Putin Kumpulkan Jenderal Rusia, Minta Usulan Taktik Perang Ukraina
Minggu, 18 Desember 2022 - 00:11 WIB
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin telah menggelar pertemuan dengan para komandan militer Rusia untuk membahas operasi militer Moskow di Ukraina . Dalam pertemuan itu, presiden meminta usulan para jenderal perihal taktik jangka pendek dan jangka menengah untuk perang tersebut.
Pertemuan itu berlangsung hari Jumat, tapi baru diungkap Kremlin pada Sabtu (17/12/2022).
"Sepanjang Jumat, presiden bekerja di markas gabungan dari cabang-cabang militer yang terlibat dalam operasi militer khusus," bunyi pengumuman Kremlin, seperti dikutip Russia Today.
Pengumuman itu tidak memberikan rincian di mana pertemuan berlangsung.
Putin mendengar laporan tentang pekerjaan markas besar militer dan kemajuan kampanye militer di Ukraina. Pemimpin Rusia itu juga mengadakan konferensi bersama dan pertemuan terpisah dengan para komandan.
Foto-foto yang dirilis Kremlin menunjukkan pertemuan itu dihadiri oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu, Jenderal Valery Gerasimov yang menjabat sebagai kepala Staf Umum, dan Jenderal Sergey Surovikin yang menjabat sebagai komandan pasukan Rusia di Ukraina.
Video yang di-posting oleh Kremlin di Telegram menampilkan pidato pembukaan Putin di konferensi tersebut.
“Kami akan mendengarkan para komandan di setiap wilayah operasi, dan saya ingin mendengar usulan Anda mengenai tindakan jangka pendek dan jangka menengah kami," kata Presiden Putin.
Pertemuan itu terjadi setelah peringatan Putin pekan lalu bahwa operasi militer di Ukraina mungkin merupakan proses yang panjang.
Dia mencatat, bagaimanapun, bahwa Rusia telah mendapatkan beberapa keuntungan besar, merujuk pada Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, yang bersama dengan Wilayah Kherson dan Zaporizhzhia, memilih untuk bergabung dengan Rusia dalam referendum beberapa bulan lalu.
Ukraina dan Barat mengecam referendum itu, menyebutnya tidak sah dan menganggap Rusia melakukan pencaplokan wilayah atau aneksasi.
Pemimpin Rusia tersebut kemudian menjelaskan bahwa konflik Ukraina benar-benar dimulai pada tahun 2014, ketika AS mendukung kudeta nasionalis di Kiev, menggulingkan Viktor Yanukovich, presiden Ukraina yang terpilih secara demokratis.
Belakangan, Prancis dan Jerman membantu merundingkan gencatan senjata antara Kiev dan republik Donbass di Minsk, tetapi gagal memastikan gencatan senjata ditegakkan.
Terhadap latar belakang itu, Putin mengeklaim bahwa Moskow tidak punya banyak pilihan selain melakukan intervensi pada akhir Februari untuk mempertahankan republik Donbass dari Ukraina.
Pertemuan itu berlangsung hari Jumat, tapi baru diungkap Kremlin pada Sabtu (17/12/2022).
"Sepanjang Jumat, presiden bekerja di markas gabungan dari cabang-cabang militer yang terlibat dalam operasi militer khusus," bunyi pengumuman Kremlin, seperti dikutip Russia Today.
Pengumuman itu tidak memberikan rincian di mana pertemuan berlangsung.
Baca Juga
Putin mendengar laporan tentang pekerjaan markas besar militer dan kemajuan kampanye militer di Ukraina. Pemimpin Rusia itu juga mengadakan konferensi bersama dan pertemuan terpisah dengan para komandan.
Foto-foto yang dirilis Kremlin menunjukkan pertemuan itu dihadiri oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu, Jenderal Valery Gerasimov yang menjabat sebagai kepala Staf Umum, dan Jenderal Sergey Surovikin yang menjabat sebagai komandan pasukan Rusia di Ukraina.
Video yang di-posting oleh Kremlin di Telegram menampilkan pidato pembukaan Putin di konferensi tersebut.
“Kami akan mendengarkan para komandan di setiap wilayah operasi, dan saya ingin mendengar usulan Anda mengenai tindakan jangka pendek dan jangka menengah kami," kata Presiden Putin.
Pertemuan itu terjadi setelah peringatan Putin pekan lalu bahwa operasi militer di Ukraina mungkin merupakan proses yang panjang.
Dia mencatat, bagaimanapun, bahwa Rusia telah mendapatkan beberapa keuntungan besar, merujuk pada Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, yang bersama dengan Wilayah Kherson dan Zaporizhzhia, memilih untuk bergabung dengan Rusia dalam referendum beberapa bulan lalu.
Ukraina dan Barat mengecam referendum itu, menyebutnya tidak sah dan menganggap Rusia melakukan pencaplokan wilayah atau aneksasi.
Pemimpin Rusia tersebut kemudian menjelaskan bahwa konflik Ukraina benar-benar dimulai pada tahun 2014, ketika AS mendukung kudeta nasionalis di Kiev, menggulingkan Viktor Yanukovich, presiden Ukraina yang terpilih secara demokratis.
Belakangan, Prancis dan Jerman membantu merundingkan gencatan senjata antara Kiev dan republik Donbass di Minsk, tetapi gagal memastikan gencatan senjata ditegakkan.
Terhadap latar belakang itu, Putin mengeklaim bahwa Moskow tidak punya banyak pilihan selain melakukan intervensi pada akhir Februari untuk mempertahankan republik Donbass dari Ukraina.
(min)
tulis komentar anda