Ukraina Sangkal Tuduhan Ingin Bunuh Putin dengan Serangan Drone
loading...
A
A
A
KIEV - Pemerintah Ukraina membantah tuduhan Moskow bahwa Kiev berusaha membunuh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam serangan pesawat tak berawak (drone) di Kremlin pada dini hari Rabu pagi (3/5/2023).
“Kami tidak menyerang Putin atau Moskow, kami berperang di wilayah kami, kami mempertahankan desa dan kota kami,” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada konferensi pers di Helsinki, setelah bertemu dengan para pemimpin Islandia, Denmark, Norwegia, dan Swedia.
Dia menjelaskan, "Kami tidak punya, Anda tahu, senjata yang cukup untuk ini."
"Kami tidak memiliki informasi tentang apa yang disebut serangan malam," papar sekretaris pers Zelensky, Sergey Nikiforov, kepada BBC Rusia.
Dia mengklaim negaranya fokus pada "membebaskan wilayahnya sendiri, bukan menyerang negara lain."
Ajudan Zelensky, Mikhail Podolyak, mengaitkan serangan pesawat tak berawak itu dengan “aktivitas gerilya pasukan perlawanan lokal”.
Dia juga menegaskan Ukraina sedang melakukan "perang yang eksklusif defensif dan (tidak) menyerang sasaran di wilayah Federasi Rusia."
Serangan malam itu melibatkan dua pesawat tak berawak (drone), yang akhirnya dijatuhkan oleh tindakan peperangan elektronik di atas tanah Kremlin, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor kepresidenan Rusia pada Rabu. UAV diduga menargetkan kediaman Putin.
Kremlin mengatakan pihaknya menganggap serangan itu sebagai "tindakan teroris yang direncanakan sebelumnya" dan upaya pembunuhan Putin.
Rusia merasa berhak untuk membalas dengan cara apa pun yang dianggap perlu pada waktu dan tempat yang dipilihnya.
Sekretaris pers Putin, Dmitry Peskov, mengatakan presiden Rusia tidak berada di Kremlin pada saat serangan itu. Tidak ada korban jiwa akibat insiden itu, menurut laporan.
Rusia menuduh Kiev mendalangi beberapa kejahatan tingkat tinggi di wilayahnya, termasuk pembunuhan jurnalis Darya Dugina Agustus lalu.
Pemerintah Ukraina membantah terlibat dalam insiden ini. Menurut media Barat, bahkan para pendukungnya di Washington percaya Kiev bertanggung jawab atas pembunuhan Dugina dan menghukum pemerintah Zelenksy karena kecerobohannya.
Sejak awal konflik pada Februari 2022, beberapa wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina, termasuk Bryansk, Belgorod, dan Kursk, telah berulang kali menjadi sasaran serangan drone dan rudal Kiev.
Serangan tersebut menargetkan infrastruktur energi dan kawasan permukiman, mengakibatkan beberapa kematian warga sipil dan banyak korban terluka, serta kerusakan properti.
“Kami tidak menyerang Putin atau Moskow, kami berperang di wilayah kami, kami mempertahankan desa dan kota kami,” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada konferensi pers di Helsinki, setelah bertemu dengan para pemimpin Islandia, Denmark, Norwegia, dan Swedia.
Dia menjelaskan, "Kami tidak punya, Anda tahu, senjata yang cukup untuk ini."
"Kami tidak memiliki informasi tentang apa yang disebut serangan malam," papar sekretaris pers Zelensky, Sergey Nikiforov, kepada BBC Rusia.
Dia mengklaim negaranya fokus pada "membebaskan wilayahnya sendiri, bukan menyerang negara lain."
Ajudan Zelensky, Mikhail Podolyak, mengaitkan serangan pesawat tak berawak itu dengan “aktivitas gerilya pasukan perlawanan lokal”.
Dia juga menegaskan Ukraina sedang melakukan "perang yang eksklusif defensif dan (tidak) menyerang sasaran di wilayah Federasi Rusia."
Serangan malam itu melibatkan dua pesawat tak berawak (drone), yang akhirnya dijatuhkan oleh tindakan peperangan elektronik di atas tanah Kremlin, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor kepresidenan Rusia pada Rabu. UAV diduga menargetkan kediaman Putin.
Kremlin mengatakan pihaknya menganggap serangan itu sebagai "tindakan teroris yang direncanakan sebelumnya" dan upaya pembunuhan Putin.
Rusia merasa berhak untuk membalas dengan cara apa pun yang dianggap perlu pada waktu dan tempat yang dipilihnya.
Sekretaris pers Putin, Dmitry Peskov, mengatakan presiden Rusia tidak berada di Kremlin pada saat serangan itu. Tidak ada korban jiwa akibat insiden itu, menurut laporan.
Rusia menuduh Kiev mendalangi beberapa kejahatan tingkat tinggi di wilayahnya, termasuk pembunuhan jurnalis Darya Dugina Agustus lalu.
Pemerintah Ukraina membantah terlibat dalam insiden ini. Menurut media Barat, bahkan para pendukungnya di Washington percaya Kiev bertanggung jawab atas pembunuhan Dugina dan menghukum pemerintah Zelenksy karena kecerobohannya.
Sejak awal konflik pada Februari 2022, beberapa wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina, termasuk Bryansk, Belgorod, dan Kursk, telah berulang kali menjadi sasaran serangan drone dan rudal Kiev.
Serangan tersebut menargetkan infrastruktur energi dan kawasan permukiman, mengakibatkan beberapa kematian warga sipil dan banyak korban terluka, serta kerusakan properti.
(sya)