Pablo Escobar, Gembong Narkoba yang Hampir Jadi Presiden Kolombia
Senin, 19 Desember 2022 - 23:45 WIB
BOGOTA - Sosok Pablo Escobar tentu sudah tak asing lagi bagi sebagian orang. Pria bernama lengkap Pablo Emilio Escobar Gaviria ini dikenal sebagai gembong narkoba kelas kakap Kolombia .
Mengutip informasi dari laman Insight Crime, Senin (19/12/2022), Escobar memimpin Kartel Medellin sejak tahun 1970-an hingga awal 1990-an. Pada perkembangannya, pria berjuluk “El Patron” ini disebut sebagai pelopor perdagangan kokain dalam skala internasional.
Pablo Escobar lahir di Rionegro, Kolombia, pada 1 Desember 1949. Dalam riwayatnya, dia berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana. Escobar kecil harus putus sekolah karena keluarganya tidak sanggup membiayai pendidikannya. Setelahnya, dia mulai terjerumus ke hal-hal buruk yang mengarah ke tindakan kriminal.
Awalnya, dia mulai melakukan tindak kejahatan seperti menyelundupkan peralatan stereo, hingga mencuri batu nisan dengan tujuan dijual kembali. Barulah sekitar 1970-an, dia bersama Ochoa bersaudara (Jorge, Juan, Fabio) terjun ke perdagangan Kokain di Kolombia.
Di sana, Escobar mendirikan sebuah kartel narkoba bernama Medellin. Seiring waktu, bisnisnya ini terus berkembang dan berjalan lancar. El Patron mengalami puncak penjualan pada kurun 1980 hingga awal 1990-an. Kala itu ia berhasil mengendalikan hampir seluruh pasokan kokain, termasuk pengiriman dari negara-negara lain seperti Peru, hingga Bolivia ke Kolombia.
Pada 1980-an, Medellin diperkirakan telah memasok lebih dari 80 persen kokain yang dikirim ke Amerika Serikat. Tercatat, per harinya mereka bisa mengirim sampai 15 ton banyaknya.
Tak seperti gembong narkoba lain, Pablo Escobar tak takut untuk memamerkan kekayaannya. Tercatat, selama pertengahan 1980-an, Medellin diperkirakan memiliki pendapatan hingga USD420 juta per minggu.
Dalam statusnya sebagai bos kartel Medellin, Escobar menampilkan dirinya sebagai sosok populis, yakni mendapat diskriminasi dari kelas atas karena latar belakangnya, serta suka membantu orang-orang miskin.
Faktanya, meski memiliki harta yang sangat banyak, dia tidak bisa masuk ke kalangan elit di berbagai sektor. Bahkan, di politik Escobar juga dikeluarkan dari Partai Liberal Kolombia dan dilucuti jabatannya sebagai wakil anggota Kongres.
Dalam salah satu riwayat hidupnya, Pablo Escobar pernah berniat untuk menjadi Presiden Kolombia. Dikutip dari laman Biography, El Patron pernah memberi tahu keluarga dan rekan-rekannya bahwa dia ingin menjadi Presiden Kolombia.
Sekitar tahun 1982, Escobar memang terpilih sebagai salah satu anggota pengganti Kongres Kolombia. Namun, perlahan identitasnya mulai terbongkar dan terpaksa mengundurkan diri.
Menyadari kesempatannya untuk menjadi Presiden hilang, Escobar melampiaskan amarahnya dengan membunuh lawan-lawannya. Tercatat korbannya ada 3 calon presiden, jaksa agung, puluhan hakim, serta 1.000 petugas polisi.
Di akhir hayatnya, Pablo Escobar tewas pada 2 Desember 1993. Saat itu, tempat persembunyiannya di Medellin ditemukan. Pengejaran pun terjadi dan menyebabkan terbunuhnya bos narkoba ini.
Mengutip informasi dari laman Insight Crime, Senin (19/12/2022), Escobar memimpin Kartel Medellin sejak tahun 1970-an hingga awal 1990-an. Pada perkembangannya, pria berjuluk “El Patron” ini disebut sebagai pelopor perdagangan kokain dalam skala internasional.
Pablo Escobar lahir di Rionegro, Kolombia, pada 1 Desember 1949. Dalam riwayatnya, dia berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana. Escobar kecil harus putus sekolah karena keluarganya tidak sanggup membiayai pendidikannya. Setelahnya, dia mulai terjerumus ke hal-hal buruk yang mengarah ke tindakan kriminal.
Awalnya, dia mulai melakukan tindak kejahatan seperti menyelundupkan peralatan stereo, hingga mencuri batu nisan dengan tujuan dijual kembali. Barulah sekitar 1970-an, dia bersama Ochoa bersaudara (Jorge, Juan, Fabio) terjun ke perdagangan Kokain di Kolombia.
Di sana, Escobar mendirikan sebuah kartel narkoba bernama Medellin. Seiring waktu, bisnisnya ini terus berkembang dan berjalan lancar. El Patron mengalami puncak penjualan pada kurun 1980 hingga awal 1990-an. Kala itu ia berhasil mengendalikan hampir seluruh pasokan kokain, termasuk pengiriman dari negara-negara lain seperti Peru, hingga Bolivia ke Kolombia.
Pada 1980-an, Medellin diperkirakan telah memasok lebih dari 80 persen kokain yang dikirim ke Amerika Serikat. Tercatat, per harinya mereka bisa mengirim sampai 15 ton banyaknya.
Baca Juga
Tak seperti gembong narkoba lain, Pablo Escobar tak takut untuk memamerkan kekayaannya. Tercatat, selama pertengahan 1980-an, Medellin diperkirakan memiliki pendapatan hingga USD420 juta per minggu.
Dalam statusnya sebagai bos kartel Medellin, Escobar menampilkan dirinya sebagai sosok populis, yakni mendapat diskriminasi dari kelas atas karena latar belakangnya, serta suka membantu orang-orang miskin.
Faktanya, meski memiliki harta yang sangat banyak, dia tidak bisa masuk ke kalangan elit di berbagai sektor. Bahkan, di politik Escobar juga dikeluarkan dari Partai Liberal Kolombia dan dilucuti jabatannya sebagai wakil anggota Kongres.
Dalam salah satu riwayat hidupnya, Pablo Escobar pernah berniat untuk menjadi Presiden Kolombia. Dikutip dari laman Biography, El Patron pernah memberi tahu keluarga dan rekan-rekannya bahwa dia ingin menjadi Presiden Kolombia.
Sekitar tahun 1982, Escobar memang terpilih sebagai salah satu anggota pengganti Kongres Kolombia. Namun, perlahan identitasnya mulai terbongkar dan terpaksa mengundurkan diri.
Menyadari kesempatannya untuk menjadi Presiden hilang, Escobar melampiaskan amarahnya dengan membunuh lawan-lawannya. Tercatat korbannya ada 3 calon presiden, jaksa agung, puluhan hakim, serta 1.000 petugas polisi.
Di akhir hayatnya, Pablo Escobar tewas pada 2 Desember 1993. Saat itu, tempat persembunyiannya di Medellin ditemukan. Pengejaran pun terjadi dan menyebabkan terbunuhnya bos narkoba ini.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(esn)
tulis komentar anda