89 Tentara Rusia Terbunuh Rudal Ukraina karena Pakai Ponsel, Kerabat Korban Marah
loading...
A
A
A
MOSKOW - Gara-gara menggunakan ponsel, 89 tentara Rusia yang baru direkrut terlacak dan terbunuh oleh rudal Ukraina di wilayah Makiivka. Kerabat korban marah dan menyerukan militer Moskow membalaskan kematian para korban.
Kementerian Pertahanan di Moskow pada hari Rabu membenarkan insiden tragis itu dengan menyalahkan penggunaan ponsel oleh para tentara. Insiden itu telah memicu kemarahan di antara kerabat korban.
Pejabat kementerian tersebut, Letnan Jenderal Sergei Sevryukov, mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa sebuah komisi sedang bekerja untuk menyelidiki keadaan dari apa yang telah terjadi.
“Tetapi sudah jelas bahwa alasan utama...adalah pengaktifan dan penggunaan ponsel besar-besaran oleh personel dalam jangkauan senjata musuh yang bertentangan dengan larangan tersebut,” katanya, seperti dikutip The Guardian, Kamis (5/1/2023).
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan memberikan semua bantuan dan dukungan yang diperlukan kepada keluarga korban tewas dan menghukum mereka yang diduga bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Tanggapan cepat pejabat Rusia, yang mengakui korban massal di Makiivka, Donetsk, sehari setelah serangan rudal, akan dilihat sebagai upaya meredakan kemarahan publik.
Kremlin sebelumnya dituduh menyembunyikan informasi tentang kematian massal tentaranya.
Reaksi Kremlin berbeda dengan tenggelamnya kapal penjelajah utama Moskva April lalu, yang sampai saat ini tidak mengakui bahwa kapal itu dihantam rudal Ukraina. Sekarang Kremlin hanya butuh beberapa hari untuk mengakui bahwa para personel wajib militer telah meninggal dalam insiden menyakitkan tersebut.
Beberapa kerabat di kota Samara, Rusia selatan, di mana banyak dari wajib militer Makiivka berasal, mengkritik versi resmi Kementerian Pertahanan pada hari Rabu, mengeklaim militer mengkambinghitamkan orang-orang yang mereka cintai.
Kementerian Pertahanan di Moskow pada hari Rabu membenarkan insiden tragis itu dengan menyalahkan penggunaan ponsel oleh para tentara. Insiden itu telah memicu kemarahan di antara kerabat korban.
Pejabat kementerian tersebut, Letnan Jenderal Sergei Sevryukov, mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa sebuah komisi sedang bekerja untuk menyelidiki keadaan dari apa yang telah terjadi.
“Tetapi sudah jelas bahwa alasan utama...adalah pengaktifan dan penggunaan ponsel besar-besaran oleh personel dalam jangkauan senjata musuh yang bertentangan dengan larangan tersebut,” katanya, seperti dikutip The Guardian, Kamis (5/1/2023).
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan memberikan semua bantuan dan dukungan yang diperlukan kepada keluarga korban tewas dan menghukum mereka yang diduga bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Tanggapan cepat pejabat Rusia, yang mengakui korban massal di Makiivka, Donetsk, sehari setelah serangan rudal, akan dilihat sebagai upaya meredakan kemarahan publik.
Kremlin sebelumnya dituduh menyembunyikan informasi tentang kematian massal tentaranya.
Reaksi Kremlin berbeda dengan tenggelamnya kapal penjelajah utama Moskva April lalu, yang sampai saat ini tidak mengakui bahwa kapal itu dihantam rudal Ukraina. Sekarang Kremlin hanya butuh beberapa hari untuk mengakui bahwa para personel wajib militer telah meninggal dalam insiden menyakitkan tersebut.
Beberapa kerabat di kota Samara, Rusia selatan, di mana banyak dari wajib militer Makiivka berasal, mengkritik versi resmi Kementerian Pertahanan pada hari Rabu, mengeklaim militer mengkambinghitamkan orang-orang yang mereka cintai.