Profil Emmanuel Macron, Presiden Prancis yang Rangkulannya Diacuhkan Mbappe

Selasa, 20 Desember 2022 - 20:39 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron mencoba menghibur striker tim nasional Prancis Kylian Mbappe. Foto/The Telegraph
JAKARTA - Emmanuel Macron sempat menyaksikan laga final Piala Dunia 2022 , sayang negaranya harus menelan kekalahan dari sang lawan Argentina.

Usai pertandingan dirinya sempat memberikan sapaan hangat dan pelukan pada Kylian Mbappe yang merupakan pahlawan Prancis pada laga tersebut.

Pelukan ini datang ketika Mbappe mendapatkan penghargaan top skor Piala Dunia 2022. Dilansir dari skynews.com.au, Emmanuel Macron memeluknya dan meletakkan tangannya di belakang lehernya, tetapi Mbappe tidak membalas dan mengulurkan tangan ke orang berikutnya dalam antrian.

Namun hal tersebut tak ditanggapi serius oleh sang presiden. Emmanuel Macron bahkan memuji penampilan timnas Prancis dan Kylian Mbappe atas comeback yang mereka lakukan.



Melansir dari Britanica, Emmanuel Macron lahir pada 21 Desember 1977 di Amiens, Prancis. Dia terpilih sebagai presiden pada pemilu 2017 lalu.

Presiden kelima ini merupakan kepala negara termuda Prancis sejak Napoleon I. Dia kembali terpilih pada tahun 2022, dan menjadi presiden Prancis pertama dalam dua dekade yang menjabat selama dua periode.

Macron merupakan anak tertua dari tiga bersaudara, orang tuanya merupakan seorang dokter. Dia juga telah terkenal sebagai anak yang cerdas sejak kecil.

Emmanuel Macron menyelesaikan gelar sarjananya di Lycée Henri-IV yang bergengsi di Paris sebelum mempelajari kebijakan internasional dan pelayanan publik di grande école Sciences Po, untuk mendapat gelar masternya.

Kemudian pada tahun 2004, dia mulai terjun ke dunia politik dan menjabat sebagai inspektur keuangan untuk Kementerian Ekonomi dan Keuangan Prancis.

Kemudian ketika Hollande terpilih sebagai Presiden Prancis pada tahun 2012, Macron sempat ditugaskan untuk menyelesaikan masalah keuangan.

Tantangan awal ini diselesaikannya dengan membantu menengahi kompromi dengan Jerman atas krisis zona euro yang sedang berlangsung.

Pada tahun 2014, dia dipercaya untuk menjabat sebagai sebagai menteri ekonomi, industri, dan data digital Perancis. Tahun berikutnya, dia merumuskan serangkaian langkah-langkah deregulasi untuk membantu ekonomi.

Barulah pada tahun 2017 dia membulatkan tekad untuk mencalonkan diri. Meski tak punya pengalaman terkait kepemimpinan, Macron maju hanya bermodal proposal penurunan pajak, reformasi kesejahteraan, dan menyediakan sumber daya untuk pertahanan, energi, lingkungan, dan transportasi.

Akhirnya dia dinobatkan sebagai Presiden Prancis setelah mengalahkan Marine Le Pen dari Front Nasional dengan suara lebih dari 66 %.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More