5 Fakta Gen Z Menolak Mendukung Presiden Erdogan
loading...
A
A
A
ISTANBUL - Generasi Z atau Gen Z menjadi kelompok yang menginginkan perubahan. Tren serupa juga terjadi di Turki .
Para pemilih baru tersebut dikenal memiliki pandangan progresif dan tidak suka dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Gen Z mengingin perubahan pemimpin untuk mewujudkan kebijakan yang berubah.
Itu semua tidak lepas karena Gen Z memiliki pandangan skeptis dengan berbagai kebijakan Erdogan. Namun, mereka juga tak sepenuhnya percaya dengan kelompok oposisi Turki.
Berikut 5 fakta tentang Gen Z di Turki dalam memandang politik dan pemilu presiden.
1. Tidak Suka Erdogan
Foto/Reuters
Survei yang dilaksanakan ORC Research Company menunjukkan bahwa 42% Gen Z akan mendukung Aliansi Bangsa, atau kelompok oposisi. Survei yang dirilis pada Januari 2023 itu menunjukkan Gen Z menolak perpanjangan kekuasaan bagi Erdogan.
Hanya 22% Gen Z yang akan mendukung Aliansi Publik yang berpihak kepada Erdogan.
Survei lainnya yang dilaksanakan Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS), sebuah yayasan politik Jerman, juga mengungkap mayoritas Gen Z di Turki tidak akan mendukung Erdogan. Mereka memiliki pandangan pesimistis jika Turki kembali dipimpin oleh Erdogan. 62,5% Gen Z tidak suka dengan kebijakan Erdogan.
2. Tidak Suka Kepemimpinan Diktator
Foto/Reuters
Survei yang dilaksanakan oleh Gezici Research mengungkapkan 80% pemilih Gen Z tidak akan memilih Erdogan karena dia adalah seorang diktator. "Mereka tidak suka didikte dan bahasa kasar dari politikus," kata pakar keamanan internasional Murat Gezici, dilansir Cumhuriyet.
3. 6 Juta Pemilih Gen Z Pertama Kali Memberikan Suara
Sebanyak 6 juta Gen Z akan memberikan suaranya pada pemilu yang akan berlangsung pada 14 Mei 2023. Itu merupakan momen pertama kali bagi mereka. Mereka bisa menjadi generasi muda yang menentukan masa depan Turki. Mereka dikenal sebagai generasi yang menginginkan kebebasan dan tidak suka dengan kemapanan.
Sebenarnya jumlah Gen Z mencapai 13 juta dari 62,4 juta penduduk Turki. Namun hanya 6 juta yang memiliki hak untuk memberikan suara.
4. Tidak Mendapat Apresiasi dari Erdogan
Foto/Reuters
Gen Z, dalam pandangan peneliti generasi Evrim Kuran, bahwa mereka tidak menjadi korban permasalahan nasional dan global. "Gen Z harus bergelut dengan pengangguran dan kurangnya masa depan yang cerah," tutur Kuran.
Anak muda selama ini dianggap tidak mendapatkan perhatian dari pemerintahan Erdogan dalam berbagai kebijakan. Akibatnya, anak muda kurang memiliki kualifikasi internasional. "Ketimpangan kesempatan untuk bekerja juga sangat dirasakan gen Z," ujar Kuran.
5. Peduli dengan Isu Sosial dan Ekonomi
Mayoritas Gen Z di Turki memiliki kepedulian dengan berbagai isu sosial, seperti hukum, imigrasi, transparansi, hingga kebijakan ekonomi. "Saya akan memberikan pilihan terbaik di antara yang terburuk, yakni mendukung oposisi," kata Damla, 19, mahasiswa sejarah di Istanbul, dilansir Reuters.
Hal sama juga diungkapkan Yusuf, 18. Dia mengaku ekonomi Turki dan dunia sedang tidak baik. Tapi, pengangguran di kalangan anak muda sangatlah besar.
