4 Alasan Kenapa Erdogan Diprediksi Kalah pada Pemilu Presiden

Jum'at, 12 Mei 2023 - 09:24 WIB
loading...
4 Alasan Kenapa Erdogan Diprediksi Kalah pada Pemilu Presiden
Poster bergambar Presiden Turki Tayyip Erdogan di salah satu rumah warga. Foto/Reuters
A A A
ANKARA - Dukungan terhadap Presiden Turki Tayyip Erdogan semakin melemah dalam berbagai jajak pendapat nasional. Pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu justru terus bersinar.

Jajak pendapat Konda menyatakan Erdogan diprediksi memperoleh 43,7% dan Kilicdaroglu mendapatkan 49,3%. Kilicdaroglu bisa saja membentuk mayoritas sederhana untuk membentuk pemerintahan setelah pemilu 28 Mei 2023.

“Mayoritas rakyat Turki menginginkan adanya perubahan, terutama dari kalangan anak muda,” kata Asli Aydintasbas, peneliti Brookings Institution, dilansir Reuters. “Yang pertanyaannya adalah apakah Kilicdaroglu merupakan agen perubahan?” tuturnya.

Dikarenakan Erdogan mengetahui rivalnya memiliki kekuatan yang menguntungkan, dia memiliki strategi untuk bisa bertarung pada pemilu putaran kedua. “Erdogan ingin pemilu digelar dalam dua periode untuk bisa melawan Kilicdaroglu,” kata Hakan Akbas, direktur Strategic Advisory Services.

Erdogan fokus untuk memperkuat partainya pada pemilu parlemen sehingga bisa terwujud pemilu parlemen menggantung. Nantinya, dia menjadi pihak paling diuntungkan dengan kondisi tersebut. “Maklum, Erdogan akan memposisikan dirinya sebagai pemimpin yang andal dalam mewujudkan stabilitas,” tutur Akbas.

Namun demikian, Erdogan menghadapi berbagai permasalahan dalam pemerintahannya sehingga popularitasnya semakin menukik tajam. Berikut adalah 4 alasan kenapa Erdogan diprediksi akan mengalami kekalahan pada pemilu presiden mendatang.



1. Krisis Biaya Hidup

Krisis biaya hidup terjadi akibat program ekonomi Erdogan yang ortodok selama 1,5 tahun. Itu menjadi tantangan terberat dalam kekuasaannya selama 20 tahun terakhir.

Hakim Ekinci, pendukung Erdogan dalam waktu lama, mengaku tak akan lagi memilih idolanya. "Kebijakan ekonomi Erdogan menyebabkan rakyatnya tak mampu membeli bahan kebutuhan pokok," kata Ekinci.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1186 seconds (0.1#10.140)