Ribuan Orang Turun ke Jalan-jalan Ibu Kota Peru Saat Kerusuhan Meluas

Jum'at, 20 Januari 2023 - 15:23 WIB
loading...
A A A
Pekan lalu, pemerintah Boluarte yang diperangi massa demonstran memperpanjang keadaan darurat di Lima dan wilayah selatan Puno dan Cusco, membatasi beberapa hak sipil.

Boluarte mengatakan situasi di negara itu "terkendali". Dia menyerukan dialog.

Presiden Peru itu telah meminta "pengampunan" atas kematian protes, bahkan ketika spanduk pengunjuk rasa melabelinya sebagai "pembunuh" dan menyebut pembunuhan oleh pasukan keamanan sebagai "pembantaian". Dia telah menolak seruan untuk mengundurkan diri.

Kelompok hak asasi manusia menuduh polisi dan tentara Peru menggunakan senjata api yang mematikan dalam mengatasi aksi protes tersebut. Sedangkan polisi mengatakan para pengunjuk rasa telah menggunakan senjata dan bahan peledak rakitan.

"Kami tidak akan melupakan rasa sakit yang ditimbulkan polisi di kota Juliaca," kata seorang pengunjuk rasa yang melakukan perjalanan ke Lima, yang tidak menyebutkan namanya. Dia merujuk ke kota tempat protes mematikan terjadi bulan ini.

"Kami wanita, pria, anak-anak harus berjuang," serunya.

Pengunjuk rasa lain menunjuk alasan strategis untuk menargetkan ibu kota pesisir.

"Kami ingin memusatkan gerakan kami di sini di Lima, yang merupakan jantung Peru, untuk melihat apakah mereka dipindahkan," kata pengunjuk rasa Domingo Cueva, yang melakukan perjalanan dari Cusco.

"Kami telah mengamati peningkatan represi di mana-mana," tambahnya.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2091 seconds (0.1#10.140)