22 Orang Tewas Dibantai di Biara Myanmar, Junta dan Pemberontak Saling Menyalahkan
loading...
A
A
A
NAYPYIDAW - Sedikitnya 22 orang, termasuk tiga biksu, tewas di sebuah biara Buddha di Myanmar. Junta militer dan kelompok perlawanan bersenjata lokal saling menyalahkan atas serangan itu.
Anggota kelompok perlawanan bersenjata yang menentang pemerintah militer mengatakan mayat 22 orang ditemukan Sabtu malam di kompleks biara Buddha di desa Nam Nein, di bagian selatan Negara Bagian Shan di Myanmar timur. Mereka menyalahkan tentara atas kematian tersebut.
Desa itu terletak sekitar 80 kilometer di timur Ibu Kota Myanmar, Naypyitaw. Daerah tersebut merupakan bagian dari Zona Pemerintahan Sendiri dari etnis minoritas Pa-O. Daerah itu diatur oleh Organisasi Nasional Pa-O, atau PNO, yang bersekutu dengan pemerintah militer. Sedangkan etnis Pa-O lainnya mendukung perlawanan.
Menurut kelompok perlawanan anti-pemerintah dan penduduk desa yang sebelumnya melarikan diri tetapi tetap berhubungan dengan biara melalui telepon mengatakan sekitar 30 orang berlindung di bangunan utama biara sejak pertempuran di daerah itu meningkat bulan lalu.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Sabtu pagi itu tidak jelas, tetapi akibat dari peristiwa itu didokumentasikan dalam foto dan video.
Seorang warga Nam Nain berusia 45 tahun yang meninggalkan desa pada akhir Februari karena pertempuran mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia setiap hari berhubungan melalui telepon dengan biksu ketua biara, yang menolak permintaannya untuk pergi.
“Biksu itu menelepon saya pada jam 8 pagi pada hari Sabtu. Dia berkata 'Mereka masuk ke desa. Saya bisa mendengar suara tembakan dan artileri,’ dan dia tiba-tiba menutup telepon,” kata warga desa itu, yang berbicara tanpa menyebut nama karena dia takut dihukum oleh pihak berwenang.
“Dia tidak bisa mengatakan kelompok mana yang masuk. Jadi tidak jelas siapa yang membunuh orang-orang itu,” kata warga tersebut, Senin.
Dia menambahkan bahwa biksu itu, yang merupakan keponakannya, dan dua saudara iparnya, termasuk di antara mereka yang tewas.
Anggota kelompok perlawanan bersenjata yang menentang pemerintah militer mengatakan mayat 22 orang ditemukan Sabtu malam di kompleks biara Buddha di desa Nam Nein, di bagian selatan Negara Bagian Shan di Myanmar timur. Mereka menyalahkan tentara atas kematian tersebut.
Desa itu terletak sekitar 80 kilometer di timur Ibu Kota Myanmar, Naypyitaw. Daerah tersebut merupakan bagian dari Zona Pemerintahan Sendiri dari etnis minoritas Pa-O. Daerah itu diatur oleh Organisasi Nasional Pa-O, atau PNO, yang bersekutu dengan pemerintah militer. Sedangkan etnis Pa-O lainnya mendukung perlawanan.
Menurut kelompok perlawanan anti-pemerintah dan penduduk desa yang sebelumnya melarikan diri tetapi tetap berhubungan dengan biara melalui telepon mengatakan sekitar 30 orang berlindung di bangunan utama biara sejak pertempuran di daerah itu meningkat bulan lalu.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Sabtu pagi itu tidak jelas, tetapi akibat dari peristiwa itu didokumentasikan dalam foto dan video.
Seorang warga Nam Nain berusia 45 tahun yang meninggalkan desa pada akhir Februari karena pertempuran mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia setiap hari berhubungan melalui telepon dengan biksu ketua biara, yang menolak permintaannya untuk pergi.
“Biksu itu menelepon saya pada jam 8 pagi pada hari Sabtu. Dia berkata 'Mereka masuk ke desa. Saya bisa mendengar suara tembakan dan artileri,’ dan dia tiba-tiba menutup telepon,” kata warga desa itu, yang berbicara tanpa menyebut nama karena dia takut dihukum oleh pihak berwenang.
“Dia tidak bisa mengatakan kelompok mana yang masuk. Jadi tidak jelas siapa yang membunuh orang-orang itu,” kata warga tersebut, Senin.
Dia menambahkan bahwa biksu itu, yang merupakan keponakannya, dan dua saudara iparnya, termasuk di antara mereka yang tewas.