Anggota NATO Harus Persenjatai Ukraina untuk Jangka Panjang
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan para pendukung asing Ukraina harus siap mempertahankan dukungan militer mereka untuk waktu yang lama.
“Kebutuhan (akan senjata) akan terus ada, karena ini adalah perang gesekan; ini tentang kapasitas industri untuk mempertahankan dukungan,” ujar pejabat itu kepada surat kabar Guardian pada Rabu (22/3/2023).
Dia mencatat, pengeluaran amunisi Ukraina dalam konflik dengan Rusia telah melampaui kapasitas produksi negara-negara yang mempersenjatai Kiev.
Kepala NATO mendesak anggota blok yang dipimpin AS untuk meningkatkan pengeluaran militer mereka setidaknya ke tingkat target 2% PDB, untuk mempertahankan upaya perang.
Moskow, klaim Stoltenberg, juga kehabisan senjata, meskipun meningkatkan manufakturnya, dan sedang mencari senjata dari negara lain, termasuk Iran dan Korea Utara.
Klaim semacam itu telah berulang kali dibuat oleh pejabat Barat, juga dengan mengacu pada China.
Namun Rusia dan negara-negara tersebut semuanya telah menolak tuduhan memberikan pasokan semacam itu.
Stoltenberg juga mengkritik upaya Beijing menengahi konflik dan menengahi perjanjian damai. China, menurutnya, perlu “memahami perspektif Ukraina” dan “berhubungan langsung dengan Presiden (Volodymyr) Zelenskiy.”
“Kebutuhan (akan senjata) akan terus ada, karena ini adalah perang gesekan; ini tentang kapasitas industri untuk mempertahankan dukungan,” ujar pejabat itu kepada surat kabar Guardian pada Rabu (22/3/2023).
Dia mencatat, pengeluaran amunisi Ukraina dalam konflik dengan Rusia telah melampaui kapasitas produksi negara-negara yang mempersenjatai Kiev.
Kepala NATO mendesak anggota blok yang dipimpin AS untuk meningkatkan pengeluaran militer mereka setidaknya ke tingkat target 2% PDB, untuk mempertahankan upaya perang.
Moskow, klaim Stoltenberg, juga kehabisan senjata, meskipun meningkatkan manufakturnya, dan sedang mencari senjata dari negara lain, termasuk Iran dan Korea Utara.
Klaim semacam itu telah berulang kali dibuat oleh pejabat Barat, juga dengan mengacu pada China.
Namun Rusia dan negara-negara tersebut semuanya telah menolak tuduhan memberikan pasokan semacam itu.
Stoltenberg juga mengkritik upaya Beijing menengahi konflik dan menengahi perjanjian damai. China, menurutnya, perlu “memahami perspektif Ukraina” dan “berhubungan langsung dengan Presiden (Volodymyr) Zelenskiy.”