Kanselir Jerman: Barat Seharusnya Tidak Berhenti Berdialog dengan Rusia
Minggu, 18 Desember 2022 - 13:03 WIB
BERLIN - Negara-negara Barat tidak boleh keluar dari pembicaraan dengan Rusia , terlepas dari seberapa besar "perbedaan" antara kedua belah pihak. Hal itu diungkapkan Kanselir Jerman Olaf Scholz kepada surat kabar Jerman SZ dalam sebuah wawancara.
Menurut Scholz,keluar dari pembicaraan apa pun dengan Moskow hanya akan mempersulit tugas mengakhiri konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
"Yang penting adalah, terlepas dari perbedaan besar dalam posisi (kami), kami tidak membiarkan utas pembicaraan dengan Rusia terputus," kata Scholz.
"Jika kita tidak berbicara, Rusia akan semakin kecil kemungkinannya untuk mengakhiri perang," imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (18/12/2022).
Kanselir Jerman itu masih menyalahkan Moskow atas konflik yang sedang berlangsung dengan Kiev dan berpendapat bahwa Rusialah yang harus proaktif dalam menghentikan aksi militer. Namun, ia juga menganjurkan solusi yang dinegosiasikan daripada solusi militer.
"Untuk ini, perlu dibicarakan," cetusnya kepada SZ.
Ketika ditanya tentang kapan akan ada jendela untuk negosiasi, Scholz mengatakan bahwa waktunya sebenarnya sudah lama tiba.
"Setelah perang ini berakhir dan kita berhadapan dengan Rusia yang berbeda...mampu berdamai, kita mungkin dapat hidup bersama lagi," Scholz mengungkapkan harapannya, namun tidak merinci apa yang dia maksud dengan "Rusia yang berbeda."
Scholz juga dan sekali lagi menguraikan posisi Berlin tentang pengiriman senjata ke Ukraina, dengan mengatakan bahwa Jerman akan mengirim senjata modern ke Kiev tetapi juga akan berusaha untuk mencegah konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia serta tidak akan mengambil langkah apa pun di bidang bantuan militer saja.
Kanselir Jerman itu telah berulang kali menyerukan dialog lanjutan dengan Moskow, dengan alasan bahwa itu adalah satu-satunya pilihan yang layak untuk mengakhiri pertempuran di Ukraina.
Sebelumnya pada bulan Desember, dia membela keputusannya untuk "terus berbicara" dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Scholz mengatakan dia ingin hidup untuk melihat saat ketika mungkin "keluar dari situasi ini."
Scholz dan Putin berbicara melalui telepon pada 2 Desember. Menurut Kremlin, keduanya membahas berbagai aspek situasi di Ukraina. Scholz kemudian mengatakan dia mengutuk serangan udara Rusia terhadap apa yang disebutnya infrastruktur sipil di Ukraina.
Dalam wawancara dengan SZ, dia juga menyebut serangan udara ini sebagai pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional.
Pasukan Rusia telah menargetkan beberapa fasilitas infrastruktur energi Ukraina sejak Oktober. Kementerian Pertahanan Rusia percaya ini sangat penting untuk kemampuan militer Kiev.
Menurut Scholz,keluar dari pembicaraan apa pun dengan Moskow hanya akan mempersulit tugas mengakhiri konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
"Yang penting adalah, terlepas dari perbedaan besar dalam posisi (kami), kami tidak membiarkan utas pembicaraan dengan Rusia terputus," kata Scholz.
"Jika kita tidak berbicara, Rusia akan semakin kecil kemungkinannya untuk mengakhiri perang," imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (18/12/2022).
Kanselir Jerman itu masih menyalahkan Moskow atas konflik yang sedang berlangsung dengan Kiev dan berpendapat bahwa Rusialah yang harus proaktif dalam menghentikan aksi militer. Namun, ia juga menganjurkan solusi yang dinegosiasikan daripada solusi militer.
"Untuk ini, perlu dibicarakan," cetusnya kepada SZ.
Ketika ditanya tentang kapan akan ada jendela untuk negosiasi, Scholz mengatakan bahwa waktunya sebenarnya sudah lama tiba.
"Setelah perang ini berakhir dan kita berhadapan dengan Rusia yang berbeda...mampu berdamai, kita mungkin dapat hidup bersama lagi," Scholz mengungkapkan harapannya, namun tidak merinci apa yang dia maksud dengan "Rusia yang berbeda."
Scholz juga dan sekali lagi menguraikan posisi Berlin tentang pengiriman senjata ke Ukraina, dengan mengatakan bahwa Jerman akan mengirim senjata modern ke Kiev tetapi juga akan berusaha untuk mencegah konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia serta tidak akan mengambil langkah apa pun di bidang bantuan militer saja.
Baca Juga
Kanselir Jerman itu telah berulang kali menyerukan dialog lanjutan dengan Moskow, dengan alasan bahwa itu adalah satu-satunya pilihan yang layak untuk mengakhiri pertempuran di Ukraina.
Sebelumnya pada bulan Desember, dia membela keputusannya untuk "terus berbicara" dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Scholz mengatakan dia ingin hidup untuk melihat saat ketika mungkin "keluar dari situasi ini."
Scholz dan Putin berbicara melalui telepon pada 2 Desember. Menurut Kremlin, keduanya membahas berbagai aspek situasi di Ukraina. Scholz kemudian mengatakan dia mengutuk serangan udara Rusia terhadap apa yang disebutnya infrastruktur sipil di Ukraina.
Dalam wawancara dengan SZ, dia juga menyebut serangan udara ini sebagai pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional.
Pasukan Rusia telah menargetkan beberapa fasilitas infrastruktur energi Ukraina sejak Oktober. Kementerian Pertahanan Rusia percaya ini sangat penting untuk kemampuan militer Kiev.
(ian)
tulis komentar anda