Jerman Emoh Kirim Tank Leoprad, Pejabat Ukraina Sewot
Kamis, 05 Januari 2023 - 19:36 WIB
KIEV - Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Alexey Danilov mengecam Kanselir Jerman Olaf Scholz karena menolak memasok tank tempur Leopard 2 yang modern ke Kiev.
Dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina telah menuntut Berlin untuk memasok tank Leopard 2, tetapi Scholz mengatakan bahwa negaranya hanya akan bertindak dalam koordinasi dengan sekutunya mengenai masalah ini. Menurut kanselir Jerman itu, tidak ada satu negara pun yang memasok tank Barat ke Kiev.
Menanggapi hal itu, Danilov mengatakan jika Jerman tidak memberikan tank kepada Ukrana, mereka akan menggunakannya untuk mempertahankan ibukotanya sendiri dari serbuah pasukan Rusia.
"Jika Scholz ingin Jerman mengerahkan tank Jerman untuk melawan Rusia di luar Berlin dan Stuttgart, dia dapat melanjutkan permainan ini, melakukan survei sosiologis apakah mereka perlu memberi kami tank atau tidak,” katanya saat berbicara kepada stasiun televisi Ukraina seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (5/1/2023).
Pejabat Ukraina itu menyoroti pentingnya konflik Ukraina bagi Eropa, menambahkan bahwa hal itu menimbulkan tantangan besar bagi wilayah tersebut.
“Negara-negara yang mengerti itu membantu kami dengan kapasitas 150%. Negara-negara yang perlahan menyadari perlunya mengatasi masalah ini, mereka juga mulai bertindak,” ujar Danilov.
Sementara Berlin telah menyediakan Kiev dengan persenjataan dalam jumlah besar, Berlin enggan untuk memasoknya dengan tank tempur Leopard 2 modern. Kanselir Jerman Olaf Scholz sebelumnya menjelaskan bahwa karena tidak ada negara lain yang menyediakan persenjataan setara untuk Ukraina, Berlin seharusnya tidak menjadi yang pertama melakukannya.
Jajak pendapat YouGov bulan Desember juga menunjukkan bahwa 45% orang Jerman tidak ingin negaranya mengirimkan tank Leopard 2 ke Kiev, dengan 33% lainnya mengatakan bahwa mereka mendukung langkah tersebut.
Pejabat Ukraina telah berulang kali menyuarakan ketidakpuasan atas sikap Jerman mengenai masalah tersebut, dengan Menteri Luar Negeri Dmitroy Kuleba bulan lalu mengatakan bahwa Kiev tidak mengerti mengapa Jerman mengirim artileri tetapi bukan kendaraan berat lapis baja.
Pada hari Senin, Michael Mueller, yang duduk di Komite Kebijakan Luar Negeri parlemen Jerman, mengatakan kepada media bahwa Berlin akan terus menahan diri dari langkah sepihak yang dianggap buruk, terutama dalam konteks pengiriman senjata.
"Pengiriman seperti itu hanya mungkin dilakukan dalam koordinasi dengan mitra NATO kami,” katanya.
Ia menambahkan bahwa blok militer pimpinan AS itu ingin menghindari menjadi pihak langsung dalam konflik Ukraina.
Moskow telah lama memperingatkan para pendukung Kiev agar tidak mengirim senjata ke Ukraina, dengan alasan bahwa itu hanya akan memperpanjang permusuhan. Presiden Rusia Vladimir Putin juga menuduh Barat mengubah Ukraina menjadi "koloni", dan menggunakan rakyatnya sebagai umpan meriam, pendobrak melawan Rusia.
Dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina telah menuntut Berlin untuk memasok tank Leopard 2, tetapi Scholz mengatakan bahwa negaranya hanya akan bertindak dalam koordinasi dengan sekutunya mengenai masalah ini. Menurut kanselir Jerman itu, tidak ada satu negara pun yang memasok tank Barat ke Kiev.
Menanggapi hal itu, Danilov mengatakan jika Jerman tidak memberikan tank kepada Ukrana, mereka akan menggunakannya untuk mempertahankan ibukotanya sendiri dari serbuah pasukan Rusia.
"Jika Scholz ingin Jerman mengerahkan tank Jerman untuk melawan Rusia di luar Berlin dan Stuttgart, dia dapat melanjutkan permainan ini, melakukan survei sosiologis apakah mereka perlu memberi kami tank atau tidak,” katanya saat berbicara kepada stasiun televisi Ukraina seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (5/1/2023).
Baca Juga
Pejabat Ukraina itu menyoroti pentingnya konflik Ukraina bagi Eropa, menambahkan bahwa hal itu menimbulkan tantangan besar bagi wilayah tersebut.
“Negara-negara yang mengerti itu membantu kami dengan kapasitas 150%. Negara-negara yang perlahan menyadari perlunya mengatasi masalah ini, mereka juga mulai bertindak,” ujar Danilov.
Sementara Berlin telah menyediakan Kiev dengan persenjataan dalam jumlah besar, Berlin enggan untuk memasoknya dengan tank tempur Leopard 2 modern. Kanselir Jerman Olaf Scholz sebelumnya menjelaskan bahwa karena tidak ada negara lain yang menyediakan persenjataan setara untuk Ukraina, Berlin seharusnya tidak menjadi yang pertama melakukannya.
Jajak pendapat YouGov bulan Desember juga menunjukkan bahwa 45% orang Jerman tidak ingin negaranya mengirimkan tank Leopard 2 ke Kiev, dengan 33% lainnya mengatakan bahwa mereka mendukung langkah tersebut.
Pejabat Ukraina telah berulang kali menyuarakan ketidakpuasan atas sikap Jerman mengenai masalah tersebut, dengan Menteri Luar Negeri Dmitroy Kuleba bulan lalu mengatakan bahwa Kiev tidak mengerti mengapa Jerman mengirim artileri tetapi bukan kendaraan berat lapis baja.
Pada hari Senin, Michael Mueller, yang duduk di Komite Kebijakan Luar Negeri parlemen Jerman, mengatakan kepada media bahwa Berlin akan terus menahan diri dari langkah sepihak yang dianggap buruk, terutama dalam konteks pengiriman senjata.
"Pengiriman seperti itu hanya mungkin dilakukan dalam koordinasi dengan mitra NATO kami,” katanya.
Ia menambahkan bahwa blok militer pimpinan AS itu ingin menghindari menjadi pihak langsung dalam konflik Ukraina.
Moskow telah lama memperingatkan para pendukung Kiev agar tidak mengirim senjata ke Ukraina, dengan alasan bahwa itu hanya akan memperpanjang permusuhan. Presiden Rusia Vladimir Putin juga menuduh Barat mengubah Ukraina menjadi "koloni", dan menggunakan rakyatnya sebagai umpan meriam, pendobrak melawan Rusia.
(ian)
tulis komentar anda