Giliran Arab Saudi dan UEA Kutuk 'Penyerbuan' Menteri Israel ke Masjid Al-Aqsa
Rabu, 04 Januari 2023 - 05:16 WIB
RIYADH - Dua negara Timur Tengah , Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), mengikuti jejak Yordania yang mengutuk "penyerbuan" halaman Masjid al-Aqsa oleh seorang pejabat Israel .
Pada hari Selasa, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Yerusalem yang menampung tempat suci umat Islam itu. Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menyebut langkah itu adalah upaya untuk mengubah masjid menjadi "kuil Yahudi."
Kompleks ini adalah situs tersuci ketiga Islam setelah Makkah dan Madinah serta situs paling suci Yudaisme, sisa dari dua kuil kuno agama.
“Arab Saudi mengutuk tindakan provokatif seorang pejabat Israel yang menyerbu halaman masjid al-Aqsa,” kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (4/1/2023).
Kerajaan di Teluk Arab itu juga mencatat praktik otoritas pendudukan Israel yang merusak upaya perdamaian internasional dan melanggar prinsip dan norma internasional tentang menghormati kesucian agama.
Kementerian tersebut juga menegaskan kembali sikap solid Arab Saudi untuk mendukung saudara-saudara Palestina, dan menyuarakan dukungan Kerajaan atas semua upaya yang bertujuan untuk mengakhiri pendudukan dan mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk memungkinkan Palestina mendirikan negara merdeka di sepanjang perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
UEA juga mengutuk “penyerbuan” halaman masjid oleh menteri Israel itu.
Kementerian Luar Negeri UEA menegaskan kembali pentingnya memberikan perlindungan penuh Masjid al-Aqsa dan mengakhiri pelanggaran berbahaya dan provokatif di sana.
Kementerian itu juga meminta otoritas Israel untuk "mengurangi eskalasi" dan mendesak mereka agar tidak mengambil langkah apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan dan ketidakstabilan di wilayah tersebut.
Kementerian tersebut juga menegaskan kembali dukungannya terhadap upaya regional dan internasional yang bertujuan untuk mendorong proses perdamaian ke depan di Timur Tengah dan mengakhiri “tindakan tidak sah” yang mengancam pencapaian solusi dua negara dan pembentukan negara Palestina di sepanjang perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Sebelumnya, Yordania juga mengutuk dengan istilah “paling keras” kunjungan Ben-Gvir ke kompleks Masjid al-Aqsa.
"Yordania mengutuk dengan sangat keras penyerbuan Masjid al-Aqsa dan melanggar kesuciannya," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Yordania.
Pada hari Selasa, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Yerusalem yang menampung tempat suci umat Islam itu. Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menyebut langkah itu adalah upaya untuk mengubah masjid menjadi "kuil Yahudi."
Kompleks ini adalah situs tersuci ketiga Islam setelah Makkah dan Madinah serta situs paling suci Yudaisme, sisa dari dua kuil kuno agama.
“Arab Saudi mengutuk tindakan provokatif seorang pejabat Israel yang menyerbu halaman masjid al-Aqsa,” kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (4/1/2023).
Kerajaan di Teluk Arab itu juga mencatat praktik otoritas pendudukan Israel yang merusak upaya perdamaian internasional dan melanggar prinsip dan norma internasional tentang menghormati kesucian agama.
Kementerian tersebut juga menegaskan kembali sikap solid Arab Saudi untuk mendukung saudara-saudara Palestina, dan menyuarakan dukungan Kerajaan atas semua upaya yang bertujuan untuk mengakhiri pendudukan dan mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk memungkinkan Palestina mendirikan negara merdeka di sepanjang perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
UEA juga mengutuk “penyerbuan” halaman masjid oleh menteri Israel itu.
Kementerian Luar Negeri UEA menegaskan kembali pentingnya memberikan perlindungan penuh Masjid al-Aqsa dan mengakhiri pelanggaran berbahaya dan provokatif di sana.
Kementerian itu juga meminta otoritas Israel untuk "mengurangi eskalasi" dan mendesak mereka agar tidak mengambil langkah apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan dan ketidakstabilan di wilayah tersebut.
Kementerian tersebut juga menegaskan kembali dukungannya terhadap upaya regional dan internasional yang bertujuan untuk mendorong proses perdamaian ke depan di Timur Tengah dan mengakhiri “tindakan tidak sah” yang mengancam pencapaian solusi dua negara dan pembentukan negara Palestina di sepanjang perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Sebelumnya, Yordania juga mengutuk dengan istilah “paling keras” kunjungan Ben-Gvir ke kompleks Masjid al-Aqsa.
"Yordania mengutuk dengan sangat keras penyerbuan Masjid al-Aqsa dan melanggar kesuciannya," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Yordania.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda