Inggris: Memasok Jet Tempur ke Ukraina Butuh Sekian Detik, tapi Itu Pekerjaan Besar
loading...
A
A
A
LONDON - Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey mengatakan memasok Ukraina dengan jet tempur untuk melawan invasi Rusia adalah pekerjaan sangat besar. Menurutnya, langkah seperti itu akan memicu negara-negara lain untuk mengikutinya.
Namun, dia menegaskan bahwa tidak ada niat saat ini bagi Inggris untuk melakukannya.
"Keputusan bisa memakan waktu sepersekian detik tapi tentu saja, kenyataannya memberikan jet adalah pekerjaan yang sangat besar," kata Heappey pada jumpa pers di London, di mana dia menyoroti beberapa tantangan logistik dan praktis dalam memberikan jet tempur ke Ukraina.
Dia mengatakan itu adalah proses yang kompleks, membutuhkan pertimbangan yang cermat terhadap faktor-faktor seperti bahan bakar, suku cadang, teknik, avionik, dan keahlian personel.
Heappey menunjukkan implikasi potensial, termasuk kemungkinan eskalasi perang dengan Rusia.
“Anda tidak bisa begitu saja menyerahkan jet tempur generasi ketiga dan keempat kepada insinyur yang tidak memiliki pengalaman dan mengharapkan mereka terbang lebih dari misi pertama. Itu jelas sangat menantang,” katanya.
“Banyak keahlian langsung di darat di lapangan terbang untuk mendukung dan itu berarti menempatkan orang maju ke Ukraina ke dalam upaya dari negara mana pun yang kami berikan jet karena, Anda tahu—Anda perlu membantu mendukung mereka," paparnya, seperti dikutip Anadolu Agency, Kamis (23/2/2023).
Dia juga mengatakan pelatihan pilot adalah pekerjaan yang signifikan dan tidak dapat dilakukan dengan cepat atau mudah.
"Sekarang tiang yang sangat panjang lainnya di tenda adalah pelatihan pilot. Anda tidak bisa begitu saja melompat ke pesawat ini dan melanjutkannya. Inggris telah mengumumkan bahwa kami akan memulai pelatihan pilot...dan ada peluang untuk pilot tempur yang secara efektif melebihi persyaratan untuk keluar dari Ukraina dan mulai berlatih dengan jenis pesawat lain untuk mengantisipasi jet NATO disediakan untuk masa damai," imbuh dia.
Ditanya apakah Inggris dapat didorong jika Amerika Serikat (AS) memberikan lampu hijau untuk mengirim F-16 ke Ukraina, dia mengatakan dia tidak tahu siapa yang pertama melewati "ambang jet".
“Tetapi sangat jelas setiap kali Anda melewati ambang, dalam pemberian, itu selalu dilihat sebagai dorongan bagi orang lain untuk melewati ambang itu,” katanya.
“Inggris sangat bangga dengan fakta bahwa kami telah berada di sana dan menjadi negara pertama yang melewati setiap ambang yang telah menjadi peran kami di dunia.”
"Siapa pun yang pertama melewati ambang pasti akan memberanikan orang lain untuk mengikuti," katanya.
Hampir 12 bulan telah berlalu sejak Rusia mengumumkan "operasi militer khusus" di Ukraina, yang telah mengakibatkan kematian sedikitnya 8.006 warga sipil dan 13.287 luka-luka, menurut angka PBB.
Ukraina selama ini terus memohon kepada negara-negara NATO untuk mengirim jet tempur modern guna melawan invasi Rusia. Namun sejauh ini belum ada satu pun negara yang memenuhi permintaan Kiev.
Namun, dia menegaskan bahwa tidak ada niat saat ini bagi Inggris untuk melakukannya.
"Keputusan bisa memakan waktu sepersekian detik tapi tentu saja, kenyataannya memberikan jet adalah pekerjaan yang sangat besar," kata Heappey pada jumpa pers di London, di mana dia menyoroti beberapa tantangan logistik dan praktis dalam memberikan jet tempur ke Ukraina.
Dia mengatakan itu adalah proses yang kompleks, membutuhkan pertimbangan yang cermat terhadap faktor-faktor seperti bahan bakar, suku cadang, teknik, avionik, dan keahlian personel.
Heappey menunjukkan implikasi potensial, termasuk kemungkinan eskalasi perang dengan Rusia.
“Anda tidak bisa begitu saja menyerahkan jet tempur generasi ketiga dan keempat kepada insinyur yang tidak memiliki pengalaman dan mengharapkan mereka terbang lebih dari misi pertama. Itu jelas sangat menantang,” katanya.
“Banyak keahlian langsung di darat di lapangan terbang untuk mendukung dan itu berarti menempatkan orang maju ke Ukraina ke dalam upaya dari negara mana pun yang kami berikan jet karena, Anda tahu—Anda perlu membantu mendukung mereka," paparnya, seperti dikutip Anadolu Agency, Kamis (23/2/2023).
Dia juga mengatakan pelatihan pilot adalah pekerjaan yang signifikan dan tidak dapat dilakukan dengan cepat atau mudah.
"Sekarang tiang yang sangat panjang lainnya di tenda adalah pelatihan pilot. Anda tidak bisa begitu saja melompat ke pesawat ini dan melanjutkannya. Inggris telah mengumumkan bahwa kami akan memulai pelatihan pilot...dan ada peluang untuk pilot tempur yang secara efektif melebihi persyaratan untuk keluar dari Ukraina dan mulai berlatih dengan jenis pesawat lain untuk mengantisipasi jet NATO disediakan untuk masa damai," imbuh dia.
Ditanya apakah Inggris dapat didorong jika Amerika Serikat (AS) memberikan lampu hijau untuk mengirim F-16 ke Ukraina, dia mengatakan dia tidak tahu siapa yang pertama melewati "ambang jet".
“Tetapi sangat jelas setiap kali Anda melewati ambang, dalam pemberian, itu selalu dilihat sebagai dorongan bagi orang lain untuk melewati ambang itu,” katanya.
“Inggris sangat bangga dengan fakta bahwa kami telah berada di sana dan menjadi negara pertama yang melewati setiap ambang yang telah menjadi peran kami di dunia.”
"Siapa pun yang pertama melewati ambang pasti akan memberanikan orang lain untuk mengikuti," katanya.
Hampir 12 bulan telah berlalu sejak Rusia mengumumkan "operasi militer khusus" di Ukraina, yang telah mengakibatkan kematian sedikitnya 8.006 warga sipil dan 13.287 luka-luka, menurut angka PBB.
Ukraina selama ini terus memohon kepada negara-negara NATO untuk mengirim jet tempur modern guna melawan invasi Rusia. Namun sejauh ini belum ada satu pun negara yang memenuhi permintaan Kiev.
(min)