Pemuda Muslim Ini Jalan Kaki 10 Bulan dari Prancis ke Masjid Al-Aqsa Yerusalem
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Muslim Prancis, Neil Dauxois, disambut banyak warga Palestina di Yerusalem setelah dia berjalan sejauh 3.900 kilometer dalam 10 bulan untuk mencapai Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur.
Kantor Berita Anadolu melaporkan Dauxois (26), seorang Muslim Prancis keturunan Aljazair, berangkat dengan berjalan kaki dari Prancis 10 bulan lalu untuk mencapai Masjid Al-Aqsa saat bulan suci Ramadan.
Dauxois telah melewati 10 negara, termasuk Turki, untuk mencapai tujuannya.
Dauxois melakukan perjalanan melalui Italia, Slovenia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Montenegro, Albania, Yunani, Siprus, dan Yordania. Dia memberi tahu Anadolu bahwa petualangannya "terkadang bagus, tetapi terkadang sangat sulit".
Pemuda Muslim ini menyoroti keramahan yang ditunjukkan oleh orang-orang di berbagai negara selama perjalanannya.
"Ketika saya berada di Turki, orang-orang sangat baik dan ramah. Jika bukan karena bantuan mereka, saya akan menyerah," ujar Dauxois.
"Saya menghadapi lebih banyak kesulitan di tempat-tempat yang orangnya tidak ramah," papar Dauxois.
Dauxois juga berbicara tentang masa-masa sulit yang dia hadapi saat berjalan melewati daerah tertentu saat cuaca dingin.
"Seorang diri saja, saya berhasil melewati banyak tempat dengan aman, berkat orang-orang lokal yang baik hati. Saya tidak dapat melakukannya tanpa mereka," papar dia.
Kantor Berita Anadolu melaporkan Dauxois (26), seorang Muslim Prancis keturunan Aljazair, berangkat dengan berjalan kaki dari Prancis 10 bulan lalu untuk mencapai Masjid Al-Aqsa saat bulan suci Ramadan.
Dauxois telah melewati 10 negara, termasuk Turki, untuk mencapai tujuannya.
Dauxois melakukan perjalanan melalui Italia, Slovenia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Montenegro, Albania, Yunani, Siprus, dan Yordania. Dia memberi tahu Anadolu bahwa petualangannya "terkadang bagus, tetapi terkadang sangat sulit".
Pemuda Muslim ini menyoroti keramahan yang ditunjukkan oleh orang-orang di berbagai negara selama perjalanannya.
"Ketika saya berada di Turki, orang-orang sangat baik dan ramah. Jika bukan karena bantuan mereka, saya akan menyerah," ujar Dauxois.
"Saya menghadapi lebih banyak kesulitan di tempat-tempat yang orangnya tidak ramah," papar Dauxois.
Dauxois juga berbicara tentang masa-masa sulit yang dia hadapi saat berjalan melewati daerah tertentu saat cuaca dingin.
"Seorang diri saja, saya berhasil melewati banyak tempat dengan aman, berkat orang-orang lokal yang baik hati. Saya tidak dapat melakukannya tanpa mereka," papar dia.