2 Negara Eropa yang Pernah Bantai Kaum Muslim Besar-besaran

Kamis, 04 Mei 2023 - 20:53 WIB
loading...
2 Negara Eropa yang Pernah Bantai Kaum Muslim Besar-besaran
Muslim Bosnia dan Bosnia Kroasia pernah menjadi korban pembantaian dalam Perang Bosnia pada tahun 1992-1995. Foto/REUTERS
A A A
JAKARTA - Ada beberapa negara Eropa yang tercatat pernah membantai kaum Muslim secara besar-besaran. Dalam artikel ini, akan diulas dua negara Eropa yang pernah melakukan tindakan tersebut.


1. Genosida Bosnia


Genosida Bosnia merujuk pada peristiwa genosida di Srebrenica dan Žepa yang dilakukan oleh pasukan Serbia Bosnia selama Perang Bosnia pada tahun 1992-1995.

Kampanye pembersihan etnis ini menyebar di seluruh kawasan yang dikendalikan oleh Angkatan Darat Republika Srpska dan menargetkan terutama Muslim Bosnia dan Bosnia Kroasia.



Peristiwa di Srebrenica pada tahun 1995 merupakan salah satu tragedi kelam dalam sejarah dunia. Lebih dari 8.000 Muslim Bosnia tewas dalam pembantaian yang dilakukan oleh unit-unit Angkatan Darat Republika Srpska di bawah komando Jenderal Ratko Mladić.

Selain itu, sekitar 25.000-30.000 warga sipil Bosnia lainnya juga mengalami pengusiran massal di dalam dan di sekitar kota Srebrenica, Bosnia dan Herzegovina.

Kampanye pembersihan etnis tersebut meliputi penahanan tanpa pengadilan, pembunuhan, pemerkosaan, serangan seksual, penyiksaan, penikaman, perampasan dan perlakuan tak manusiawi terhadap warga sipil.

Kampanye ini juga menargetkan pemimpin politik, intelektual, dan profesional, serta meliputi deportasi tanpa pengadilan dan pemindahan warga sipil, penahanan warga sipil tanpa pengadilan, perampasan dan penjarahan barang-barang milik pribadi tanpa pengadilan, penghancuran rumah dan usaha, dan penghancuran tempat ibadah.

Pada 1990-an, beberapa otoritas menyatakan bahwa pembersihan etnis yang dilakukan oleh unsur-unsur Angkatan Darat Serbia Bosnia adalah genosida.

Penindakannya meliputi sebuah resolusi yang dibuat oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tiga penghukuman atas dakwaan genosida di pengadilan Jerman.

Penghukuman-penghukuman tersebut didasarkan pada interpretasi genosida secara menyeluruh yang digunakan oleh pengadilan internasional. Pada 2005, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan sebuah resolusi yang menyatakan bahwa "kebijakan agresi dan pembersihan etnis yang dilakukan oleh Serbia dapat diartikan sebagai sebuah genosida".

Genosida Bosnia tetap menjadi bagian penting dari sejarah modern, mengingat betapa tragis dan berdampaknya peristiwa ini bagi rakyat Bosnia dan Herzegovina.

Meskipun sudah 25 tahun berlalu sejak peristiwa ini terjadi, pengingatannya tetap hidup dan menjadi pelajaran berharga bagi dunia untuk tidak pernah mengulangi kesalahan yang sama.

2. Pembantaian Bulgaria


Pada tahun 1989, terjadi pembantaian terhadap orang Turki di Bulgaria yang mengakibatkan 310.000 orang Turki meninggalkan negara itu.

Mereka ditekan oleh kampanye asimilasi rezim diktator komunis Todor Zhivkov. Meskipun sepertiga dari mereka kembali sebelum akhir tahun, banyak yang masih menderita akibat dari kampanye tersebut.

Program kampanye asimilasi dimulai pada tahun 1984 dan memaksa semua orang Turki dan semua Muslim lainnya yang tinggal di Bulgaria untuk menggunakan nama Bulgaria dan meninggalkan semua kebiasaan Muslim.

Dipercaya bahwa faktor utama di balik kampanye asimilasi 1984 adalah tingkat kelahiran orang Turki yang tidak proporsional dan tingkat kelahiran orang Bulgaria yang lebih rendah.

Selama fase perubahan nama, kota dan desa Turki dikelilingi oleh unit tentara. Warga diberikan kartu identitas baru dengan nama Bulgaria. Jika gagal menunjukkan kartu baru berarti penyitaan gaji, pembayaran pensiun, dan penarikan bank.

Akta kelahiran atau pernikahan hanya akan diterbitkan atas nama Bulgaria. Kostum tradisional Turki dilarang; rumah digeledah dan semua tanda identitas Turki disingkirkan. Masjid ditutup.

Dalam upaya untuk melawan tindakan asimilasi, beberapa orang menolak untuk mengubah nama mereka dan mempertahankan identitas Turki mereka.

Namun, menurut perkiraan kontemporer, 500 hingga 1.500 orang terbunuh ketika mereka menolak tindakan asimilasi, dan ribuan lainnya dipenjara, dikirim ke kamp kerja paksa atau dipindahkan secara paksa.

Pembantaian terhadap orang Turki di Bulgaria pada tahun 1989 merupakan tragedi besar bagi orang Turki dan Muslim lainnya yang tinggal di Bulgaria. Kampanye asimilasi yang diterapkan pada masa itu telah memberikan efek yang traumatis bagi banyak orang, yang hingga saat ini masih berdampak pada kehidupan mereka.

Kejadian diatas merupakan contoh kejamnya sejarah dunia terhadap kaum Muslim. Kejadian ini mengingatkan dunia untuk selalu berjuang melawan diskriminasi dan kebencian. Semua manusia harus dihormati dan diakui hak-haknya tanpa memandang agama, ras, atau budaya. Semoga kejadian seperti ini tidak pernah terulang lagi di masa depan.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1208 seconds (0.1#10.140)