Siapa di Balik Ledakan Bom Nordic yang Menghancurkan Nord Stream 1 dan 2?

Kamis, 23 Februari 2023 - 19:00 WIB
loading...
Siapa di Balik Ledakan...
Siapa di Balik Ledakan Bom Nordic yang Menghancurkan Nord Stream 1 dan 2? FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Ledakan terjadi di Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 pada 26 September 2022, yang diistilahkan oleh situs berita EurAsian Times sebagai “bom Nordic”. Ledakan membuat tiga dari empat jalur pipa tidak dapat beroperasi. Berbagai teori telah dikemukakan terkait siapa pihak yang melakukan serangan tersebut.

Baik Amerika Serikat maupun Rusia menyangkal bertanggung jawab atas ledakan tesebut. Namun, baru-baru ini terdapat sebuah laporan mengejutkan dari jurnalis investigasi pemenang penghargaan Pulitzer, Seymour Hersh, yang mengeklaim Amerika Serikat sebagai dalang di balik serangan tersebut.



Bukan menjadi rahasia lagi bahwa Amerika Serikat sudah lama menentang pipa gas alam Nord Stream, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh perusahaan gas Rusia, Gazprom. Pipa gas alam ini memasok gas alam Rusia yang siap pakai ke Eropa sehingga mengurangi ketergantungan Rusia pada energi Amerika Serikat.

Terkait invasi Rusia ke Ukraina, aliran gas alam Nord Stream pun berulang kali dikurangi hingga diberhentikan. Saat ledakan dilaporkan, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menuding tuduhan terselubung terhadap Rusia. Akan tetapi, Rusia dengan tegas membantah. Rusia mengatakan tidak ada hubungan antara negaranya dengan sabotase.

Hers mengeklaim pengeboman pipa gas alam Nord Stream 1 dan 2 pada September 2022 itu dilakukan oleh CIA (Central Intelligence Agency) dalam operasi rahasia atas arahan Gedung Putih. Pemerintahan Joe Biden pun membantah tuduhan tersebut serta menyebutnya sebagai fiksi yang sepenuhnya palsu dan lengkap. Sementara, Rusia menganggapnya serius dan menyebutnya luar biasa.

Laporan Hers meyakinkan dugaan serangan tersebut. Hers mengatakan bahwa ahli selam yang dilatih di US Navy Diving and Salvage Center di Florida telah menanam bahan peledak. Disebutkan bahwa penyelam telah melakukan operasi rahasia serta bahaya selama BALTOPS 22, rangkaian militer di Laut Baltik yang dilakukan oleh beberapa negara NATO.



Bahan peledak yang terpasang pada pipa dilengkapi dengan sensor yang memungkinkan untuk diledakkan dari jarak jauh di kemudian hari. Dalam laporannya, Hers menilai ledakan dipicu oleh pelampung sonar yang dijatuhkan oleh pesawat terbang.

Jalur pipa gas alam Nord Stream sendiri menelan biaya sekitar USD20 miliar serta membutuhkan waktu yang lama untuk membangunnya. Diketahui, jalur pipa tersebut menjadi bagian penting dari infrastruktur energi Eropa. Amerika Serikat diklaim melakukan serangan tersebut sebagai tanggapan atas invasi Rusia dan Ukraina. Selain itu, juga digunakan untuk mengekang ketergantungan Eropa dan gas alam dari Rusia.

Hers juga mengatakan dalam laporannya, AS meminta bantuan dari Norwegia pada Maret 2022. Bahkan agen CIA terbang ke Norwegia guna membahas operasi tersebut dengan Agen Rahasia serta Angkatan Laut Norwegia. Sesuai laporan, Angkatan Laut Norwegia juga yang memilih tempat untuk dijadikan target.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1371 seconds (0.1#10.140)