Putin Tangguhkan Perjanjian Nuklir, Biden: Kesalahan Besar
loading...
A
A
A
WARSAWA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengutuk keputusan Rusia untuk mundur dari perjanjian kontrol senjata nuklir yang dikenal sebagai perjanjian New START . Menurutnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat kesalahan besar dengan menangguhkan perjanjian pengendalian senjata nuklir AS-Rusia terakhir yang tersisa.
“Itu kesalahan besar,” kata Biden dalam komentar pertamanya sejak pengumuman Putin pada Selasa kemarin seperti dikutip dari The Associated Press, Kamis (23/2/2023).
Komentar Biden datang saat dia menyelesaikan kunjungan empat hari ke Polandia dan Ukraina dengan melakukan pembicaraan bersama para pemimpin dari Bucharest Nine, kumpulan negara-negara di bagian paling timur dari aliansi NATO yang bersatu sebagai tanggapan atas aneksasi Putin tahun 2014.
Kecemasan negara kelompok Bucharest Nine tetap meningkat saat perang Ukraina berlarut-larut, dengan banyak yang khawatir bahwa Putin dapat bergerak untuk mengambil tindakan militer terhadap mereka selanjutnya jika dia berhasil di Ukraina. Aliansi tersebut meliputi Bulgaria, Republik Ceko, Estonia, Hongaria, Latvia, Lituania, Polandia, Rumania, dan Slovakia.
“Anda adalah garis depan pertahanan kolektif kami,” kata Biden tentang grup tersebut.
“Dan Anda tahu, lebih baik dari siapa pun, apa yang dipertaruhkan dalam konflik ini? Bukan hanya untuk Ukraina, tetapi untuk kebebasan demokrasi di seluruh Eropa dan di seluruh dunia,” imbuhnya.
Dia berjanji bahwa pakta pertahanan bersama NATO adalah "sakral."
"Kami akan mempertahankan setiap jengkal NATO secara harfiah," tegasnya.
Sehari sebelumnya di kaki Kastil Kerajaan Warsawa untuk menandai tonggak suram invasi Rusia yang berusia setahun, Biden memperingatkan bahwa agresi Rusia, jika tidak terkendali, tidak akan berhenti di perbatasan Ukraina.
"Nafsu otokrat tidak bisa diredakan," katanya. “Mereka harus ditentang,” imbuhnya.
Pidato Biden tentang perang Ukraina disampaikan satu hari setelah dia melakukan kunjungan mendadak ke Kiev, sebuah isyarat solidaritas yang besar dengan Ukraina.
Pidato tersebut merupakan bagian dari penegasan peran Eropa dalam membantu Ukraina mengusir invasi Rusia yang sedang berlangsung dan bagian dari peringatan tajam kepada Putin bahwa AS tidak akan membiarkan Moskow mengalahkan Ukraina.
Gedung Putih telah memuji beberapa negara sayap timur, termasuk Lituania, Polandia dan Rumania, selama setahun terakhir karena meningkatkan upaya untuk mendukung Ukraina dengan senjata dan bantuan ekonomi serta menerima pengungsi.
Biden telah memberikan perhatian khusus pada upaya Polandia. Negara ini menampung sekitar 1,5 juta pengungsi Ukraina dan telah memberikan bantuan militer sebesar USD3,8 miliar atau sekitar Rp57,7 triliun dan ekonomi ke Kiev.
“Itu kesalahan besar,” kata Biden dalam komentar pertamanya sejak pengumuman Putin pada Selasa kemarin seperti dikutip dari The Associated Press, Kamis (23/2/2023).
Komentar Biden datang saat dia menyelesaikan kunjungan empat hari ke Polandia dan Ukraina dengan melakukan pembicaraan bersama para pemimpin dari Bucharest Nine, kumpulan negara-negara di bagian paling timur dari aliansi NATO yang bersatu sebagai tanggapan atas aneksasi Putin tahun 2014.
Kecemasan negara kelompok Bucharest Nine tetap meningkat saat perang Ukraina berlarut-larut, dengan banyak yang khawatir bahwa Putin dapat bergerak untuk mengambil tindakan militer terhadap mereka selanjutnya jika dia berhasil di Ukraina. Aliansi tersebut meliputi Bulgaria, Republik Ceko, Estonia, Hongaria, Latvia, Lituania, Polandia, Rumania, dan Slovakia.
“Anda adalah garis depan pertahanan kolektif kami,” kata Biden tentang grup tersebut.
“Dan Anda tahu, lebih baik dari siapa pun, apa yang dipertaruhkan dalam konflik ini? Bukan hanya untuk Ukraina, tetapi untuk kebebasan demokrasi di seluruh Eropa dan di seluruh dunia,” imbuhnya.
Dia berjanji bahwa pakta pertahanan bersama NATO adalah "sakral."
"Kami akan mempertahankan setiap jengkal NATO secara harfiah," tegasnya.
Sehari sebelumnya di kaki Kastil Kerajaan Warsawa untuk menandai tonggak suram invasi Rusia yang berusia setahun, Biden memperingatkan bahwa agresi Rusia, jika tidak terkendali, tidak akan berhenti di perbatasan Ukraina.
"Nafsu otokrat tidak bisa diredakan," katanya. “Mereka harus ditentang,” imbuhnya.
Baca Juga
Pidato Biden tentang perang Ukraina disampaikan satu hari setelah dia melakukan kunjungan mendadak ke Kiev, sebuah isyarat solidaritas yang besar dengan Ukraina.
Pidato tersebut merupakan bagian dari penegasan peran Eropa dalam membantu Ukraina mengusir invasi Rusia yang sedang berlangsung dan bagian dari peringatan tajam kepada Putin bahwa AS tidak akan membiarkan Moskow mengalahkan Ukraina.
Gedung Putih telah memuji beberapa negara sayap timur, termasuk Lituania, Polandia dan Rumania, selama setahun terakhir karena meningkatkan upaya untuk mendukung Ukraina dengan senjata dan bantuan ekonomi serta menerima pengungsi.
Biden telah memberikan perhatian khusus pada upaya Polandia. Negara ini menampung sekitar 1,5 juta pengungsi Ukraina dan telah memberikan bantuan militer sebesar USD3,8 miliar atau sekitar Rp57,7 triliun dan ekonomi ke Kiev.
(ian)