkan kekacauan sosial dan ketidakstabilan politik yang signifikan.
Setelah beberapa dekade pemerintahan militer, Myanmar melakukan transisi menuju sistem demokrasi pada tahun 2011.
Namun, proses tersebut diikuti oleh kekerasan antara kelompok etnis, konflik bersenjata, dan perlambatan dalam reformasi demokratis.
Militer Myanmar melakukan kudeta pada tahun 2021 dan menghancurkan perjalanan demokrasi di negara tersebut.
Somalia adalah salah satu contoh negara yang mengalami kekacauan setelah transisi menuju demokrasi. Setelah pemerintahan otoriter runtuh pada tahun 1991, Somalia berusaha menerapkan sistem demokrasi, tetapi proses tersebut terbukti rumit dan sulit.
Berbagai faksi politik dan kelompok bersenjata bersaing untuk kekuasaan, yang menghasilkan konflik dan ketidakstabilan yang berkepanjangan.
Seiring waktu, negara ini terperosok ke dalam anarki, ketidakstabilan politik, dan kegagalan institusi, membuatnya sulit untuk memulihkan pemerintahan yang efektif.
Setelah penggulingan rezim Muammar Gaddafi pada tahun 2011, Libya mengalami kekacauan politik dan ketidakstabilan yang berkepanjangan.
Berbagai kelompok bersenjata dan faksi politik saling bertempur untuk merebut kekuasaan, menyebabkan kevakuman keamanan dan lemahnya otoritas pemerintah pusat.
Konflik internal yang berlarut-larut, campur tangan asing, dan kurangnya konsolidasi politik telah membuat proses demokratisasi Libya sangat kompleks.
4. Myanmar
Setelah beberapa dekade pemerintahan militer, Myanmar melakukan transisi menuju sistem demokrasi pada tahun 2011.
Namun, proses tersebut diikuti oleh kekerasan antara kelompok etnis, konflik bersenjata, dan perlambatan dalam reformasi demokratis.
Militer Myanmar melakukan kudeta pada tahun 2021 dan menghancurkan perjalanan demokrasi di negara tersebut.
5. Somalia
Somalia adalah salah satu contoh negara yang mengalami kekacauan setelah transisi menuju demokrasi. Setelah pemerintahan otoriter runtuh pada tahun 1991, Somalia berusaha menerapkan sistem demokrasi, tetapi proses tersebut terbukti rumit dan sulit.
Berbagai faksi politik dan kelompok bersenjata bersaing untuk kekuasaan, yang menghasilkan konflik dan ketidakstabilan yang berkepanjangan.
Seiring waktu, negara ini terperosok ke dalam anarki, ketidakstabilan politik, dan kegagalan institusi, membuatnya sulit untuk memulihkan pemerintahan yang efektif.
6. Libya
Setelah penggulingan rezim Muammar Gaddafi pada tahun 2011, Libya mengalami kekacauan politik dan ketidakstabilan yang berkepanjangan.
Berbagai kelompok bersenjata dan faksi politik saling bertempur untuk merebut kekuasaan, menyebabkan kevakuman keamanan dan lemahnya otoritas pemerintah pusat.
Konflik internal yang berlarut-larut, campur tangan asing, dan kurangnya konsolidasi politik telah membuat proses demokratisasi Libya sangat kompleks.