Siap Tempur! Israel Kerahkan Lebih Banyak Infanteri dan Artileri di Selatan serta Utara
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada Jumat (7/4/2023) bahwa pihaknya telah menambah penempatan infanteri dan artileri di selatan dan utara negara itu.
Pengerahan itu untuk mempersiapkan kemungkinan eskalasi di tengah serangan roket yang terus berlanjut dari Jalur Gaza.
"Berdasarkan penilaian situasi, kami telah membuat keputusan memperluas pasukan infanteri dan artileri reguler kami ke Komando Selatan dan Komando Utara untuk memperkuat pertahanan untuk semua kemungkinan skenario," ujar juru bicara IDF Daniel Hagari.
“Serangan Israel di berbagai arah sepanjang malam hingga Jumat adalah indikasi yang jelas bahwa IDF mampu dan siap menjalankan misinya," papar juru bicara itu.
"Kami menganggap negara Lebanon bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di wilayahnya, termasuk penembakan yang dilakukan oleh Hamas, dan kami tidak akan membiarkan Hamas beroperasi dari Lebanon," tegas dia.
Media Israel melaporkan, mengutip Hagari, bahwa 44 roket telah ditembakkan semalam dari Jalur Gaza ke arah Israel selatan.
Sembilan roket di antaranya gagal mencapai perbatasan wilayah Palestina, 12 roket jatuh ke laut, 14 roket mendarat di ladang, satu roket menghantam gedung apartemen di kota Sderot, dan delapan roket dicegat sistem pertahanan udara Iron Dome.
Hagari juga mengatakan pertahanan udara Israel menyerang lebih dari sepuluh sasaran Hamas di Jalur Gaza, menggunakan sekitar 50 ton amunisi.
Pada Kamis, media Israel melaporkan puluhan roket telah ditembakkan dari Lebanon, menargetkan kota-kota perbatasan dan kota-kota yang terletak di wilayah Galilea utara dan barat.
IDF mengatakan bahwa 34 roket telah ditembakkan dari Lebanon, 23 roket di antaranya dicegat oleh sistem pertahanan udara.
Ia menyalahkan serangan itu pada kelompok pejuang Palestina Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memerintahkan kontrol komando untuk mempersiapkan setiap tanggapan potensial.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari yang sama bahwa para pelaku akan membayar setiap tindakan agresi.
Dia menambahkan tidak ada debat politik internal yang akan mengganggu itu.
Pengerahan itu untuk mempersiapkan kemungkinan eskalasi di tengah serangan roket yang terus berlanjut dari Jalur Gaza.
"Berdasarkan penilaian situasi, kami telah membuat keputusan memperluas pasukan infanteri dan artileri reguler kami ke Komando Selatan dan Komando Utara untuk memperkuat pertahanan untuk semua kemungkinan skenario," ujar juru bicara IDF Daniel Hagari.
“Serangan Israel di berbagai arah sepanjang malam hingga Jumat adalah indikasi yang jelas bahwa IDF mampu dan siap menjalankan misinya," papar juru bicara itu.
"Kami menganggap negara Lebanon bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di wilayahnya, termasuk penembakan yang dilakukan oleh Hamas, dan kami tidak akan membiarkan Hamas beroperasi dari Lebanon," tegas dia.
Media Israel melaporkan, mengutip Hagari, bahwa 44 roket telah ditembakkan semalam dari Jalur Gaza ke arah Israel selatan.
Sembilan roket di antaranya gagal mencapai perbatasan wilayah Palestina, 12 roket jatuh ke laut, 14 roket mendarat di ladang, satu roket menghantam gedung apartemen di kota Sderot, dan delapan roket dicegat sistem pertahanan udara Iron Dome.
Hagari juga mengatakan pertahanan udara Israel menyerang lebih dari sepuluh sasaran Hamas di Jalur Gaza, menggunakan sekitar 50 ton amunisi.
Pada Kamis, media Israel melaporkan puluhan roket telah ditembakkan dari Lebanon, menargetkan kota-kota perbatasan dan kota-kota yang terletak di wilayah Galilea utara dan barat.
IDF mengatakan bahwa 34 roket telah ditembakkan dari Lebanon, 23 roket di antaranya dicegat oleh sistem pertahanan udara.
Ia menyalahkan serangan itu pada kelompok pejuang Palestina Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memerintahkan kontrol komando untuk mempersiapkan setiap tanggapan potensial.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari yang sama bahwa para pelaku akan membayar setiap tindakan agresi.
Dia menambahkan tidak ada debat politik internal yang akan mengganggu itu.
(sya)