Pejabat UE: Israel Coba Seret AS Perang dengan Iran Selagi Trump Berkuasa

Sabtu, 18 Juli 2020 - 10:39 WIB
loading...
Pejabat UE: Israel Coba...
Ledakan dahsyat terjadi di Parchin, timur Teheran, Iran, pada Kamis (25/6/2020). Foto/IRCG Iran
A A A
BRUSSELS - Seorang pejabat Uni Eropa (UE) mengatakan Israel berusaha menyeret Amerika Serikat (AS) ke dalam konflik dengan Iran selagi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkuasa atau sebelum pemilu Amerika November. Rentetan kebakaran dan ledakan di Iran baru-baru diduga sebagai ulah rezim Zionis untuk memprovokasi Teheran.

"Saya khawatir rencana Israel di sini adalah untuk memprovokasi respons Iran yang dapat berubah menjadi eskalasi militer ketika Trump tetap di kantor," kata pejabat Uni Eropa kepada Business Insider yang berbicara secara anonim karena masalah ini sensitif.

Presiden Trump, yang memperjuangkan kebijakan "tekanan maksimum" terhadap Iran merupakan sekutu Israel yang setia. Masa jabatannya tersisa kurang dari empat bulan dan kemudian akan bertarung melawan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden bulan November mendatang. (Baca: Jet Tempur Siluman F-35 Israel Diklaim Biang Ledakan Situs Militer Iran )

Biden, yang menjadi wakil presiden ketika AS merundingkan perjanjian nuklir 2015 dengan Iran, telah mengkritik Trump karena menarik Amerika keluar dari perjanjian itu dan mengisyaratkan bahwa AS akan bergabung dalam perjanjian tersebut kembali jika dia terpilih sebagai presiden.

"Akan ada lebih sedikit selera untuk petualangan dan misi rahasia untuk meledakkan fasilitas nuklir di bawah pemerintahan Biden," kata pejabat Uni Eropa tersebut, yang dilansir Sabtu (18/7/2020).

Rentetan ledakan dan kebakaran dengan asal-usul penyebab tak diketahui telah mengguncang Iran dalam beberapa minggu terakhir. Itu termasuk kebakaran di galangan kapal di Bushehr pada 15 Juli, ledakan di sebuah pabrik aluminium di Lamerd pada 14 Juli, ledakan dan kebakaran di fasilitas pengayaan uranium di Natanz pada 2 Juli, kebakaran di sebuah pusat kesehatan di Teheran pada 30 Juni, serta kebakaran disertai ledakan di kompleks militer di Parchin dan pembangkit listrik di Shiraz pada 25 Juni.

Seorang pejabat intelijen Timur Tengah yang tidak disebutkan namanya, yang dikutip New York Times pada 5 Juli, mengatakan bahwa ledakan di Natanz adalah akibat dari bom yang ditanam Israel di fasilitas itu.

Israel belum secara terbuka menyangkal atau mengonfirmasi laporan yang menghubungkannya dengan rentetan insiden misterius di Iran. (Baca juga: Rentetan 7 Kebakaran dan Ledakan Tak Wajar, Ada Apa dengan Iran? )

Namun, seorang pejabat keamanan diduga membocorkan informasi bahwa Israel bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini terhadap Iran, meskipun Menteri Pertahanan Benny Gantz telah mengklaim bahwa tidak semua yang terjadi di Iran dikaitkan dengam Israel.

Kendati demikian, politisi Israel Avigdor Lieberman menuduh kepala Mossad, Yossi Cohen, sudah berbicara kepada pers dan membocorkan informasi tersebut.

"Seorang pejabat intelijen mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas ledakan di Iran pada hari Kamis...Seluruh eselon keamanan negara tahu siapa (pejabat) itu," kata Lieberman yang merupakan mantan menteri pertahanan negara mayoritas Yahudi tersebut.

"Saya berharap perdana menteri akan menutup mulut (siapa pun yang membocorkan informasi)," paparnya.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1612 seconds (0.1#10.140)