5 Teori Konspirasi Vladimir Putin yang Dirancang untuk Hancurkan AS Selama 20 Tahun Terakhir

Sabtu, 04 Maret 2023 - 16:00 WIB
loading...
5 Teori Konspirasi Vladimir Putin yang Dirancang untuk Hancurkan AS Selama 20 Tahun Terakhir
5 Teori Konspirasi Vladimir Putin yang Dirancang untuk Hancurkan AS Selama 20 Tahun Terakhir. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Vladimir Putin belakangan memang tengah jadi sosok kontroversial usai invasinya ke Ukraina . Tidak hanya itu, dalam dua dekade ini bahkan terdapat beberapa berita konspirasi yang dibuat oleh pemerintah Moskow untuk menjatuhkan Barat.

Menurut New York Times, jurnalis dan pejabat saling bekerja sama untuk menyebarkan disinformasi dengan seenaknya di Rusia. Dari beberapa berita yang tidak masuk akal, salah satunya adalah keikutsertaan CIA yang akan menggulingkan kekuasaan Putin.

Berikut ini lima teori konspirasi tentang Vladimir Putin yang dirancang untuk menghancurkan Amerika Serikat:

1. Vladimir Putin Menganggap Barat Ingin Menguasai Rusia

Pada tahun 2007, Putin sempat mendapat pertanyaan tentang komentarnya terhadap pernyataan mantan menteri Luar Negeri AS Madeleine Albright bahwa kekayaan Rusia harus didistribusikan kembali ke negara barat termasuk Amerika karena wilayah yang berada di Siberia bukanlah milik Moskow.

Saat itu Putin menanggapi dengan jawaban "tidak mengerti" dengan pernyataan tersebut. Pernyataan tersebut jadi kabar berita utama di dan membuat nama Moskow buruk di mata dunia karena tidak ingin membagikan SDA yang dimiliki ke barat.

Kabar ini diperburuk dengan pernyataan bahwa wilayah Siberia yang menjadi salah satu pemasok SDA terbesar bukanlah wilayah Rusia.

Dilansir dari The Guardian, Kemudian pada tahun 2015, Dewan Keamanan Federasi Rusia, Nikolai Patrushev mengungkapkan dengan jelas pandangannya terhadap pernyataan tersebut, dengan mengatakan Amerika iri dengan sumber daya alam yang besar.

2. NATO Mengubah Ukraina Menjadi Kamp Militer

NATO yang punya kaitan erat dengan AS selalu menjadi penghambat Rusia dalam melancarkan segala aksinya. Fokus NATO pada Ukraina bermula ketika revolusi Maidan Ukraina di tahun 2014 dimana terjadi penggulingan kekuasaan Viktor Yanukovych yang diduga punya hubungan dekat dengan Moskow.

Menanggapi hal itu, dalam essay panjang yang diterbitkan pada Juli 2021, Putin mengungkapkan sepenuhnya bahwa Ukraina telah dikendalikan oleh Barat dan NATO untuk menyembunyikan musuh yang akan menghancurkan Rusia. Hal inilah yang diperkirakan melatarbelakangi terjadinya invasi pada Februari 2022 lalu.


3. Pihak Oposisi yang Ingin Menghancurkan Rusia dari Dalam didukung oleh Barat

Sejak 2004 lalu, Putin sudah mulai curiga terhadap oposisi domestik dan mulai takut akan terjadinya revolusi besar. Ini akan membawa perselisihan besar ke Moskow dan mengubahnya menjadi berantakan macam Ukraina.

Menurut Reuters, Kremlin pada 2020 lalu menuduh politisi oposisi Alexei Navalny bekerja untuk CIA setelah dia mengatakan bahwa Putin bertanggungjawab atas kasus peracunan yang membuatnya koma di Jerman.

Bahkan Putin menganggap kasus peracunan itu merupakan berita yang digunakan barat untuk menghitamkan reputasinya. Hingga saat ini para pihak oposisi mulai disingkirkan dan siapapun yang menentang dan mengkritik kebijakan yang berlaku akan dipenjara.

4. Gerakan LGBT Adalah Plot Melawan Rusia

Rusia sebagai salah satu negara yang menentang LGBT ini tak lepas dari pemikiran Putin yang menganggap LGBT dapat merusak anak muda dan menghancurkan Gereja Orthodox.

Karena pemikiran tersebut, di tahun 2020 seperlima orang Rusia yang telah disurvei menginginkan kaum LGBT dihilangkan. Pemerintah Moskow juga mengklaim bahwa LGBT merupakan ciptaan barat yang berpotensi menghancurkan stabilitas sosial Negara.

Bahkan penyerangan Rusia ke Ukraina di 2022 dianggap sebagai bentuk perang melawan pengaruh barat terkait LGBT yang tidak sesuai dengan ajaran gereja menurut Patriark Kirill , kepala Gereja Ortodoks Rusia.


5. Ukraina dan AS Sedang Menciptakan Senjata Biologi Untuk Melawan Rusia

Kebohongan terbaru Putin terkait teori konspirasi ini sebenarnya telah muncul di tahun 2017, ketika menuding barat mengumpulkan bahan biologis dari Rusia untuk eksperimen ilmiah.

Kemudian, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, mengklaim bahwa intelijen Rusia telah memperoleh bukti bahwa AS dan Ukraina tengah membangun senjata biologis untuk menyebarkan virus ke Moskow.

Meskipun tidak ada bukti kredibel yang membuktikan pernyataan tersebut. Kabar itu telah menyebar dengan cepat hingga pemimpin Kremlin mengadakan pertemuan PBB untuk membahasnya
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1829 seconds (0.1#10.140)