Putin Ungkap Berbagai Kondisi untuk Perluas Operasi Militer Rusia di Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin memperingatkan jika Barat memutuskan memasok Ukraina dengan senjata canggih jarak jauh, Rusia harus mendorong ancaman lebih jauh dari perbatasannya.
Peringatan itu muncul dalam pidato tahunannya di depan parlemen Rusia pada Selasa (21/2/2023), dilansir RT.
“Barat menggunakan Ukraina sebagai pendobrak melawan Rusia maupun sebagai tempat latihan,” ujar Putin.
Pidato itu menjelang setahun setelah Moskow melancarkan operasi militernya di negara tetangga itu.
“Satu hal harus jelas bagi semua orang,” papar Putin. “Semakin jauh jangkauan sistem Barat yang tiba di Ukraina, semakin jauh kita akan dipaksa mendorong ancaman menjauh dari perbatasan kita. Sudah jelas."
Rusia mengirim pasukan di Ukraina pada 24 Februari 2022, dengan alasan perlunya melindungi rakyat Donbass dan kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk 2014-15.
Sejak saat itu, banyak negara Barat memasok senjata berat ke Ukraina, termasuk peluncur roket ganda HIMARS buatan Amerika Serikat (AS) dan howitzer M777.
Pada Minggu, Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak mengatakan negaranya akan menjadi yang pertama "memberi Ukraina senjata jarak jauh."
Presiden AS Joe Biden yang melakukan perjalanan ke Kiev pada Senin, juga berjanji mengirim lebih banyak senjata, termasuk tambahan roket HIMARS.
Moskow telah berulang kali menuduh Kiev menggunakan senjata asing untuk menyerang kota-kota tanpa pandang bulu dan membunuh warga sipil.
Aleksandr Bastrykin, kepala Komite Investigasi Rusia, mengatakan pada Senin bahwa sekitar 5.000 orang telah tewas di Donbass sejak 2014, dengan hampir 9.000 orang terluka.
Peringatan itu muncul dalam pidato tahunannya di depan parlemen Rusia pada Selasa (21/2/2023), dilansir RT.
“Barat menggunakan Ukraina sebagai pendobrak melawan Rusia maupun sebagai tempat latihan,” ujar Putin.
Pidato itu menjelang setahun setelah Moskow melancarkan operasi militernya di negara tetangga itu.
“Satu hal harus jelas bagi semua orang,” papar Putin. “Semakin jauh jangkauan sistem Barat yang tiba di Ukraina, semakin jauh kita akan dipaksa mendorong ancaman menjauh dari perbatasan kita. Sudah jelas."
Rusia mengirim pasukan di Ukraina pada 24 Februari 2022, dengan alasan perlunya melindungi rakyat Donbass dan kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk 2014-15.
Sejak saat itu, banyak negara Barat memasok senjata berat ke Ukraina, termasuk peluncur roket ganda HIMARS buatan Amerika Serikat (AS) dan howitzer M777.
Pada Minggu, Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak mengatakan negaranya akan menjadi yang pertama "memberi Ukraina senjata jarak jauh."
Presiden AS Joe Biden yang melakukan perjalanan ke Kiev pada Senin, juga berjanji mengirim lebih banyak senjata, termasuk tambahan roket HIMARS.
Moskow telah berulang kali menuduh Kiev menggunakan senjata asing untuk menyerang kota-kota tanpa pandang bulu dan membunuh warga sipil.
Aleksandr Bastrykin, kepala Komite Investigasi Rusia, mengatakan pada Senin bahwa sekitar 5.000 orang telah tewas di Donbass sejak 2014, dengan hampir 9.000 orang terluka.
(sya)