Pesawat Evakuasi Turki Ditembaki, Tentara dan RSF Saling Tuding
loading...
A
A
A
KHARTOUM - Pesawat Hercules C-130 yang digunakan untuk mengevakuasi warga Turki dari Sudan ditembaki. Pesawat tersebut mendarat di lapangan terbang Wadi Seidna. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Peristiwa ini dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Turki melalui akun Twitternya.
"Senjata ringan ditembakkan ke pesawat evakuasi C-130 kami, yang akan menuju Wadi Seidna untuk misi mengevakuasi warga kami yang terjebak di Sudan, tempat bentrokan berlanjut. Pesawat kami mendarat dengan selamat. Meskipun tidak ada cedera pada personel kami, pemeriksaan yang diperlukan sedang dilakukan di pesawat kami," cuit Kementerian Pertahanan Turki seperti dilansir dari The Guardian, Jumat (28/4/2023).
Tentara Sudan menuding paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) sebagai pelaku penembakan. Namun tudingan itu dibantah pihak RSF dan menyebut pihak tentara Sudan menyebarkan kebohongan.
“Pasukan kami tetap berkomitmen pada gencatan senjata kemanusiaan yang kami sepakati sejak tengah malam, dan tidak benar bahwa kami menargetkan pesawat apa pun di langit Wadi Seyidna di Omdurman,” kata RSF dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Al Arabiya.
Ratusan orang tewas dan puluhan ribu orang melarikan diri dalam dua minggu konflik antara tentara dan RSF.
Kedua faksi setuju pada Kamis malam untuk memperpanjang gencatan senjata selama 72 jam untuk memungkinkan akses kemanusiaan, tetapi pertempuran berkobar di beberapa bagian ibu kota Khartoum pada Jumat, menurut saksi mata dan siaran video langsung.
Peristiwa ini dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Turki melalui akun Twitternya.
"Senjata ringan ditembakkan ke pesawat evakuasi C-130 kami, yang akan menuju Wadi Seidna untuk misi mengevakuasi warga kami yang terjebak di Sudan, tempat bentrokan berlanjut. Pesawat kami mendarat dengan selamat. Meskipun tidak ada cedera pada personel kami, pemeriksaan yang diperlukan sedang dilakukan di pesawat kami," cuit Kementerian Pertahanan Turki seperti dilansir dari The Guardian, Jumat (28/4/2023).
Tentara Sudan menuding paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) sebagai pelaku penembakan. Namun tudingan itu dibantah pihak RSF dan menyebut pihak tentara Sudan menyebarkan kebohongan.
“Pasukan kami tetap berkomitmen pada gencatan senjata kemanusiaan yang kami sepakati sejak tengah malam, dan tidak benar bahwa kami menargetkan pesawat apa pun di langit Wadi Seyidna di Omdurman,” kata RSF dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Al Arabiya.
Ratusan orang tewas dan puluhan ribu orang melarikan diri dalam dua minggu konflik antara tentara dan RSF.
Kedua faksi setuju pada Kamis malam untuk memperpanjang gencatan senjata selama 72 jam untuk memungkinkan akses kemanusiaan, tetapi pertempuran berkobar di beberapa bagian ibu kota Khartoum pada Jumat, menurut saksi mata dan siaran video langsung.
(ian)