4 Alasan Kenapa Erdogan Diprediksi Kalah pada Pemilu Presiden
loading...
A
A
A
Erdogan tak mampu mempertahankan dukungan basis pendukungnya di level bawah dan berpendapatan rendah. Dia juga akan kehilangan loyalitas kaum Muslim Turki konservatif.
Kenaikan produk makanan mencapai 54% jika dibandingkan tahun lalu. Itu menyebabkan inflasi mencapai 43,7% pada April 2023. Pada Oktober tahun lalu, inflasi pernah mencapai 85,5% dan tertinggi pada pemerintahan Erdogan.
2. Melemahnya Nilai Lira
Lira kehilangan nilai 44% pada 2021 dan 30% pada 2022. Nilai Lira sudah melemah 76% di bawah pemerintahan Erdogan. Itu disebabkan kebijakan tak biasa yang diterapkan Erdogan, dan perkembangan geopolitik di Ukraina.
Melemahnya lira menyebabkan permasalahan sektor swasta dan perusahaan menghadapi permasalahan untuk membayar utang dalam mata uang asing. Sektor properti dan konstruksi juga tak bisa bergerak bebas.
"Tak ada yang bisa memprediksi kedepannya. Semuanya adalah pertaruhan," kata Arda Tunca, ekonom ternama Turki, dilansir BBC. "Ini adalah pertama kali Turki menggunakan pendekatan strategi ekonomi di luar teori yang lazim," ujarnya.
3. Krisis Kemanusiaan karena Gempa Bumi
Gempa bumi yang melanda Turki pada Februari 2023 menyebabkan lebih dari 50.000 orang meninggal. Itu menjadikan jutaan warga tak memiliki rumah. Krisis kepercayaan terhadap Erdogan pun semakin meningkat.
"Gempa bumi akan membantu untuk menggulingkan Erdogan dari kekuasaan," kata Deniz Yucel, jurnalis yang divonis satu tahun penjara.
Kenaikan produk makanan mencapai 54% jika dibandingkan tahun lalu. Itu menyebabkan inflasi mencapai 43,7% pada April 2023. Pada Oktober tahun lalu, inflasi pernah mencapai 85,5% dan tertinggi pada pemerintahan Erdogan.
2. Melemahnya Nilai Lira
Lira kehilangan nilai 44% pada 2021 dan 30% pada 2022. Nilai Lira sudah melemah 76% di bawah pemerintahan Erdogan. Itu disebabkan kebijakan tak biasa yang diterapkan Erdogan, dan perkembangan geopolitik di Ukraina.
Melemahnya lira menyebabkan permasalahan sektor swasta dan perusahaan menghadapi permasalahan untuk membayar utang dalam mata uang asing. Sektor properti dan konstruksi juga tak bisa bergerak bebas.
"Tak ada yang bisa memprediksi kedepannya. Semuanya adalah pertaruhan," kata Arda Tunca, ekonom ternama Turki, dilansir BBC. "Ini adalah pertama kali Turki menggunakan pendekatan strategi ekonomi di luar teori yang lazim," ujarnya.
3. Krisis Kemanusiaan karena Gempa Bumi
Gempa bumi yang melanda Turki pada Februari 2023 menyebabkan lebih dari 50.000 orang meninggal. Itu menjadikan jutaan warga tak memiliki rumah. Krisis kepercayaan terhadap Erdogan pun semakin meningkat.
"Gempa bumi akan membantu untuk menggulingkan Erdogan dari kekuasaan," kata Deniz Yucel, jurnalis yang divonis satu tahun penjara.