Rusia, Iran, Suriah, dan Turki Bertemu di Moskow, Pukulan Baru bagi AS?

Senin, 03 April 2023 - 15:33 WIB
loading...
A A A
Pemulihan hubungan Suriah-Turki adalah kunci persamaan ini. Ketika perang kotor yang dipimpin CIA di Suriah dimulai pada awal 2010-an, Turki dan negara-negara lain termasuk Arab Saudi, Qatar, dan Israel bergabung dalam upaya untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar Assad, memfasilitasi aliran militan ke negara itu, dan ekspor minyak, artefak kuno, dan kekayaan lainnya darinya.

Intervensi Rusia dalam konflik pada tahun 2015 membantu memperlambat aliran ini. Turki kemudian mengalihkan persneling untuk mendukung pemberontak di provinsi Idlib, dan melakukan beberapa operasi militer di Suriah melawan Daesh (ISIS) dan militan Kurdi Suriah yang didukung AS diduga terkait Partai Pekerja Kurdistan yang Ankara tetapkan sebagai kelompok teroris.

Turki dan sekutunya saat ini menguasai sekitar 10% wilayah Suriah, dan Damaskus telah berulang kali menuntut penarikan mereka. Permintaan semacam itu yang juga diterapkan otoritas Suriah kepada pasukan AS dan Israel.

Menekankan pentingnya masalah ini bagi Damaskus, Presiden Assad mengatakan bulan lalu bahwa dia tidak akan setuju bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sampai Ankara setuju mengakhiri pendudukannya.

“Ini terkait dengan tiba pada tahap di mana Turki jelas akan siap dan tanpa ambiguitas untuk keluar sepenuhnya dari wilayah Suriah dan mengakhiri dukungannya terhadap terorisme dan memulihkan situasi yang terjadi sebelum dimulainya perang di Suriah,” ungkap Assad pada Sputnik saat pertengahan Maret setelah pertemuan dengan Presiden Putin.

AS Harus Bangun

Bulan lalu, China menengahi normalisasi penting perjanjian hubungan antara saingan regional lama Iran dan Arab Saudi, dengan AS meninggalkan negosiasi dan memenuhi berita dengan anggur masam.

Sementara itu, pejabat Saudi dan Suriah baru-baru ini mengatakan kepada media AS bahwa kedua negara mendekati normalisasi perjanjian hubungan yang ditengahi Rusia.

Pejabat Suriah dan Mesir juga dalam "diskusi lanjutan" tentang pemulihan penuh hubungan diplomatik, dengan Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad melakukan perjalanan ke Kairo untuk melakukan pembicaraan dengan Menlu Mesir Sameh Shoukry pada Sabtu.

Pada Februari dan Maret, Presiden Assad melakukan perjalanan ke Oman dan Uni Emirat Arab yang menjadi negara Teluk pertama yang mengambil langkah memulihkan hubungan dengan Damaskus masing-masing pada tahun 2019 dan 2020, untuk membahas cara meningkatkan hubungan dan memfasilitasi kembalinya Suriah ke Liga Arab.

Normalisasi hubungan Suriah-Turki, sebagai komponen kunci dari “kembalinya” kemenangan diplomatik Suriah ke wilayah tersebut, dapat menjadi pukulan telak bagi kekuatan AS.

Hal ini menunjukkan taktik perang kotor Washington dan upaya lama memberikan sanksi kepada Damaskus agar tunduk, adalah tidak mungkin lagi meyakinkan kekuatan regional, bahkan mereka yang memiliki tradisi hubungan dekat dengan Washington.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1508 seconds (0.1#10.140)