Philips akan Pecat 6.000 Karyawan di Penjuru Dunia pada 2025
loading...
A
A
A
AMSTERDAM - Raksasa teknologi kesehatan Belanda, Philips, mengumumkan pada Senin (30/1/2023) akan mengurangi stafnya sebanyak 6.000 karyawan di seluruh dunia pada tahun 2025.
Langkah ini sebagai tambahan dari pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diumumkan sebelumnya.
“Selain pengurangan tenaga kerjanya sebanyak 4.000 posisi yang diumumkan pada Oktober 2022, yang diterapkan sesuai rencana, Philips akan mengurangi tenaga kerjanya dengan tambahan 6.000 peran secara global pada tahun 2025, di mana 3.000 di antaranya akan dilaksanakan pada tahun 2023 sejalan dengan peraturan dan proses lokal yang relevan," papar pernyataan perusahaan itu.
Perusahaan menjelaskan keputusan untuk mengurangi tenaga kerja dengan perlunya restrukturisasi di bawah strategi kinerja tinggi yang baru.
Pada tahun 2022, perusahaan menghadapi kerugian serius yang antara lain disebabkan penarikan kembali alat bantu pernapasan Respironics.
“Memperkuat keselamatan dan kualitas pasien adalah prioritas tertinggi Philips. Ini termasuk menyelesaikan program penarikan dan pengujian Respironics pada tahun 2023 dan mengelola dampak keputusan persetujuan yang diusulkan, serta penyelidikan yang sedang berlangsung oleh Departemen Kehakiman AS dan litigasi terkait penarikan Respironics," ungkap perusahaan itu.
Per Desember 2022, Philips mempekerjakan sekitar 77.000 orang di penjuru dunia.
Lihat Juga: Presiden Maladewa Pecat Lebih dari 225 Pejabat Politik Termasuk Menteri untuk Pangkas Biaya
Langkah ini sebagai tambahan dari pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diumumkan sebelumnya.
“Selain pengurangan tenaga kerjanya sebanyak 4.000 posisi yang diumumkan pada Oktober 2022, yang diterapkan sesuai rencana, Philips akan mengurangi tenaga kerjanya dengan tambahan 6.000 peran secara global pada tahun 2025, di mana 3.000 di antaranya akan dilaksanakan pada tahun 2023 sejalan dengan peraturan dan proses lokal yang relevan," papar pernyataan perusahaan itu.
Perusahaan menjelaskan keputusan untuk mengurangi tenaga kerja dengan perlunya restrukturisasi di bawah strategi kinerja tinggi yang baru.
Pada tahun 2022, perusahaan menghadapi kerugian serius yang antara lain disebabkan penarikan kembali alat bantu pernapasan Respironics.
“Memperkuat keselamatan dan kualitas pasien adalah prioritas tertinggi Philips. Ini termasuk menyelesaikan program penarikan dan pengujian Respironics pada tahun 2023 dan mengelola dampak keputusan persetujuan yang diusulkan, serta penyelidikan yang sedang berlangsung oleh Departemen Kehakiman AS dan litigasi terkait penarikan Respironics," ungkap perusahaan itu.
Per Desember 2022, Philips mempekerjakan sekitar 77.000 orang di penjuru dunia.
Lihat Juga: Presiden Maladewa Pecat Lebih dari 225 Pejabat Politik Termasuk Menteri untuk Pangkas Biaya
(sya)