Cantik dan Memesona, Putri-putri Kerajaan Arab Saudi Ini Tampil Tanpa Hijab
loading...
A
A
A
Penampilannya identik dengan rambut pendek dan tanpa hijab. Gaya busananya pun seperti para model ternama.
Foto: Sydney Morning Herald
Sara adalah putri Pangeran Talal bin Abdulaziz bin Abdul Rahman bin Faisal al-Saud. Ia dibesarkan di Riyadh di keluarga kerajaan yang bergaya hidup liberal dan progresif.
Ibunya adalah Moudie binti Abdul Mohsen al Angari, istri ketiga Pangeran Talal. Ia meninggal pada 2008 lalu.
Sara dijuluki "Barbie kecil" karena kecantikannya dan kekayaan materinya tetapi dididik dengan ketat oleh pengasuh Inggris.
Setelah belajar di King Saud University di Riyadh, dia menikah dengan saudara sepupu yang masih keluarga kerajaan tetapi bercerai di usia 20-an tahun.
Putri Sara menjalankan organisasi amal lokal, yaitu Down's Syndrome Riyadh Charity, di Arab Saudi pada pertengahan 2000-an.
Ayahnya sebenarnya pesaing takhta kerajaan, namun pada akhirnya Abdullah bin Abdulaziz al-Saud yang menjadi raja pada Agustus 2005. Putri pun Sara menerima keputusan itu.
"Kami, orang-orang Saudi, menginginkan mekanisme suksesi yang lebih jelas...Semua (anggota keluarga kerajaan) menyetujui Putra Mahkota Abdullah mengingat dia adalah yang tertua dan paling berkualitas. Pangeran Sultan juga setuju untuk menjadi putra mahkota. Tapi apa yang terjadi selanjutnya?" katanya saat itu kepada AFP.
Dia menemani ayahnya ketika menjadi duta besar untuk UNICEF, mengunjungi kamp-kamp pengungsi. Ciri khas penampilan Putri Sara adalah berambut panjang tanpa hijab.
Lihat Juga: Saudi Pernah Minta Jerman untuk Mengekstradisi Abdulmohsen yang Jadi Tersangka Serangan Natal
3. Putri Sara binti Talal al-Saud
Foto: Sydney Morning Herald
Sara adalah putri Pangeran Talal bin Abdulaziz bin Abdul Rahman bin Faisal al-Saud. Ia dibesarkan di Riyadh di keluarga kerajaan yang bergaya hidup liberal dan progresif.
Ibunya adalah Moudie binti Abdul Mohsen al Angari, istri ketiga Pangeran Talal. Ia meninggal pada 2008 lalu.
Sara dijuluki "Barbie kecil" karena kecantikannya dan kekayaan materinya tetapi dididik dengan ketat oleh pengasuh Inggris.
Setelah belajar di King Saud University di Riyadh, dia menikah dengan saudara sepupu yang masih keluarga kerajaan tetapi bercerai di usia 20-an tahun.
Putri Sara menjalankan organisasi amal lokal, yaitu Down's Syndrome Riyadh Charity, di Arab Saudi pada pertengahan 2000-an.
Ayahnya sebenarnya pesaing takhta kerajaan, namun pada akhirnya Abdullah bin Abdulaziz al-Saud yang menjadi raja pada Agustus 2005. Putri pun Sara menerima keputusan itu.
"Kami, orang-orang Saudi, menginginkan mekanisme suksesi yang lebih jelas...Semua (anggota keluarga kerajaan) menyetujui Putra Mahkota Abdullah mengingat dia adalah yang tertua dan paling berkualitas. Pangeran Sultan juga setuju untuk menjadi putra mahkota. Tapi apa yang terjadi selanjutnya?" katanya saat itu kepada AFP.
Dia menemani ayahnya ketika menjadi duta besar untuk UNICEF, mengunjungi kamp-kamp pengungsi. Ciri khas penampilan Putri Sara adalah berambut panjang tanpa hijab.
Lihat Juga: Saudi Pernah Minta Jerman untuk Mengekstradisi Abdulmohsen yang Jadi Tersangka Serangan Natal
(ian)