Aksi Protes Masuk Bulan Keempat, Demonstran Iran Kecam Keras Khamenei
Sabtu, 17 Desember 2022 - 14:35 WIB
TEHERAN - Ratusan orang turun ke jalan pada Jumat (16/12/2022) di wilayah tenggara Iran yang bergolak. Aksi protes ini telah memasuki bulan keempat, yang dipicu oleh kematian seorang wanita Kurdi, Mahsa Amini (22).
Iran telah melihat gelombang demonstrasi sejak kematian Amini di dalam tahanan pada 16 September. Amini ditangkap Polisi Moral Iran karena diduga melanggar aturan ketat berpakaian yang diterapkan negara untuk kaum perempuan.
Para pengunjuk rasa di Zahedan, ibu kota provinsi Sistan-Baluchestan, meneriakkan "Matilah diktator," membidik pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, menurut sebuah video yang dibagikan oleh kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo dan diverifikasi oleh AFP.
Gambar lain dari Zahedan menunjukkan kerumunan pria, beberapa mengangkat poster dengan slogan-slogan anti-rezim, dan sekelompok wanita berpakaian hitam berbaris di jalan terdekat, juga meneriakkan slogan-slogan.
Sistan-Baluchestan, di perbatasan tenggara Iran dengan Afghanistan dan Pakistan, sering menjadi tempat kekerasan mematikan, bahkan sebelum aksi protes nasional meletus. Minoritas Baluchi di provinsi itu, yang menganut Islam Sunni, telah lama mengeluhkan diskriminasi.
Kelompok hak asasi HRANA yang berbasis di AS mengatakan ratusan orang berunjuk rasa setelah salat Jumat di Zahedan, yang telah mengalami protes mingguan sejak pasukan keamanan menewaskan lebih dari 90 orang di kota itu pada 30 September, dalam apa yang dijuluki "Jumat Berdarah."
Demonstrasi, yang sebagian besar berlangsung damai, telah ditanggapi dengan tindakan keras oleh pasukan keamanan Iran yang telah menewaskan sedikitnya 458 pengunjuk rasa, menurut jumlah yang dikeluarkan pada 7 Desember oleh IHR yang berbasis di Norwegia.
Iran telah melihat gelombang demonstrasi sejak kematian Amini di dalam tahanan pada 16 September. Amini ditangkap Polisi Moral Iran karena diduga melanggar aturan ketat berpakaian yang diterapkan negara untuk kaum perempuan.
Baca Juga
Para pengunjuk rasa di Zahedan, ibu kota provinsi Sistan-Baluchestan, meneriakkan "Matilah diktator," membidik pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, menurut sebuah video yang dibagikan oleh kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo dan diverifikasi oleh AFP.
Gambar lain dari Zahedan menunjukkan kerumunan pria, beberapa mengangkat poster dengan slogan-slogan anti-rezim, dan sekelompok wanita berpakaian hitam berbaris di jalan terdekat, juga meneriakkan slogan-slogan.
Sistan-Baluchestan, di perbatasan tenggara Iran dengan Afghanistan dan Pakistan, sering menjadi tempat kekerasan mematikan, bahkan sebelum aksi protes nasional meletus. Minoritas Baluchi di provinsi itu, yang menganut Islam Sunni, telah lama mengeluhkan diskriminasi.
Kelompok hak asasi HRANA yang berbasis di AS mengatakan ratusan orang berunjuk rasa setelah salat Jumat di Zahedan, yang telah mengalami protes mingguan sejak pasukan keamanan menewaskan lebih dari 90 orang di kota itu pada 30 September, dalam apa yang dijuluki "Jumat Berdarah."
Demonstrasi, yang sebagian besar berlangsung damai, telah ditanggapi dengan tindakan keras oleh pasukan keamanan Iran yang telah menewaskan sedikitnya 458 pengunjuk rasa, menurut jumlah yang dikeluarkan pada 7 Desember oleh IHR yang berbasis di Norwegia.
tulis komentar anda