Iran Ingatkan UE Konsekuensi Bila Tetapkan IRGC Sebagai Teroris
loading...
A
A
A
TEHERAN - Badan militer utama Iran memperingatkan Uni Eropa (UE) tentang "konsekuensi" dari menetapkan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) sebagai kelompok teror. Sebelumnya, setelah pemungutan suara, Parlemen Eropa mendesak Uni Eropa untuk menetapkan IRGC sebagai organisasi teroris.
Parlemen Eropa menyerukan penetapan itu karena aktivitas teroris IRGC , penindasan pengunjuk rasa, dan menyediakan drone bagi Rusia.
“Tindakan Parlemen Eropa baru-baru ini, selain tidak memiliki preseden dalam peraturan dan regulasi internasional, akan mempengaruhi keamanan regional dan global, dan Parlemen Eropa harus berhati-hati dengan konsekuensinya,” kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, yang bertanggung jawab untuk koordinasi antara tentara konvensional Iran dan IRGC, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara IRNA.
"Parlemen Eropa dipengaruhi oleh kebijakan permusuhan AS dan Israel," tambah pernyataan itu seperti dikutip dari Al Arabiya, .
Pernyataan itu juga menuduh kekuatan Barat berada di balik aksi protes anti-rezim di Iran.
Protes nasional meletus di Iran setelah kematian wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun Mahsa Amini dalam tahanan polisi pada 16 September.
Protes, yang dengan cepat meningkat menjadi seruan untuk menggulingkan Republik Islam, telah ditanggapi dengan tindakan kekerasan dari pihak berwenang.
Menurut kelompok hak asasi manusia, tindakan keras terhadap aksi demonstrasi di Iran mengakibatkan ratusan orang tewas dan ribuan lainnya ditangkap.
Teheran memandang protes itu sebagai "kerusuhan" yang didukung oleh kekuatan asing.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran mengatakan kepada kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa bahwa blok tersebut akan "menembak dirinya sendiri" dengan mendaftarkan IRGC sebagai kelompok teroris, lapor media pemerintah Iran.
Parlemen Eropa menyerukan penetapan itu karena aktivitas teroris IRGC , penindasan pengunjuk rasa, dan menyediakan drone bagi Rusia.
“Tindakan Parlemen Eropa baru-baru ini, selain tidak memiliki preseden dalam peraturan dan regulasi internasional, akan mempengaruhi keamanan regional dan global, dan Parlemen Eropa harus berhati-hati dengan konsekuensinya,” kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, yang bertanggung jawab untuk koordinasi antara tentara konvensional Iran dan IRGC, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara IRNA.
"Parlemen Eropa dipengaruhi oleh kebijakan permusuhan AS dan Israel," tambah pernyataan itu seperti dikutip dari Al Arabiya, .
Pernyataan itu juga menuduh kekuatan Barat berada di balik aksi protes anti-rezim di Iran.
Protes nasional meletus di Iran setelah kematian wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun Mahsa Amini dalam tahanan polisi pada 16 September.
Protes, yang dengan cepat meningkat menjadi seruan untuk menggulingkan Republik Islam, telah ditanggapi dengan tindakan kekerasan dari pihak berwenang.
Menurut kelompok hak asasi manusia, tindakan keras terhadap aksi demonstrasi di Iran mengakibatkan ratusan orang tewas dan ribuan lainnya ditangkap.
Teheran memandang protes itu sebagai "kerusuhan" yang didukung oleh kekuatan asing.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran mengatakan kepada kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa bahwa blok tersebut akan "menembak dirinya sendiri" dengan mendaftarkan IRGC sebagai kelompok teroris, lapor media pemerintah Iran.
(ian)