Pakistan Gempar, Wanita Hindu Dibunuh Secara Brutal dan Dimutilasi

Jum'at, 30 Desember 2022 - 19:34 WIB
Seorang wanita Hindu dibunuh secara brutal dan dimutilasi di Pakistan. Pembunuhan ini memicu kepanikan dan kemarahan di antara komunitas Hindu setempat. Foto/Twitter @KeshooBai
ISLAMABAD - Seorang wanita Hindu berusia 44 tahun dibunuh secara brutal dan tubuhnya ditemukan dimutilasi di ladang sawi di provinsi Sindh, Pakistan .

Pembunuhan brutal ini memicu kegemparan dan kepanikan di antara komunitas Hindu setempat. Mereka menggelar protes untuk menyuarakan kemarahan.

Korban diketahui bernama Daya Bheel, seorang janda. Pembunuhan brutal ini terjadi di Sinjhiro, sebuah kota di distrik Sanghar, provinsi Sindh.



Krishna Kumari, seorang senator Hindu dari Partai Rakyat Pakistan di provinsi Sindh, berkomentar di Twitter tentang pembunuhan Daya Bheel.



"Daya Bheel tiba-tiba menghilang dari ladang pertanian kemarin di dekat Sinjhoro. Jasadnya ditemukan dalam kondisi sangat memprihatinkan di ladang sawi. Kepalanya terpisah dari badannya," bunyi tweet Kumari.

Jasad Daya Bheel yang dimutilasi ditemukan pada 27 Desember, setelah putranya; Soomar, pergi mencarinya di ladang sawi.

"Apa yang menyakitkan bagi kami (keluarga) adalah cara dia dibunuh," kata Soomar kepada PTI, Jumat (30/12/2022).

"Ketika ibu saya tidak kembali, kami keluar untuk mencarinya dan setelah berjam-jam mencari, kami menemukan tubuhnya yang dimutilasi di ladang," ujarnya.

Korban meninggalkan empat anak.

Insiden tersebut telah memicu kegemparan di antara komunitas Hindu di provinsi tersebut, yang melakukan protes di distrik Sanghar menuntut tindakan polisi segera.

Polisi Sindh telah membentuk tim investigasi gabungan untuk menyelidiki pembunuhan tersebut.

Umat Hindu membentuk komunitas minoritas terbesar di Pakistan.

Menurut perkiraan resmi, 750.000 umat Hindu tinggal di negara tersebut.

Kebanyakan penduduk Hindu Pakistan bermukim di provinsi Sindh di mana mereka berbagi budaya, tradisi, dan bahasa dengan penduduk Muslim.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More