China Usulkan Rencana Perdamaian, Zelensky Ingin Bertemu Jinping
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan dia ingin bertemu dengan rekannya dari China , Xi Jinping , untuk membahas seruan Beijing untuk gencatan senjata dan pembicaraan damai antara Rusia dengan Ukraina pada Jumat lalu.
China mengklaim memiliki sikap netral dalam perang yang dimulai satu tahun lalu itu, tetapi juga menolak untuk mengkritik invasi Moskow ke Ukraina, atau bahkan menyebutnya sebagai invasi. Ia menuduh sekutu barat Ukraina memprovokasi konflik dan "mengipasi api" dengan memberikan senjata defensif kepada Ukraina.
"Saya percaya bahwa fakta bahwa China mulai berbicara tentang Ukraina itu tidak buruk," kata Zelensky.
“Tapi pertanyaannya adalah apa yang mengikuti kata-kata. Pertanyaannya ada dalam langkah-langkah dan di mana mereka akan mengarah," imbuhnya.
"Sejauh yang saya tahu, China secara historis menghormati integritas teritorial, dan karenanya harus melakukan segalanya sehingga Federasi Rusia meninggalkan wilayah kita, karena dalam hal ini bahwa gravitasi kedaulatan dan integritas teritorial terletak," ujarnya seperti dikutip dari Euronews, Sabtu (25/2/2023).
Dalam dokumen berisi 12 poin yang dirilis Jumat, Kementerian Luar Negeri China menguraikan proposal untuk menghentikan pertempuran di Ukraina. Dokumen ini menyerukan pembicaraan damai dan bagi kedua belah pihak untuk menghormati kedaulatan nasional. Namun pernyataan itu tidak menyerukan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina.
Sikap publik China terjadi dua hari setelah diplomat senior Beijing Wang Yi mengunjungi Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Wang Yi disambut dengan hangat oleh Putin, yang mengatakan negara mereka memiliki minat strategis yang sama untuk berdiri bersama di panggung dunia.
China mengklaim memiliki sikap netral dalam perang yang dimulai satu tahun lalu itu, tetapi juga menolak untuk mengkritik invasi Moskow ke Ukraina, atau bahkan menyebutnya sebagai invasi. Ia menuduh sekutu barat Ukraina memprovokasi konflik dan "mengipasi api" dengan memberikan senjata defensif kepada Ukraina.
"Saya percaya bahwa fakta bahwa China mulai berbicara tentang Ukraina itu tidak buruk," kata Zelensky.
“Tapi pertanyaannya adalah apa yang mengikuti kata-kata. Pertanyaannya ada dalam langkah-langkah dan di mana mereka akan mengarah," imbuhnya.
"Sejauh yang saya tahu, China secara historis menghormati integritas teritorial, dan karenanya harus melakukan segalanya sehingga Federasi Rusia meninggalkan wilayah kita, karena dalam hal ini bahwa gravitasi kedaulatan dan integritas teritorial terletak," ujarnya seperti dikutip dari Euronews, Sabtu (25/2/2023).
Dalam dokumen berisi 12 poin yang dirilis Jumat, Kementerian Luar Negeri China menguraikan proposal untuk menghentikan pertempuran di Ukraina. Dokumen ini menyerukan pembicaraan damai dan bagi kedua belah pihak untuk menghormati kedaulatan nasional. Namun pernyataan itu tidak menyerukan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina.
Sikap publik China terjadi dua hari setelah diplomat senior Beijing Wang Yi mengunjungi Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Wang Yi disambut dengan hangat oleh Putin, yang mengatakan negara mereka memiliki minat strategis yang sama untuk berdiri bersama di panggung dunia.