20 Tahun Lalu Rachel Corrie Digilas Buldoser Israel saat Bela Palestina

Kamis, 16 Maret 2023 - 12:07 WIB
loading...
A A A
Corrie berbeda dengan aktivis kemanusiaan pada umumnya. Sejak masih kecil, sikap kritisnya sudah menonjol.

Videonya yang pidato tanpa naskah di depan para siswa cukup mencengangkan. Isi pidatonya bukan tentang imajinasi anak-anak, tapi berisi pesan-pesan moral dan sosial.

Dia tumbuh menjadi aktivis muda di kelompok International Solidarity Movement (ISM) atau Gerakan Solodaritas Internasional.

Berkat Corrie, kelompok ini menginsipirasi anak-anak muda dari berbagai negara di dunia untuk bergerak menolong Palestina. Salah satunya adalah anak-anak muda yang tewas dalam tragedi kapal Mavi Marmara, beberapa tahun silam.

Saban 16 Maret, para aktivis dan seniman rutin menggelar pentas teater tentang detik-detik kematian Corrie. Selain namanya abadi sebagai pahlawan Palestina, nama Corrie juga sudah lama diabadikan sebagai yayasan sosial yang digerakkan orangtuanya untuk menolong orang-orang tertindas.

Kematian Corrie adalah “tamparan” bagi AS yang selama ini sesumbar memperjuangkan hak asasi manusia (HAM). Alih-alih memperjuangkan HAM, Amerika selama 20 tahun terakhir ini bungkam untuk membela warganya sendiri yang tewas dibuldoser Israel.

Gagal di negaranya sendiri, orang tua Corrie menggugat pembunuh putrinya ke pengadilan di Israel. Tapi, hasilnya jauh dari memuaskan.

Sebelum tragedi terjadi, Corrie datang ke Gaza, selain menjalankan misinya sebagai aktivis ISM, juga mengerjakan tugas akhir kuliahnya.

Sejak tiba di Rafah, Corrie kerap mengontak ibunya untuk menceritakan penderitaan bocah-bocah Palestina yang ketakutan mendengar tembakan hingga penggusuran.

Bagi Corrie, itu pengalaman nyata yang menyayat hatinya. Nasibnya tragis. Kurang dari dua bulan setelah kedatangannya di Gaza, aktivis cantik itu meninggal dibunuh pasukan IDF dengan buldoser.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1800 seconds (0.1#10.140)