Kematian Akibat Covid-19 Turun di Eropa, Sejumlah Negara Perlonggar Lockdown
Selasa, 28 April 2020 - 11:14 WIB
Jumlah kasus infeksi virus corona di Italia menunjukkan penurunan hanya 260 kasus baru pada Minggu. Itu menjadi jumlah terendah sejak 14 Maret lalu. Jumlah total warga yang terinfeksi di Italia mencapai 197.675 kasus.
PM Italia Giuseppe Conte mengungkapkan, Italia akan mengizinkan gedung dan pabrik kembali beroperasi pada 4 Mei mendatang. Itu akan menjadi akhir isolasi wilayah terlama di Eropa selama dua bulan lebih.
“Kita memperkirakan tantangan yang kompleks,” kata Conte saat memaparkan peta jalan untuk menghidupkan kembali aktivitas ekonomi negara tersebut. “Kita akan hidup bersama virus corona dan kita akan mengadopsi setiap pencegahan yang akan dilakukan,” katanya.
Pabrik, perusahaan konstruksi dan ritel diizinkan beroperasi per 4 Mei mendatang. Khusus restoran dan bar akan dibuka kembali pada awal Juni, tetapi mereka tetap bisa melayani layanan antar. “Pembukaan kembali sesuai dengan kondisi di mana semua perusahaan harus mematuhi protokol keamanan di tempat kerja,” kata Conte. Namun, sekolah tetap akan ditutup hingga awal tahun ajaran baru pada September mendatang.
Namun, WHO menyatakan pasien sembuh tidak imun terhadap infeksi kedua. Karena itu, otoritas terkait di seluruh dunia diminta waspada agar tidak terjadi wabah Covid-19 gelombang kedua.
Wabah Covid-19 telah memaksa lebih dari separuh penduduk bumi mengisolasi diri di rumah dan menyebabkan resesi terburuk sejak be-berapa dekade terakhir. Sejauh ini total 203.000 orang telah tewas dalam lima bulan terakhir, separuh di antaranya merupakan penduduk Eropa.
Negara Eropa yang terdam-pak paling buruk, seperti Italia,Spanyol, Prancis, dan Inggris,melaporkan adanya perkem-bangan positif. Selain angka ke-matian menurun, angka pasienyang terinfeksi Covid-19 jugamulai melambat dibandingkandengan beberapa pekan lalu.
Di Swiss, salon, tempat spa,dan pusat perkebunan jugadiperbolehkan buka kembali.“Ya, bagus, tapi kami juga harusmulai membayar tagihan,” kataFlorian, manajer salon di Lau-sanne, Swiss. Dia menambah-kan, seluruh karyawannya akanmengenakan masker.
Saat ini perusahaan dan pemerintah dunia juga tidak bisa menghapus trauma akibat Covid-19. Beberapa pemerintah bahkan mengharuskan penduduknya memperoleh surat keterangan sehat sebelum bisa kembali bekerja atau pergi ke berbagai tempat.
“Saya berharap dapat memperoleh surat itu sehingga bisa menjenguk ibu saya,” kata Lothar Kopp, warga Berlin yang pernah terinfeksi Covid-19. (Muh Shamil)
PM Italia Giuseppe Conte mengungkapkan, Italia akan mengizinkan gedung dan pabrik kembali beroperasi pada 4 Mei mendatang. Itu akan menjadi akhir isolasi wilayah terlama di Eropa selama dua bulan lebih.
“Kita memperkirakan tantangan yang kompleks,” kata Conte saat memaparkan peta jalan untuk menghidupkan kembali aktivitas ekonomi negara tersebut. “Kita akan hidup bersama virus corona dan kita akan mengadopsi setiap pencegahan yang akan dilakukan,” katanya.
Pabrik, perusahaan konstruksi dan ritel diizinkan beroperasi per 4 Mei mendatang. Khusus restoran dan bar akan dibuka kembali pada awal Juni, tetapi mereka tetap bisa melayani layanan antar. “Pembukaan kembali sesuai dengan kondisi di mana semua perusahaan harus mematuhi protokol keamanan di tempat kerja,” kata Conte. Namun, sekolah tetap akan ditutup hingga awal tahun ajaran baru pada September mendatang.
Namun, WHO menyatakan pasien sembuh tidak imun terhadap infeksi kedua. Karena itu, otoritas terkait di seluruh dunia diminta waspada agar tidak terjadi wabah Covid-19 gelombang kedua.
Wabah Covid-19 telah memaksa lebih dari separuh penduduk bumi mengisolasi diri di rumah dan menyebabkan resesi terburuk sejak be-berapa dekade terakhir. Sejauh ini total 203.000 orang telah tewas dalam lima bulan terakhir, separuh di antaranya merupakan penduduk Eropa.
Negara Eropa yang terdam-pak paling buruk, seperti Italia,Spanyol, Prancis, dan Inggris,melaporkan adanya perkem-bangan positif. Selain angka ke-matian menurun, angka pasienyang terinfeksi Covid-19 jugamulai melambat dibandingkandengan beberapa pekan lalu.
Di Swiss, salon, tempat spa,dan pusat perkebunan jugadiperbolehkan buka kembali.“Ya, bagus, tapi kami juga harusmulai membayar tagihan,” kataFlorian, manajer salon di Lau-sanne, Swiss. Dia menambah-kan, seluruh karyawannya akanmengenakan masker.
Saat ini perusahaan dan pemerintah dunia juga tidak bisa menghapus trauma akibat Covid-19. Beberapa pemerintah bahkan mengharuskan penduduknya memperoleh surat keterangan sehat sebelum bisa kembali bekerja atau pergi ke berbagai tempat.
“Saya berharap dapat memperoleh surat itu sehingga bisa menjenguk ibu saya,” kata Lothar Kopp, warga Berlin yang pernah terinfeksi Covid-19. (Muh Shamil)
tulis komentar anda