Menurut Gezici, pemilih pemuda sebenarnya tidak terlalu percaya dengan oposisi. Tetapi, mereka tidak memiliki pilihan lain.
Para pemilih baru tersebut dikenal memiliki pandangan progresif dan tidak suka dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Gen Z mengingin perubahan pemimpin untuk mewujudkan kebijakan yang berubah.
Itu semua tidak lepas karena Gen Z memiliki pandangan skeptis dengan berbagai kebijakan Erdogan. Namun, mereka juga tak sepenuhnya percaya dengan kelompok oposisi Turki.
Berikut 5 fakta tentang Gen Z di Turki dalam memandang politik dan pemilu presiden.
Baca Juga
1. Tidak Suka Erdogan
Foto/Reuters
Survei yang dilaksanakan ORC Research Company menunjukkan bahwa 42% Gen Z akan mendukung Aliansi Bangsa, atau kelompok oposisi. Survei yang dirilis pada Januari 2023 itu menunjukkan Gen Z menolak perpanjangan kekuasaan bagi Erdogan.
Hanya 22% Gen Z yang akan mendukung Aliansi Publik yang berpihak kepada Erdogan.
Survei lainnya yang dilaksanakan Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS), sebuah yayasan politik Jerman, juga mengungkap mayoritas Gen Z di Turki tidak akan mendukung Erdogan. Mereka memiliki pandangan pesimistis jika Turki kembali dipimpin oleh Erdogan. 62,5% Gen Z tidak suka dengan kebijakan Erdogan.
2. Tidak Suka Kepemimpinan Diktator
Foto/Reuters
Survei yang dilaksanakan oleh Gezici Research mengungkapkan 80% pemilih Gen Z tidak akan memilih Erdogan karena dia adalah seorang diktator. "Mereka tidak suka didikte dan bahasa kasar dari politikus," kata pakar keamanan internasional Murat Gezici, dilansir Cumhuriyet.
3. 6 Juta Pemilih Gen Z Pertama Kali Memberikan Suara
Sebanyak 6 juta Gen Z akan memberikan suaranya pada pemilu yang akan berlangsung pada 14 Mei 2023. Itu merupakan momen pertama kali bagi mereka. Mereka bisa menjadi generasi muda yang menentukan masa depan Turki. Mereka dikenal sebagai generasi yang menginginkan kebebasan dan tidak suka dengan kemapanan.
Sebenarnya jumlah Gen Z mencapai 13 juta dari 62,4 juta penduduk Turki. Namun hanya 6 juta yang memiliki hak untuk memberikan suara.
4. Tidak Mendapat Apresiasi dari Erdogan
Foto/Reuters
Gen Z, dalam pandangan peneliti generasi Evrim Kuran, bahwa mereka tidak menjadi korban permasalahan nasional dan global. "Gen Z harus bergelut dengan pengangguran dan kurangnya masa depan yang cerah," tutur Kuran.
Anak muda selama ini dianggap tidak mendapatkan perhatian dari pemerintahan Erdogan dalam berbagai kebijakan. Akibatnya, anak muda kurang memiliki kualifikasi internasional. "Ketimpangan kesempatan untuk bekerja juga sangat dirasakan gen Z," ujar Kuran.
Baca Juga
5. Peduli dengan Isu Sosial dan Ekonomi
Mayoritas Gen Z di Turki memiliki kepedulian dengan berbagai isu sosial, seperti hukum, imigrasi, transparansi, hingga kebijakan ekonomi. "Saya akan memberikan pilihan terbaik di antara yang terburuk, yakni mendukung oposisi," kata Damla, 19, mahasiswa sejarah di Istanbul, dilansir Reuters.
Hal sama juga diungkapkan Yusuf, 18. Dia mengaku ekonomi Turki dan dunia sedang tidak baik. Tapi, pengangguran di kalangan anak muda sangatlah besar.
Menurut Gezici, pemilih pemuda sebenarnya tidak terlalu percaya dengan oposisi. Tetapi, mereka tidak memiliki pilihan lain.
(ahm)